Mohon tunggu...
A Syaifudin S
A Syaifudin S Mohon Tunggu... Buruh - Tukang kelontong dari sorga, hidup di dunia hanya numpang ketawa :D

Buku : Susah Tidur (Sekumpulan Bunga yang Gugur ) Suka telanjang saat mandi, dan tidur pada tempatnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puing-puing | Debat Anti Cenil Vs Anti Getuk

5 Januari 2019   10:49 Diperbarui: 5 Januari 2019   22:46 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"mak buat nanti sore arisan kayaknya perlu dibelikan getuk deh, untuk sajian" kata anak perempuan berambut keriting

"ah emak nggak suka getuk, dibelikan cenil saja lebih enak" kata ibunya yang rempong

"bagaimana kalau kita belikan dua -- duanya? atau ditambah dadar gulung singkong? Kue lapis singkong mungkin? Biar beraneka ragam mak, memiliki rasa nasionalisme gitu" ucap anaknya

" jangan terlalu banyak, beli cenil saja, banyak macamnya nanti malah nggak rata pembagiaanya, ada yang ini ada yang itu kan repot"

" tapi mak semuanya juga belum tentu suka cenil. Kayak bapak di rumah suka getuk, adek dirumah suka dadar gulung singkong, biar sama -- sama memakan makanan kesukaannya" kondisi semakin ramai, penjual hanya bengong melihat perdebatan singkat anak dan ibunya.

"eh neng, mending beli singkong saja nanti neng masak sesuka hati di rumah" kata penjual sambil mengangkat satu ikat singkong.

"pokoknya harus cenil, kalau  yang lain silahkan beli sendiri titik !" kata terakhir untuk anaknya. Akhirnya anak dan ibu tersebut hanya membeli beberapa bungkus cenil dan di bawanya pulang.

"bu ! itu satu ikat singkongnya saya beli" kata Buana sambil mengeluarkan uang.

"ini nak delapan ribu saja" sambil menyodorkan satu ikat singkong

Saat sang kakak membeli satu ikat singkong mentah adek -- adeknya tambah bingung, yang seharusnya beli makanan langsung jadi agar cepat dimakan tapi kakaknya beli singkong mentah tidak tahu nanti akan dibuat seperti apa, mereka bertiga menggelengkan kepala.

Akhirnya mereka berempat keluar dari pasar rakyat, tapi sayang tidak membeli makanan apapun kecuali singkong mentah yang dibawa Buana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun