Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Meningkatkan Talenta Muda dalam Menyongsong Bonus Demografi 2030 Melalui Koherensi

6 Juni 2024   23:48 Diperbarui: 7 Juni 2024   01:21 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber Pagar Kehiduman: https://www.youtube.com/watch?v=3d1q2IoBBBY

Meningkatkan Talenta Muda Menyongsong Bonus Demografi 2030 melalui Koherensi

Oleh: Ahmad Rusdiana

Indonesia sedang bersiap menyongsong era bonus demografi pada tahun 2030. Dalam periode ini, proporsi penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya, menawarkan peluang emas bagi pertumbuhan ekonomi. 

Untuk memanfaatkan peluang ini, pengembangan talenta muda menjadi kunci. F.W. Foerster, (dalam Mursalin, 2014), memberikan pandangan bahwa, "Salah satu karakter penting dalam pengembangan ini adalah koherensi, yang berarti konsistensi dalam tindakan dan keputusan serta keberanian dalam menerapkan kebijakan inovatif". 

Artikel ini akan membahas bagaimana koherensi dapat meningkatkan talenta muda, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kreativitas dan kolaborasi, serta membentuk pemimpin masa depan yang adaptif dan berprinsip. Untuk lebih jelasnya mengenai Meningkatkan Talenta Muda Menyongsong Bonus Demografi Indonesia 2030 melalui Koherensi. Mari Kita breakdown, satu persatu: 

Pertama: Koherensi dalam Kebijakan dan Tindakan; Koherensi dalam kepemimpinan berarti pemimpin harus konsisten dalam setiap kebijakan dan tindakan yang diambil. 

Bagi talenta muda, konsistensi ini memberikan kepastian dan arah yang jelas. Ketika pemimpin menunjukkan konsistensi dalam mendukung inovasi dan pengembangan keterampilan, talenta muda merasa lebih termotivasi untuk berkreasi dan mengembangkan diri. Kebijakan yang koheren juga mengurangi kebingungan dan ketidakpastian, yang sering kali menjadi hambatan dalam proses belajar dan berinovasi.

Kedua: Membangun Kepercayaan Melalui Koherensi; Koherensi juga berperan dalam membangun kepercayaan antara pemimpin dan timnya. Ketika pemimpin selalu berpegang pada prinsip dan konsisten dalam tindakan, talenta muda akan merasa lebih percaya dan aman dalam lingkungan kerjanya. 

Kepercayaan ini penting untuk menciptakan iklim kerja yang kondusif bagi kolaborasi dan kreativitas. Dengan adanya kepercayaan, talenta muda lebih berani mengemukakan ide-ide baru dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Ketiga: Model Kepemimpinan yang Adaptif dan Berprinsip; Pemimpin yang koheren menawarkan model yang jelas tentang bagaimana tetap setia pada prinsip sambil tetap adaptif terhadap perubahan. 

Dalam era bonus demografi, di mana perubahan pasar dan teknologi akan terjadi dengan cepat, talenta muda perlu belajar bagaimana menghadapi perubahan tersebut tanpa kehilangan arah dan prinsip. Koherensi dalam kepemimpinan memberikan contoh nyata bagaimana menghadapi tantangan dan risiko dengan keberanian dan keteguhan, sekaligus tetap terbuka terhadap inovasi dan perubahan.

Pada prinsipnya untuk menghadapi bonus demografi 2030, pengembangan talenta muda Indonesia memerlukan kepemimpinan yang koheren. Pempimpin Sejati; Konsistensi dalam kebijakan dan tindakan, membangun kepercayaan, dan menjadi model kepemimpinan yang adaptif serta berprinsip adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan pengembangan keterampilan. 

Allah SWT., berfirman Surah Al-Hud (11:112): "Maka tetaplah pada jalan yang lurus sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang-orang yang telah taubat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." Konsistensi adalah pilar penting dalam Islam, mencerminkan kesungguhan, integritas, dan kesetiaan dalam menjalankan ajaran agama.

Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan potensi bonus demografi secara maksimal, menciptakan generasi pemimpin yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan keberanian dan keteguhan. Wallahu A'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun