Sumber: https://suarangawi.com/jadi-wartawan-hingga-politikus-ini-kisah-hidup-ki-hajar-dewantara
Memahami Nilai-nilai Pendidikan Ki Hajar Dewantara: Menuju Kemandirian, Kesejahteraan, dan Kepedulian Sosial
"independent personality, healthy physically, mentally, intelligent and become a useful member of society for his own happiness and the welfare of others"(Ki Hajar Dewantara)
Oleh: Ahmad Rusdiana
Metode pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara mengusung konsep yang sangat berbeda dari metode-metode konvensional yang mungkin telah diperkenalkan oleh pendidikan barat. Dalam pandangannya, pendekatan yang lebih manusiawi, berbasis pada nilai-nilai tradisional, dan mengutamakan kesadaran individu merupakan kunci untuk menciptakan kemerdekaan yang sejati bagi bangsa Indonesia. Salah satu konsep yang sangat ditekankan oleh Ki Hajar Dewantara adalah metode among, yang merupakan pendekatan pengajaran dan pendidikan yang berfokus pada aspek-aspek asih (cinta), asah (menyempurnakan), dan asuh (mendidik).
Pertama-tama, mari kita telaah konsep "independent personality". Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan harus membantu individu untuk mengembangkan kepribadian yang mandiri. Ini berarti individu harus mampu berpikir secara kritis, membuat keputusan sendiri, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Contohnya, dalam konteks pendidikan formal, pendekatan yang memungkinkan siswa untuk bereksplorasi, bertanya, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri dapat membantu mereka membangun kepercayaan diri dan kemampuan untuk mandiri.
Kedua: pentingnya menjaga kesehatan secara fisik dan mental. Ki Hajar Dewantara menyadari bahwa kesehatan yang baik adalah landasan bagi keberhasilan dalam kehidupan. Ini tidak hanya mencakup kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Oleh karena itu, pendidikan harus memperhatikan baik aspek fisik maupun mental dari kesehatan siswa. Contoh implementasi dari konsep ini dapat meliputi peningkatan akses terhadap fasilitas olahraga di sekolah, serta peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental melalui program-program psikologis dan konseling di lingkungan pendidikan.
Ketiga: Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya kecerdasan atau inteligensi. Namun, kecerdasan dalam konsepnya tidak hanya terbatas pada kecerdasan akademis, tetapi juga meliputi kecerdasan emosional, sosial, dan spiritual. Pendidikan harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk berkembang secara holistik, bukan hanya dalam hal pengetahuan akademis tetapi juga dalam hal pemahaman diri, empati, dan keterampilan interpersonal. Sebagai contoh, pembelajaran yang melibatkan kolaborasi, refleksi diri, dan penyelesaian masalah dapat membantu siswa mengembangkan berbagai jenis kecerdasan.
Keempat: menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain merupakan tujuan utama pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Ini berarti bahwa pendidikan harus mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan tanggung jawab sosial kepada siswa. Siswa harus didorong untuk menjadi individu yang peduli, empatik, dan siap berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Contoh implementasi dari konsep ini bisa termasuk program-program pengabdian masyarakat di sekolah, pengajaran etika dan moral dalam kurikulum, serta promosi kesadaran akan isu-isu sosial dan lingkungan.
Secara keseluruhan, pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter dan kepribadian yang berkualitas. Metode among yang diproposikannya, yang berfokus pada aspek-aspek asih, asah, dan asuh, menjadi landasan bagi pendidikan yang berorientasi pada pembangunan manusia secara holistik. Dengan menerapkan konsep-konsep ini, pendidikan diharapkan dapat menghasilkan individu yang mandiri, sehat secara fisik dan mental, cerdas, dan siap berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.