Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model Penilaian Berbasis Proyek dalam Kurikulum Merdeka: Membangun Keterampilan Abad 21 Menuju Indonesia Emas 2045

19 Mei 2024   05:54 Diperbarui: 19 Mei 2024   06:40 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: NaikPangkat.com Tersedia di https://naikpangkat.com/pembelajaran-berbasis-project-

Model Penilaian Berbasis Proyek dalam Kurikulum Merdeka: Membangun Keterampilan Abad 21 Menuju Indonesia Emas 2045

Olah: Ahmad Rusdina

Penilaian proyek (project assessment) adalah salah satu pendekatan yang digunakan dalam sistem pendidikan untuk mengevaluasi kinerja peserta didik secara komprehensif. Penilaian ini tidak hanya menilai hasil akhir dari sebuah proyek, tetapi juga proses yang dilalui peserta didik dalam menyelesaikan proyek tersebut. Dalam konteks implementasi Kurikulum Merdeka menuju Indonesia Emas 2045, penilaian proyek memiliki peran penting dalam pengembangan keterampilan abad ke-21. Berikut adalah tiga prinsip penilaian autentik berbasis proyek yang harus diperhatikan oleh guru profesional:

Pertama: Keterampilan Proses dan Produk; Guru perlu menilai keterampilan peserta didik dalam seluruh tahapan proyek, mulai dari pemilihan topik, pencarian dan pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, hingga penulisan laporan. Penilaian ini tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga memperhatikan proses yang dilakukan oleh peserta didik. Misalnya, bagaimana mereka mengidentifikasi dan merumuskan masalah, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, serta cara mereka menganalisis dan menyajikan data.

Keterampilan yang dinilai mencakup kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, kolaborasi, dan komunikasi. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, guru harus mendorong peserta didik untuk menjadi pembelajar yang mandiri dan reflektif, yang mampu mengembangkan keterampilan ini melalui proyek-proyek yang menantang dan relevan dengan kehidupan nyata.

Kedua: Relevansi Materi Pembelajaran; Penilaian proyek harus memperhatikan kesesuaian antara materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan peserta didik. Proyek yang diberikan harus relevan dengan tujuan pembelajaran dan mendukung pengembangan kompetensi yang dibutuhkan untuk masa depan. Misalnya, proyek yang melibatkan penelitian ilmiah dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir analitis dan metodologis, sementara proyek yang berfokus pada isu-isu sosial dapat mengembangkan keterampilan komunikasi dan empati.

Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, guru harus memastikan bahwa proyek yang diberikan tidak hanya memenuhi standar akademik tetapi juga relevan dengan konteks sosial dan budaya peserta didik. Hal ini penting untuk membentuk karakter peserta didik yang kritis, kreatif, dan memiliki kepedulian sosial.

Ketiga: Keaslian dan Orisinalitas Proyek; Keaslian proyek merupakan aspek penting dalam penilaian autentik. Guru harus memastikan bahwa proyek yang dikerjakan oleh peserta didik adalah hasil karya mereka sendiri dan bukan hasil plagiasi. Proyek harus mencerminkan pemikiran, usaha, dan kreativitas peserta didik. Dalam hal ini, guru perlu mendorong peserta didik untuk mengembangkan ide-ide orisinal dan memberikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan diri melalui proyek yang mereka kerjakan.

Selain itu, guru perlu memberikan bimbingan yang memadai dalam proses pengembangan proyek untuk memastikan bahwa peserta didik tidak hanya menyalin informasi dari sumber lain, tetapi benar-benar memahami dan mengembangkan materi tersebut. Keaslian proyek juga dapat ditingkatkan dengan melibatkan peserta didik dalam proyek-proyek yang kontekstual dan relevan dengan kehidupan sehari-hari, yang menantang mereka untuk berpikir kritis dan kreatif.

Pada Prinsipnya Dalam implementasi Kurikulum Merdeka menuju Indonesia Emas 2045, penilaian proyek harus dilakukan secara autentik, komprehensif, dan kontekstual. Guru profesional perlu menilai keterampilan proses dan produk, memastikan relevansi materi pembelajaran, serta menjaga keaslian dan orisinalitas proyek yang dikerjakan oleh peserta didik. Dengan demikian, penilaian proyek dapat menjadi alat yang efektif untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 dan mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan di masa depan. Penilaian proyek yang baik juga dapat membantu menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan, yang mendukung perkembangan holistik peserta didik menuju Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun