Transformasi Guru Profesional:Â Membangun Pembelajaran Inovatif dalam Era Digital dan Kurikulum Merdeka Menuju Indonesia Emas 2045
Oleh: Ahmad Rusdiana
Proses pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar dikelas. Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerja sama antara guru dan siswa. Guru dituntut untuk mampu menyajikan materi dengan optimal.Â
Olehnya itu guru diperlukan kreatifitas dan gagasan yang baru untuk mengembangkan cara penyajian materi pelajaran disekolah. Kreativitas yang dimaksud adalah kemampuan seo-rang guru dalam memilih metode, pendekatan, dan media yang tetap dalam penyajian materi pelajaran.
Dalam proses belajar mengajar pendidik memilki peran menentukan kualitas mengajaran yang dilaksanakannya. Yakni memberikan pengetahuan (kongnitif), sikap dan nilai (affektif), dan keterampilan (psikomotorik). Dengan kata lain, tugas dan peran guru yang utama terletak dibidang pengajaran.
Pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk dapat mengolah kelas, pengguanaan metode mengajar, strategi mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar yang efektif, mengembangkan bahan pengajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai.
Dengan demikian, di era digital saat ini guru diwajibkan mampu meningkatkan kualifikasi keilmuannya dalam mengubah pola-pola klasik yang masih terdapat dalam proses pembelajaran, serta memperbaiki dan menjaga sikap serta perilaku dihadapan peserta didik.Â
Selain itu, guru harus memiliki sikap sadar akan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Dimana dalam hal ini guru harus menerapkan dampak positif dan mengantisipasi dampak negatif dari perkembangan teknologi pendidikan di era digital pada proses pembelajarannya.
Dalam menghadapi tantangan teknologi pendidikan di era digital, para guru perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka sambil mengintegrasikan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar. Berikut adalah pembahasan dari tiga solusi yang disebutkan dalam artikel tersebut dalam konteks guru profesional yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar:
Pertama: Meningkatkan pemahaman pengetahuan guru dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran: Guru perlu memahami secara mendalam bagaimana teknologi dapat digunakan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.Â
Dalam konteks Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar, ini menuntut guru untuk melampaui metode pembelajaran konvensional dan memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk memfasilitasi pembelajaran yang berpusat pada siswa.Â
Guru harus menguasai berbagai platform dan aplikasi yang mendukung pembelajaran interaktif, kolaboratif, dan berbasis proyek. Mereka harus mampu membuat konten pembelajaran yang menarik, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan serta minat siswa.
Kedua: Memberikan pelatihan dan pendampingan, juga evaluasi pada pendidik: Penting bagi guru untuk terus meningkatkan keterampilan mereka dalam mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.Â
Pelatihan dan pendampingan rutin dapat membantu guru mengembangkan keterampilan baru dan meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam mengimplementasikan teknologi.Â
Evaluasi terhadap penggunaan teknologi dalam pembelajaran juga penting untuk memastikan bahwa guru dapat mengadaptasi pendekatan mereka sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan teknologi yang terus berubah.Â
Dalam konteks Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar, evaluasi ini juga dapat membantu dalam menilai efektivitas pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memfasilitasi penyesuaian yang diperlukan.Â
Ketiga: Menyiapkan kebutuhan guru agar dapat mengembangkan dan menciptakan pembelajaran yang inovatif: Guru perlu didorong untuk menjadi inovatif dalam merancang pembelajaran yang menarik dan relevan bagi siswa mereka. Mereka harus mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang merangsang pemikiran kreatif dan kritis, serta mengoptimalkan literasi digital siswa.Â
Dalam konteks Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar, ini mengharuskan guru untuk memperhatikan kebutuhan dan minat individu siswa, serta memungkinkan mereka untuk belajar secara mandiri dan kolaboratif. Guru perlu mendorong siswa untuk mengeksplorasi berbagai sumber daya digital dan menggunakan teknologi sebagai alat untuk menghasilkan karya yang bermakna.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, guru dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam menghadapi tantangan teknologi pendidikan di era digital, sambil mempromosikan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar. Mereka dapat memastikan bahwa pembelajaran tidak hanya berpusat pada penguasaan materi, tetapi juga pada pengembangan keterampilan dan sikap yang relevan dengan tuntutan zaman. Wallahu A'lam Bishowab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H