https://www.youtube.com/watch?v=3d1q2IoBBBY
Sumber Pagar Kehiduman:Meningkatkan Talenta Muda Menyongsong Bonus Demografi 2030 melalui Koherensi
Oleh: Ahmad Rusdiana
Indonesia sedang bersiap menyongsong era bonus demografi pada tahun 2030. Dalam periode ini, proporsi penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya, menawarkan peluang emas bagi pertumbuhan ekonomi.Â
Untuk memanfaatkan peluang ini, pengembangan talenta muda menjadi kunci. F.W. Foerster, (dalam Mursalin, 2014), memberikan pandangan bahwa, "Salah satu karakter penting dalam pengembangan ini adalah koherensi, yang berarti konsistensi dalam tindakan dan keputusan serta keberanian dalam menerapkan kebijakan inovatif".Â
Artikel ini akan membahas bagaimana koherensi dapat meningkatkan talenta muda, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kreativitas dan kolaborasi, serta membentuk pemimpin masa depan yang adaptif dan berprinsip. Untuk lebih jelasnya mengenai Meningkatkan Talenta Muda Menyongsong Bonus Demografi Indonesia 2030 melalui Koherensi. Mari Kita breakdown, satu persatu:Â
Pertama: Koherensi dalam Kebijakan dan Tindakan; Koherensi dalam kepemimpinan berarti pemimpin harus konsisten dalam setiap kebijakan dan tindakan yang diambil.Â
Bagi talenta muda, konsistensi ini memberikan kepastian dan arah yang jelas. Ketika pemimpin menunjukkan konsistensi dalam mendukung inovasi dan pengembangan keterampilan, talenta muda merasa lebih termotivasi untuk berkreasi dan mengembangkan diri. Kebijakan yang koheren juga mengurangi kebingungan dan ketidakpastian, yang sering kali menjadi hambatan dalam proses belajar dan berinovasi.
Kedua: Membangun Kepercayaan Melalui Koherensi; Koherensi juga berperan dalam membangun kepercayaan antara pemimpin dan timnya. Ketika pemimpin selalu berpegang pada prinsip dan konsisten dalam tindakan, talenta muda akan merasa lebih percaya dan aman dalam lingkungan kerjanya.Â
Kepercayaan ini penting untuk menciptakan iklim kerja yang kondusif bagi kolaborasi dan kreativitas. Dengan adanya kepercayaan, talenta muda lebih berani mengemukakan ide-ide baru dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Ketiga: Model Kepemimpinan yang Adaptif dan Berprinsip; Pemimpin yang koheren menawarkan model yang jelas tentang bagaimana tetap setia pada prinsip sambil tetap adaptif terhadap perubahan.Â
Dalam era bonus demografi, di mana perubahan pasar dan teknologi akan terjadi dengan cepat, talenta muda perlu belajar bagaimana menghadapi perubahan tersebut tanpa kehilangan arah dan prinsip. Koherensi dalam kepemimpinan memberikan contoh nyata bagaimana menghadapi tantangan dan risiko dengan keberanian dan keteguhan, sekaligus tetap terbuka terhadap inovasi dan perubahan.
Pada prinsipnya untuk menghadapi bonus demografi 2030, pengembangan talenta muda Indonesia memerlukan kepemimpinan yang koheren. Pempimpin Sejati; Konsistensi dalam kebijakan dan tindakan, membangun kepercayaan, dan menjadi model kepemimpinan yang adaptif serta berprinsip adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan pengembangan keterampilan.Â
Allah SWT., berfirman Surah Al-Hud (11:112): "Maka tetaplah pada jalan yang lurus sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang-orang yang telah taubat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." Konsistensi adalah pilar penting dalam Islam, mencerminkan kesungguhan, integritas, dan kesetiaan dalam menjalankan ajaran agama.
Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan potensi bonus demografi secara maksimal, menciptakan generasi pemimpin yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan keberanian dan keteguhan. Wallahu A'lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H