Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Transformasi Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045: Peran Guru Profesional dalam Implementasi Inkuiri

13 Mei 2024   02:12 Diperbarui: 13 Mei 2024   07:19 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: BPPM Equilibrium. tersedia dalam. https://wartaeq.com/transformasipendidikanindonesiaemas2045

Transformasi Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045: Peran Guru Profesional dalam Implementasi Pendekatan Inkuiri

Oleh: Ahmad Rusdiana

Kurikulum Merdeka adalah sebuah kurikulum pendidikan yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia pada tahun 2021. Tujuan utama dari kurikulum ini adalah untuk mewujudkan siswa yang memiliki kompetensi global Era Society 5.0,  yang mampu bersaing di tingkat dunia. Dalam Implementasinnya Kurikulum Merdeka juga mengadopsi pendekatan inkuiri (inquiry-based learning) yang menekankan pentingnya siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan jawabannya sendiri. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Sebagai tambahan, kurikulum ini juga mencakup pembelajaran bahasa asing, termasuk bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, serta pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Dalam konteks guru profesional dalam implementasi Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar, model pendekatan pembelajaran inquiry-based learning menjadi salah satu alat yang sangat relevan. Ini karena pendekatan ini tidak hanya menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam proses pembelajaran, tetapi juga memerlukan peran guru sebagai fasilitator dan pemandu yang efektif.

Pertama-tama, pendekatan ini menuntut guru untuk memiliki keterampilan dalam merancang pertanyaan yang menantang dan merangsang minat serta rasa ingin tahu siswa. Guru perlu memahami esensi dari pertanyaan yang baik untuk memicu proses inkuiri yang efektif. Selain itu, kemampuan guru dalam memberikan bimbingan yang tepat dan mendukung selama tahapan penyelidikan menjadi kunci. Mereka harus mampu memfasilitasi akses siswa terhadap sumber daya yang diperlukan dan membantu mereka mengelola waktu dan sumber daya dengan efisien.

Kedua, dalam analisis dan interpretasi data, guru memiliki peran penting dalam membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Mereka harus mampu memberikan bimbingan yang mendalam dalam mengevaluasi keandalan sumber informasi, mengidentifikasi pola atau tren yang relevan, dan menyimpulkan implikasi dari temuan mereka. Ini memerlukan pemahaman yang kuat tentang subjek yang diajarkan dan kemampuan guru untuk membimbing siswa dalam menerapkan konsep-konsep tersebut ke dalam konteks yang relevan.

Ketiga: Selanjutnya, guru perlu memiliki kemampuan untuk menciptakan lingkungan kelas yang mendukung kolaborasi dan komunikasi antar-siswa. Mereka harus dapat memfasilitasi diskusi yang mempromosikan pertukaran ide dan pemikiran, serta memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih baik. Selain itu, guru juga perlu mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan presentasi yang efektif sehingga mereka dapat menyampaikan hasil temuan mereka secara jelas dan persuasif.

Keempat: Selain kompetensi teknis, guru juga perlu memiliki sikap dan nilai-nilai yang mendukung implementasi pendekatan inkuiri. Mereka harus memiliki kesabaran dan keterbukaan untuk mendengarkan berbagai sudut pandang siswa serta menghargai proses belajar sebagai sebuah perjalanan yang unik bagi setiap individu. Selain itu, guru juga perlu menjadi contoh dalam mempraktikkan sikap ilmiah, seperti kejujuran, ketelitian, dan keterbukaan terhadap ide-ide baru.

Kelima: Proses Pendekatan inkuiri sering kali terdiri dari beberapa tahapatau Sintak seperti: (1) Pengajuan pertanyaan: Guru menstimulasi siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang dan mendorong eksplorasi lebih lanjut tentang topik tertentu. Pertanyaan-pertanyaan ini membantu merangsang rasa ingin tahu siswa.(2) Menyelidiki: Siswa melakukan penyelidikan dan penelitian untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka. Ini melibatkan pengumpulan data, observasi, eksperimen, dan pencarian informasi dari berbagai sumber. (3) Analisis dan interpretasi: Siswa mengevaluasi dan menganalisis data yang telah mereka kumpulkan, serta menginterpretasikan hasilnya untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam.(4) Merumuskan pemahaman: Siswa merumuskan pemahaman mereka sendiri berdasarkan bukti yang mereka temukan selama proses inkuiri. Mereka mengembangkan penjelasan dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelumnya. dan (5) Komunikasi: Siswa berbagi hasil penemuan dan pemahaman mereka dengan rekan-rekan sekelas atau melalui presentasi atau proyek. Sintak inkuiri menjadi panduan bagi guru dan siswa dalam melaksanakan pendekatan inkuiri secara efektif, membantu mereka navigasi melalui tahapan-tahapan yang diperlukan untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam dan pembelajaran yang berarti.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar, di mana penekanan diberikan pada pemberdayaan siswa dan pengembangan keterampilan abad ke-21, pendekatan inkuiri merupakan alat yang sangat efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Melalui pendekatan ini, guru dapat membantu siswa untuk menjadi pembelajar yang mandiri, kreatif, dan inovatif, yang siap untuk menghadapi tantangan di era globalisasi dan teknologi informasi. Dengan demikian, pengembangan kompetensi guru dalam implementasi pendekatan inkuiri menjadi krusial dalam memastikan keberhasilan Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar dalam menciptakan generasi yang kompeten dan berdaya saing. Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun