Ketiga: Â Minimnya Fasilitas untuk Pengembangan Keterampilan dan Potensi Muda; Ketidakpedulian juga dapat terwujud dalam bentuk minimnya fasilitas dan program yang ditujukan untuk pengembangan keterampilan dan potensi siswa. Glas menekankan bahwa tanpa dukungan fasilitas yang memadai, siswa akan kesulitan untuk mengembangkan keterampilan mereka, terutama dalam bidang non-akademis yang juga penting untuk masa depan mereka.
Solusinya: Pemerintah dan lembaga pendidikan harus berinvestasi dalam penyediaan fasilitas yang mendukung pengembangan keterampilan. Ini termasuk laboratorium sains yang lengkap, ruang praktik seni dan musik, fasilitas olahraga, serta pusat teknologi dan inovasi. Selain itu, program pengembangan keterampilan seperti workshop, seminar, dan kompetisi dapat memberikan pengalaman praktis dan memperluas wawasan siswa. Dengan dukungan fasilitas yang memadai, siswa dapat mengeksplorasi minat dan bakat mereka secara lebih optimal.
Singkatnya, menghadapi era bonus demografi 2030, Indonesia perlu mengatasi tantangan ketidakpedulian dalam pendidikan untuk memastikan pengembangan talenta muda yang optimal.Â
Dengan membangun budaya peduli dan empati, mengimplementasikan kebijakan yang mendorong keterlibatan aktif guru, serta menyediakan fasilitas yang memadai, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa. Dengan demikian, generasi muda Indonesia dapat mencapai potensi maksimal mereka dan berkontribusi secara signifikan terhadap pembangunan bangsa di masa depan. Wallahu A'lam.
Dengan membangun budaya peduli dan empati, mengimplementasikan kebijakan yang mendorong keterlibatan aktif semua pihak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H