Manajemen Waktu: Mengeliminasi Pencurian Waktu untuk Talenta Muda Menuju Era Demografi 2030
Oleh: Ahmad Rusdiana
Menjelang era bonus demografi pada tahun 2030, Indonesia akan memiliki jumlah penduduk usia produktif yang sangat besar. Talenta muda memainkan peran penting dalam memanfaatkan potensi ini. Namun, agar mereka dapat berkontribusi secara maksimal, kemampuan manajemen waktu yang efektif sangat diperlukan.Â
Agnes Cornelia J Abi dan Kimiaus Saadah dalam jurnal mereka "Peran Time Management Terhadap Perilaku Dan Persepsi Mahasiswa Dalam Organisasi" (2018) menyebutkan bahwa eliminasi pencurian waktu merupakan salah satu elemen kunci dalam manajemen waktu yang sukses.Â
Artikel ini akan membahas bagaimana mengeliminasi pencurian waktu dapat meningkatkan produktivitas talenta muda dalam menghadapi era demografi 2030.Â
Untuk lebih jelasnya mengenai Mengeliminasi Pencurian Waktu untuk Talenta Muda Menuju Era Demografi 2030. Mari Kita breakdown, satu persatu:
Pertama: Manajemen Komunikasi Digital; Komunikasi digital seperti email, SMS, WhatsApp, dan panggilan telepon sering kali menjadi sumber gangguan yang signifikan. Untuk meningkatkan produktivitas, talenta muda perlu menjadwalkan waktu tertentu untuk membalas pesan-pesan ini.Â
Dengan mengalokasikan waktu khusus untuk memeriksa dan merespons komunikasi digital, mereka dapat menghindari gangguan terus-menerus yang mengganggu alur kerja mereka. Kecuali untuk panggilan darurat, disiplin dalam manajemen komunikasi digital dapat membantu talenta muda fokus pada tugas-tugas penting yang harus diselesaikan.
Kedua: Pembatasan Penggunaan Media Sosial; Media sosial adalah salah satu pencuri waktu terbesar dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun memiliki manfaatnya, penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dapat menghabiskan banyak waktu yang seharusnya digunakan untuk pekerjaan produktif.Â
Talenta muda harus membatasi waktu berselancar di media sosial selama jam kerja. Menetapkan aturan pribadi seperti hanya memeriksa media sosial pada waktu istirahat atau setelah jam kerja dapat membantu meningkatkan fokus dan efisiensi. Dengan demikian, mereka dapat memastikan bahwa waktu kerja digunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Â
Ketiga: Mengurangi Interaksi Non-Produktif; Interaksi dengan rekan kerja adalah bagian penting dari lingkungan kerja, namun, terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk ngobrol dapat mengurangi produktivitas.Â
Talenta muda perlu belajar mengurangi interaksi non-produktif selama jam kerja. Menetapkan batasan waktu untuk berbicara dengan rekan kerja dan mengarahkan pembicaraan ke topik yang relevan dengan pekerjaan dapat membantu menjaga fokus pada tugas-tugas penting. Dengan cara ini, mereka dapat mencapai target harian mereka lebih efisien dan tetap menjaga hubungan baik dengan rekan kerja.
Pada akhirnya mengeliminasi pencurian waktu adalah langkah penting dalam manajemen waktu yang efektif, terutama bagi talenta muda yang akan berperan besar dalam era bonus demografi 2030.Â
Semenjak diusirnya Iblis keluar dari surga ia bersumpah untuk menyesatkan seluruh anak adam dari jalan yang lurus. Iblis dan pengikutnya selalu meningkatkan keterampilan diri mereka dalam menggoda manusia.Â
Sumpah Iblis ini diabadikan dalam Al-Qur'an: "Iblis berkata: "Karena engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan engkau yang lurus. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. Al A'raf [7]: 16 -- 17). Â
Singkatnya Orang baik-baik bisa menyalahi perintah-perintah tuhan dan melakukan kejahatan. Maka barang siapa melanggar perintah tuhan, dia harus mendapatkan hukuman sebagai penebus dosa-dosa (Muhammad Husein, 2021: 71).
Dengan mengelola komunikasi digital, membatasi penggunaan media sosial, dan mengurangi interaksi non-produktif, talenta muda dapat meningkatkan produktivitas mereka secara signifikan. Manajemen waktu yang baik memungkinkan mereka untuk fokus pada pencapaian tujuan, memanfaatkan peluang, dan menghadapi tantangan di masa depan.Â
Dengan demikian, talenta muda Indonesia dapat memaksimalkan potensi mereka dan berkontribusi secara signifikan dalam kemajuan bangsa pada era demografi 2030.
Wallahu A'lam Bishowab