Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Pengembangan Kualitas SDM di Era Soceity 5.0 Melalui 4-C dalam Kurikulum Merdeka

14 Mei 2024   10:35 Diperbarui: 14 Mei 2024   10:42 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solusi: Guru harus mengajarkan siswa cara berkomunikasi yang baik melalui diskusi kelompok, presentasi, dan debat. Selain itu, penggunaan platform digital untuk komunikasi seperti forum online dan media sosial pendidikan dapat membantu siswa berlatih komunikasi yang efektif dan efisien.

Keempat: Collaboration (Kolaborasi) Kolaborasi adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam mencapai tujuan bersama. Ini sangat penting dalam dunia kerja yang semakin mengedepankan kerja tim.

Solusi: Guru perlu menciptakan aktivitas pembelajaran yang menuntut kerjasama tim, seperti proyek kelompok dan tugas kolaboratif. Selain itu, penggunaan teknologi kolaboratif seperti Google Workspace atau platform LMS (Learning Management System) dapat membantu siswa berlatih kerja sama secara virtual.

Implementasi dalam Konteks Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar, guru dituntut untuk lebih fleksibel dalam menyusun dan mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa. Ini mencakup:

  • Desain Pembelajaran yang Fleksibel: Guru diberikan kebebasan untuk merancang kegiatan belajar yang tidak kaku dan lebih berfokus pada pengembangan potensi individu siswa.
  • Pembelajaran Berbasis Proyek dan Masalah: Seperti yang sudah disebutkan, metode PBL dan Problem Based Learning harus menjadi bagian integral dari kurikulum, memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang lebih aplikatif dan relevan dengan dunia nyata.
  • Penilaian yang Autentik: Penilaian tidak hanya berfokus pada hasil akhir tetapi juga proses. Guru harus menggunakan berbagai metode penilaian, seperti portofolio, presentasi, dan refleksi diri untuk mengukur keterampilan 4C secara komprehensif.

Dengan pendekatan ini, guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik siswa untuk siap menghadapi tantangan dan peluang di era Society 5.0. Melalui integrasi 4C dalam Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar, kita dapat membangun SDM yang unggul, adaptif, dan kompetitif di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun