Tidak dapat disankla lagi, Era bonus demografi 2030 menawarkan peluang besar bagi Indonesia, namun juga menghadirkan tantangan yang memerlukan kesiapan dari generasi muda. Mengenal diri sendiri menjadi kunci penting dalam mempersiapkan talenta muda menghadapi era ini.
Pantas saja dalam Surah Adz-Dzariyaat, 21-22; Allah berfirman: "Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (Q.S. Adz-Dzariyaat [51]: 20-21).Â
Ayat tersebut memiliki dua jenis tanda, yaitu tanda yang lahir di dunia fisik, dan tanda yang ada di dalam diri manusia itu sendiri. Ayat 20 berbicara tentang tanda-tanda yang berhubungan dengan wilayah fisik, yang menurut Ibnu Katsir, menunjukkan keagungan Penciptanya dan kekuasaan-Nya yang sangat jelas berupa berbagai jenis tumbuhan, hewan, hamparan bumi, gunung, tanah kosong, sungai, lautan dan berbagai macamnya, bahasa dan warna kulit manusia, dan sesuatu yang telah ditakdirkan untuk mereka dalam bentuk tingkat pemikiran yang berbeda, dan kebijaksanaan yang terkandung dalam anatomi mereka, yaitu dalam menempatkan setiap anggota tubuh dari seluruh tubuh mereka di mana mereka benar-benar membutuhkannya.
Itulah sebabnya dalam ayat 21 Surat Adz-Dzariyaat, Allah berfirman, Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? Ayat ini mengajak manusia untuk memperhatikan perlunya melihat tanda-tanda ini dalam diri mereka. Dari semua ini, jelas bagi kita bahwa manusia dihimbau untuk tidak memusatkan diri pada jiwanya saja dengan mengesampingkan materi, dunia fisik; dan sebaliknya, tidak berpikir bahwa hanya dunia material yang penting.
Dengan memahami potensi diri, membuat keputusan yang bijak, dan menjaga keseimbangan emosional, generasi muda Indonesia dapat memanfaatkan peluang bonus demografi untuk mencapai kemajuan pribadi dan memberikan kontribusi signifikan bagi pembangunan bangsa. Kesadaran diri, sebagai bagian dari kecerdasan emosional, menjadi fondasi kuat untuk mencapai tujuan ini. Wallahu A'lam Bishowab.
Manusia dihimbau untuk tidak memusatkan diri pada jiwanya saja dengan mengesampingkan materi, dunia fisik; dan sebaliknya, tidak berpikir bahwa hanya dunia material yang penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H