Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jangan Sepelekan! Ini Bahaya Membiarkan Charger Tercolok di Stop Kontak

13 Desember 2024   07:20 Diperbarui: 13 Desember 2024   07:20 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/girlwholikesrain

Kebiasaan meninggalkan charger tetap terhubung di colokan listrik meskipun tidak digunakan seringkali dianggap sepele oleh banyak orang. Namun, tanpa disadari, perilaku ini dapat menimbulkan berbagai dampak yang merugikan, baik secara teknis, ekonomis, maupun dari sisi keamanan. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat berkontribusi pada pemborosan energi listrik, penurunan umur perangkat, hingga potensi bahaya seperti kebakaran akibat korsleting. Untuk itu, penting bagi kita memahami dampak-dampak yang ditimbulkan agar lebih bijak dalam menggunakan perangkat elektronik sehari-hari.

Ancam Usia Charger: Risiko Kerusakan dan Kebakaran

Charger yang dibiarkan terus menerus terhubung ke sumber listrik, meskipun tidak digunakan, berpotensi menyebabkan peningkatan suhu pada komponen internalnya. Hal ini terjadi karena aliran listrik tetap berjalan melalui charger, menghasilkan panas secara berkelanjutan. Komponen penting seperti kapasitor dan transformator dapat mengalami stres termal yang berlebihan, mempercepat keausan dan kerusakan.

Selain kerusakan pada perangkat, peningkatan suhu ini juga memicu risiko yang lebih serius, yaitu potensi kebakaran. Risiko ini semakin besar jika charger yang digunakan adalah produk berkualitas rendah atau jika instalasi listrik di rumah tidak memenuhi standar keamanan. Charger berkualitas rendah sering kali tidak dilengkapi dengan fitur perlindungan terhadap panas berlebih atau lonjakan arus listrik, sehingga lebih rentan terhadap kerusakan atau bahkan korsleting.

Mencabut charger setelah digunakan adalah langkah sederhana yang sangat bermanfaat. Selain memperpanjang usia pakai charger, tindakan ini juga mengurangi risiko terjadinya bahaya seperti kebakaran. Dengan begitu, kita tidak hanya menghemat biaya penggantian perangkat, tetapi juga melindungi keselamatan rumah tangga dari ancaman kebakaran akibat perangkat elektronik yang tidak dikelola dengan baik.

"Vampir" Listrik: Standby Power yang Merugikan

Ketika charger tetap terpasang di stop kontak meskipun tidak digunakan, perangkat tersebut tetap mengonsumsi daya listrik dalam jumlah kecil. Fenomena ini dikenal sebagai "standby power" atau vampire power, di mana perangkat elektronik tetap menarik arus listrik meskipun tidak sedang aktif digunakan.

Rata-rata konsumsi daya dari charger yang berada dalam mode standby berkisar antara 0,1 hingga 0,5 watt. Meskipun tampak sepele, konsumsi kecil ini dapat berdampak signifikan jika dibiarkan dalam jangka panjang. Akumulasi dari beberapa perangkat yang terus menerus terhubung ke sumber listrik di satu rumah saja dapat meningkatkan tagihan listrik secara keseluruhan.

Jika kebiasaan ini terjadi di hampir setiap rumah, pemborosan energi dalam skala nasional atau global akan menjadi sangat besar. Energi listrik yang terbuang sia-sia ini juga berkontribusi pada peningkatan emisi karbon dari pembangkit listrik, memperburuk dampak lingkungan. Dengan mencabut charger setelah digunakan, kita tidak hanya dapat menghemat biaya listrik bulanan tetapi juga berkontribusi pada pengurangan konsumsi energi dan pelestarian lingkungan. Kebiasaan kecil ini, jika dilakukan secara kolektif, dapat memberikan dampak positif yang besar bagi keberlanjutan energi di masa depan.

Ancaman Keamanan: Risiko Tersetrum dan Korsleting

Ujung kabel charger yang dibiarkan tergeletak tanpa terhubung ke perangkat, apalagi dalam kondisi charger masih tercolok ke sumber listrik, bisa menjadi sumber bahaya yang sering kali diabaikan. Salah satu risikonya adalah potensi tersetrum, terutama jika ujung kabel atau konektor charger berada di area yang basah. Dalam situasi seperti ini, arus listrik dapat dengan mudah mengalir melalui air, meningkatkan risiko kejadian tersengat listrik, terutama pada anak-anak yang mungkin bermain di dekatnya tanpa pengawasan.

Bahaya ini semakin besar jika anak-anak menyentuh ujung kabel charger yang aktif. Sistem tubuh anak yang lebih kecil membuat mereka lebih rentan terhadap dampak serius akibat tersetrum, bahkan dari arus listrik yang kecil.

Selain risiko tersetrum, charger yang terus terhubung juga memiliki potensi menyebabkan korsleting listrik, terutama jika terkena air, misalnya saat terjadi banjir atau kebocoran air di rumah. Korsleting ini dapat menghasilkan percikan api atau panas yang dapat memicu kebakaran, terutama di lingkungan dengan instalasi listrik yang tidak memadai atau penuh beban.

Mencabut charger setelah digunakan dan memastikan kabelnya tidak tergeletak sembarangan adalah langkah pencegahan sederhana namun sangat efektif untuk mengurangi risiko ini. Selain melindungi keselamatan anak-anak dan penghuni rumah lainnya, tindakan ini juga membantu menjaga keamanan lingkungan dari potensi bahaya yang lebih besar, seperti kebakaran akibat korsleting.

Pemborosan Energi yang Signifikan

Meskipun daya yang terbuang oleh charger yang tidak digunakan tampak kecil, kebiasaan ini memiliki dampak kumulatif yang signifikan. Standby power, atau daya listrik yang dikonsumsi perangkat saat dalam keadaan tidak aktif, dapat mencapai angka yang cukup mengejutkan jika dikalikan dengan jumlah perangkat dan durasi penggunaannya dalam rumah tangga.

Menurut berbagai studi, standby power dapat menyumbang hingga 10 persen dari total konsumsi listrik rumah tangga. Dalam skala global, pemborosan energi ini menjadi lebih nyata, terutama mengingat jumlah rumah tangga yang terus bertambah. Jika kebiasaan ini dibiarkan, sumber daya energi yang sebenarnya bisa digunakan untuk kebutuhan lain akan terbuang percuma.

Dengan mencabut charger setelah digunakan, kita secara langsung membantu mengurangi pemborosan energi ini. Langkah kecil ini tidak hanya mengurangi tagihan listrik pribadi tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap penghematan energi secara kolektif. Selain itu, pengurangan konsumsi listrik juga berarti menurunkan emisi karbon dari pembangkit listrik, yang pada akhirnya membantu pelestarian lingkungan.

Kebiasaan sederhana ini, jika dilakukan oleh banyak orang secara konsisten, dapat membawa perubahan besar terhadap upaya keberlanjutan energi dan pengelolaan sumber daya untuk generasi mendatang.

Kesimpulan

Mencabut charger dari stop kontak setelah selesai digunakan adalah kebiasaan sederhana yang memberikan manfaat signifikan. Tidak hanya membantu menghemat energi dan mengurangi beban pada tagihan listrik, tindakan ini juga memperpanjang umur perangkat charger, mencegah potensi kerusakan teknis, serta meminimalkan risiko keselamatan seperti korsleting dan kebakaran. Lebih dari itu, kebiasaan kecil ini juga mencerminkan kepedulian kita terhadap lingkungan dengan mengurangi pemborosan energi. Mari jadikan mencabut charger setelah digunakan sebagai bagian dari rutinitas sehari-hari demi keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan untuk masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun