Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Pengawasan Waktu untuk Talenta Muda Menyongsong Era Demografi 2030

4 Juni 2024   21:45 Diperbarui: 4 Juni 2024   21:52 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: OSC tersedia di osc.medcom.id) 

Ketiga: Peningkatan Kualitas Hasil Kerja; Salah satu tujuan utama dari pengawasan waktu adalah memastikan kualitas pekerjaan yang dihasilkan tetap tinggi. 

Dengan memonitor dan mengevaluasi waktu yang digunakan untuk setiap tugas, talenta muda dapat mengidentifikasi area di mana mereka dapat meningkatkan efisiensi tanpa mengorbankan kualitas. 

Hal ini sangat penting dalam memastikan bahwa mereka tidak hanya bekerja keras, tetapi juga bekerja cerdas. Kualitas hasil kerja yang baik akan meningkatkan reputasi dan kepercayaan diri, yang pada gilirannya akan membuka lebih banyak peluang karier.

Pada hakikatnya, menghadapi era bonus demografi 2030, pengawasan waktu menjadi sangat penting bagi talenta muda di Indonesia. Tentang fungsi pengawasan ini, Allah SWT berfirman dalam al-Qur'an sebagai berikut: "Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah, Allah mengawasi (perbuatan) mereka; dan kamu (ya Muhammad) bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka" (Q.S As Syuura [42]: 6).  

Contoh pengawasan dapat dijumpai dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut: "Al Bukhari Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: "Suatu malam aku menginap di rumah bibiku, Maimunah. Setelah beberap saat malam lewat, Nabi bangun untuk menunaikan shalat. Beliau melakukan wudhu` ringan sekali (dengan air yang sedikit) dan kemudian shalat. Maka, aku bangun dan berwudhu` seperti wudhu` Beliau. Aku menghampiri Beliau dan berdiri di sebelah kirinya. Beliau memutarku ke arah sebelah kanannya dan meneruskannshalatnya sesuai yang dikehendaki Allah ...".

Dari peristiwa di atas dapat ditemukan upaya pengawasan Nabi Muhammad saw terhadap Ibnu Abbas yang melakukan kesalahan karena berdiri di sisi kiri Beliau saat menjadi makmum dalam shalat bersama Beliau. Karena seorang makmum harus berada di sebelah kanan imam, jika ia sendirian bersama imam. 

Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak membiarkan kekeliruan Ibnu Abbas dengan dalih umurnya yang masih dini, namun Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tetap mengoreksinya dengan mengalihkan posisinya ke kanan Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dalam melakukan pengawasan, beliau langsung memberi arahan dan bimbingan yang benar.

Dengan pengawasan waktu, mereka dapat mengoptimalkan produktivitas, mengembangkan keterampilan manajemen, dan meningkatkan kualitas hasil kerja. Semua ini akan membantu mereka memanfaatkan peluang yang datang dengan bonus demografi dan berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemajuan bangsa. 

Oleh karena itu, penting bagi talenta muda untuk mulai mempraktikkan pengawasan waktu sejak dini, sebagai langkah awal menuju masa depan yang lebih cerah dan produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun