Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semangat Pengembangan Keterampilan dan Kompetensi Melalui Gotong Royong dalam Menyonsong Era Bonus Demografi 2030

1 Juni 2024   06:32 Diperbarui: 1 Juni 2024   06:51 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semangat Pengembangan Keterampilan dan Kompetensi Melalui Gotong Royong dalam Menyongsong Era Bonus Demografi 2030: Sebuah Refleksi Harlah Pancasila 2024

Oleh: Ahmad Rusdiana

Indonesia tengah berada di ambang era bonus demografi, yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada tahun 2030. Dalam periode ini, proporsi penduduk usia produktif akan lebih besar dibandingkan dengan non-produktif, memberikan potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, potensi ini hanya dapat terealisasi jika generasi muda dibekali dengan keterampilan dan kompetensi yang memadai. Mengintegrasikan semangat gotong royong yang diusung oleh Pancasila dalam program pengembangan keterampilan dan kompetensi menjadi kunci untuk mempersiapkan talenta muda Indonesia menghadapi tantangan masa depan. Untuk lebih memahami tentang esensi Semangat Pengembangan Keterampilan dan Kompetensi Melalui Semangat Gotong Royong; mari kita breakdown, satu persatu:  

Pertama: Program Magang Berbasis Gotong Royong; Program magang adalah salah satu cara efektif untuk mengembangkan keterampilan teknis dan soft skills generasi muda. Melalui semangat gotong royong, program magang dapat dirancang agar peserta tidak hanya bekerja secara individual, tetapi juga berkolaborasi dalam tim yang heterogen. Ini memungkinkan mereka untuk belajar bekerja sama, memahami dinamika tim, dan mengembangkan kemampuan interpersonal yang sangat dibutuhkan di dunia kerja. Dalam era bonus demografi, di mana persaingan kerja akan semakin ketat, keterampilan bekerja sama dan berkolaborasi akan menjadi nilai tambah yang signifikan bagi para pencari kerja muda.

Kedua: Pelatihan Vokasi yang Mengedepankan Kerja Sama; Pelatihan vokasi biasanya berfokus pada pengembangan keterampilan teknis tertentu. Namun, dengan mengedepankan semangat gotong royong, pelatihan vokasi dapat mencakup proyek kelompok yang mengharuskan peserta untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas kompleks. Ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis mereka, tetapi juga mengajarkan pentingnya kolaborasi dan dukungan tim. Dalam jangka panjang, pelatihan semacam ini akan menghasilkan tenaga kerja yang tidak hanya kompeten dalam bidang teknisnya tetapi juga mampu berkontribusi dalam tim, meningkatkan produktivitas dan inovasi di tempat kerja.

Ketiga: Proyek Komunitas untuk Pengembangan Keterampilan dan Kompetensi; Proyek komunitas yang melibatkan generasi muda dalam kegiatan pembangunan lokal dapat menjadi sarana efektif untuk mengajarkan semangat gotong royong. Dalam proyek ini, talenta muda dapat belajar dari pengalaman langsung bagaimana bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, mengelola sumber daya, dan menyelesaikan masalah secara kolektif. Keterlibatan dalam proyek komunitas juga meningkatkan rasa tanggung jawab sosial dan kepemimpinan, yang merupakan aspek penting dalam pengembangan karakter dan kompetensi. Sebagai contoh, proyek pembangunan infrastruktur desa atau program pengembangan UMKM lokal dapat memberikan pengalaman praktis yang sangat berharga bagi para peserta.

Pada prinsipnya, mengintegrasikan semangat gotong royong dalam program pengembangan keterampilan dan kompetensi adalah langkah strategis dalam mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi era bonus demografi 2030. Melalui program magang, pelatihan vokasi, dan proyek komunitas yang berorientasi pada kerja sama dan kolaborasi, talenta muda tidak hanya akan meningkatkan keterampilan teknis mereka, tetapi juga memperkuat kemampuan interpersonal dan kerja tim. Ini sangat penting dalam dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis. Dengan demikian, semangat gotong royong yang diusung oleh Pancasila dapat menjadi fondasi kuat untuk memaksimalkan potensi bonus demografi, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun