Menyelami Esensi Peralatan Pendidikan: Memahami Nilai Edukatif dalam Pendekatan Ki Hadjar Dewantara
Oleh: Ahmad Rusdiana
Pendidikan menempati peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter dan kemampuan individu untuk beradaptasi dan berkembang dalam masyarakat. Ki Hadjar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia, melihat pentingnya peralatan pendidikan dalam memfasilitasi proses pendidikan itu sendiri. Namun, pandangannya terhadap peralatan pendidikan jauh lebih luas daripada sekadar barang berujud. Ia memandang peralatan pendidikan sebagai cara-cara atau alat-alat pokok dalam mendidik. (a) memberi contoh (voorbeeld); (b) pembiasaan (pakulinan, gewoontevorming); (c) pengajaran (leering, wulang-wuruk); (d) perintah, paksaan, dan hukuman (regeering en tucht); (e) laku (zelfbeheersching, zelfdiscipline); (f) pengalaman lahir dan batin (nglakoni, ngroso, beleving). (Ki Hadjar Dewantara, 1977:29).
Mari kita bahas lebih lanjut mengenai pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang peralatan pendidikan.
Pertama-tama, Ki Hadjar Dewantara menyebutkan contoh atau voorbeeld sebagai salah satu peralatan pendidikan. Memberi contoh adalah cara efektif untuk mengilustrasikan suatu konsep atau nilai kepada siswa. Misalnya, dalam pendidikan karakter, seorang guru dapat memberikan contoh perilaku jujur atau bertanggung jawab kepada siswa melalui cerita atau pengalaman pribadi yang relevan.
Kedua: Pembiasaan atau pakulinan merupakan peralatan pendidikan lainnya yang disebutkan oleh Ki Hadjar Dewantara. Pembiasaan melibatkan pembentukan kebiasaan baik dan perilaku positif pada siswa. Sebagai contoh, sebuah sekolah dapat mengadopsi kegiatan harian seperti upacara bendera atau kegiatan kebersihan lingkungan sekolah untuk membiasakan siswa dengan nilai-nilai seperti kedisiplinan dan kebersihan.
Ketiga: Pengajaran atau leering adalah peralatan penting lainnya dalam pendidikan. Ini melibatkan pengalaman langsung dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Misalnya, seorang guru matematika dapat menggunakan metode pengajaran langsung atau demonstrasi praktis untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
Keempat: Selain itu, Ki Hadjar Dewantara juga menyebutkan perintah, paksaan, dan hukuman sebagai peralatan pendidikan. Meskipun kontroversial, kadang-kadang perintah atau hukuman diperlukan untuk menegakkan disiplin dan menjaga ketertiban di lingkungan pendidikan. Namun, penting untuk memastikan bahwa pendekatan ini digunakan dengan bijaksana dan proporsional.
Kelima: Laku atau zelfbeheersching (kendali diri) juga merupakan peralatan penting dalam pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. Kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri, termasuk emosi dan impuls, merupakan keterampilan yang sangat berharga dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebagai contoh, seorang siswa yang dapat mengendalikan diri saat menghadapi tekanan ujian akan lebih mungkin berhasil daripada yang tidak dapat.
Keenam: Terakhir, pengalaman lahir dan batin atau nglakoni, ngroso, beleving merupakan peralatan pendidikan yang mencakup pengalaman fisik, emosional, dan spiritual. Siswa belajar dari pengalaman mereka sendiri serta dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, sebuah perjalanan belajar lapangan atau kegiatan eksplorasi alam dapat memberikan pengalaman langsung yang mendalam kepada siswa tentang keanekaragaman hayati dan lingkungan.
Dalam keseluruhan, pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang peralatan pendidikan menyoroti kompleksitas proses pendidikan yang melibatkan banyak aspek dan metode. Dengan memahami dan menggunakan berbagai peralatan pendidikan ini secara bijaksana, para pendidik dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang merangsang dan efektif bagi siswa untuk berkembang secara holistik.
Nilai edukasi dari pendekatan peralatan pendidikan yang dipandang oleh Ki Hadjar Dewantara sangatlah beragam dan penting dalam membentuk karakter serta kemampuan siswa. Mari kita tinjau beberapa nilai edukatif dari pendekatan tersebut, mecakup : Pembentukan Karakter; Pengembangan Keterampilan; Penguatan Disiplin dan Kendali Diri; Penghormatan terhadap Pengalaman dan Keanekaragaman; Pengembangan Kritis Berpikir dan Pemahaman Holistik
Secara keseluruhan, pendekatan peralatan pendidikan yang dipandang oleh Ki Hadjar Dewantara memiliki nilai edukatif yang kuat dalam membentuk individu yang berintegritas, berpengetahuan, dan bertanggung jawab dalam masyarakat. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini secara konsisten dalam pendidikan, kita dapat mempersiapkan generasi yang lebih baik untuk masa depan yang lebih baik pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H