Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Games Pilihan

Kalah dalam Game, Kalah dalam Diri? Dampak Psikologis Kekalahan dalam Permainan MOBA

12 Desember 2024   20:30 Diperbarui: 12 Desember 2024   20:30 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/bangp3896

Permainan Multiplayer Online Battle Arena (MOBA), seperti Mobile Legends, Honor of Kings, dan Arena of Valor (AOV), telah mengubah lanskap dunia permainan digital, menarik jutaan pemain dari berbagai usia dan latar belakang. Kesenangan dan kegembiraan yang ditawarkan dalam setiap pertempuran tim online, serta persaingan yang ketat, menjadikan genre ini sangat populer. Namun, di balik sensasi kemenangan dan pencapaian, terdapat sisi gelap yang seringkali diabaikan, yaitu dampak psikologis yang ditimbulkan oleh kekalahan. Banyak pemain mengalami perasaan frustrasi, stres, atau bahkan depresi setelah gagal meraih kemenangan, dan efek ini tidak hanya memengaruhi pengalaman bermain mereka, tetapi juga dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana kekalahan dalam permainan MOBA dapat memengaruhi kesehatan mental pemain dan apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif tersebut.

Tekanan untuk Menang

Dalam dunia kompetitif MOBA, kemenangan sering kali dipandang sebagai ukuran utama keberhasilan, baik oleh pemain itu sendiri maupun oleh komunitas di sekitarnya. Tekanan untuk terus meraih kemenangan bisa datang dari berbagai sumber: ekspektasi pribadi, harapan teman satu tim, atau bahkan standar yang ditetapkan oleh pemain lain di komunitas. Hal ini menciptakan lingkungan di mana kemenangan dianggap sebagai tujuan yang harus dicapai, sementara kekalahan dianggap sebagai kegagalan yang harus dihindari.

Tekanan ini seringkali membentuk perasaan bahwa setiap pertandingan adalah kesempatan untuk membuktikan kemampuan dan keahlian. Akibatnya, pemain merasa terjebak dalam siklus di mana hasil pertandingan memengaruhi pandangan mereka terhadap diri sendiri. Ketika kekalahan datang, perasaan frustrasi dan kekecewaan muncul sebagai respons alami. Kekalahan bisa memicu perasaan tidak puas atau bahkan rasa malu, apalagi jika pemain merasa telah berusaha keras namun gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Selain itu, dalam permainan MOBA yang melibatkan tim, kekalahan seringkali disalahkan pada individu, yang memperburuk perasaan tidak berdaya. Pemain merasa seperti mereka bertanggung jawab atas hasil yang buruk, bahkan jika kesalahan itu terjadi karena faktor-faktor eksternal, seperti kekurangan komunikasi dalam tim atau keberuntungan yang tidak berpihak. Hal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan penurunan rasa percaya diri, serta memengaruhi motivasi pemain untuk terus bermain. Dengan demikian, tekanan untuk menang dalam dunia MOBA, ditambah dengan dampak psikologis dari kekalahan, dapat memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan mental pemain.

Kekalahan Beruntun dan Stres

Kekalahan beruntun atau lose streak dalam permainan MOBA dapat memicu stres dan kecemasan yang signifikan, karena setiap kekalahan meningkatkan rasa ketidakmampuan untuk mengendalikan situasi. Pemain yang terus-menerus mengalami kekalahan mulai merasa seperti berada dalam siklus yang tak terputuskan, yang dapat mempengaruhi pandangan mereka terhadap permainan dan bahkan terhadap diri mereka sendiri. Rasa frustasi yang semakin besar akibat kekalahan beruntun bisa menimbulkan perasaan tidak berdaya, di mana pemain merasa usaha mereka tidak membuahkan hasil, dan bahwa kemenangan yang diinginkan semakin jauh untuk dicapai.

Baca juga: Mengapa Gelar

Ketika pemain merasa kekalahan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari atau dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada di luar kendali mereka, seperti ketidakharmonisan dalam tim atau faktor teknis, mereka mungkin mulai merasa kehilangan kontrol terhadap permainan dan hasilnya. Perasaan ini bisa memperburuk rasa cemas dan stres, karena pemain merasa seperti mereka tidak mampu mengatasi tantangan, meskipun mereka telah berusaha keras. Kekalahan yang terus menerus ini dapat merusak rasa percaya diri dan harga diri pemain, yang pada gilirannya memperburuk perasaan tidak berdaya.

Akibat dari kekalahan beruntun ini, pemain yang sudah merasa tertekan atau kecewa bisa mengalami gangguan mental yang lebih serius. Depresi dapat berkembang ketika perasaan ketidakmampuan dan kesedihan berlarut-larut, sementara kecemasan meningkat karena rasa takut bahwa kekalahan akan terus terjadi. Pemain mungkin juga merasa cemas tentang bagaimana orang lain melihat mereka, apalagi jika mereka merasa diejek atau dicerca oleh teman satu tim atau komunitas. Jika tidak ditangani dengan baik, perasaan ini dapat mempengaruhi kualitas hidup pemain, baik dalam konteks permainan maupun dalam aspek kehidupan sehari-hari.

Selain itu, kekalahan beruntun dapat memengaruhi pola tidur dan kesehatan fisik, karena stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan tidur, ketegangan otot, atau bahkan penurunan nafsu makan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa meskipun permainan MOBA menawarkan hiburan, dampak psikologis dari kekalahan beruntun dapat sangat mempengaruhi kesejahteraan mental pemain, yang memerlukan perhatian lebih untuk mencegah dampak negatif yang lebih serius.

Persepsi Diri dan Harga Diri

Kekalahan dalam permainan, terutama dalam genre kompetitif seperti MOBA, dapat merusak kepercayaan diri dan harga diri pemain dengan cara yang sangat mendalam. Setiap kekalahan, terutama yang terjadi secara beruntun, dapat membuat pemain merasa tidak kompeten dan meragukan kemampuan mereka untuk berhasil. Pemain yang sebelumnya merasa percaya diri dan mahir dalam permainan bisa mulai merasa bahwa mereka tidak lagi memenuhi standar yang mereka tetapkan untuk diri mereka sendiri atau yang diharapkan oleh orang lain.

Saat pemain terus mengalami kekalahan, mereka mungkin mulai menyalahkan diri sendiri, merasa bahwa mereka tidak cukup baik atau tidak memiliki kemampuan yang diperlukan untuk sukses. Perasaan ini sering kali mengarah pada penurunan harga diri, karena kekalahan dianggap sebagai refleksi langsung dari keterbatasan diri, bukan hanya hasil dari situasi atau faktor eksternal. Akibatnya, pemain mungkin merasa tidak mampu atau tidak layak untuk meraih kemenangan, yang memicu spiral negatif dalam pemikiran mereka.

Spiral negatif ini dapat memperburuk perasaan rendah diri, yang pada gilirannya berdampak pada motivasi dan sikap mereka terhadap permainan. Alih-alih merasa termotivasi untuk memperbaiki kekurangan dan belajar dari kesalahan, pemain yang merasa tidak kompeten mungkin menjadi apatis atau enggan untuk bermain lagi, karena mereka merasa usaha mereka sia-sia. Ketika kepercayaan diri dalam permainan menurun, hal ini dapat memengaruhi cara pemain melihat diri mereka dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mungkin membawa perasaan tidak kompeten dan rendah diri dari permainan ke dalam interaksi sosial mereka, pekerjaan, atau kegiatan lain, yang mengarah pada kecemasan sosial atau perasaan tidak dihargai.

Dalam beberapa kasus, spiral negatif ini bisa berlanjut lebih jauh, memengaruhi kondisi mental pemain, seperti depresi atau kecemasan. Perasaan tidak berdaya dalam permainan dapat beralih menjadi perasaan tidak berdaya dalam aspek lain dari kehidupan mereka, mempengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali bahwa kekalahan dalam permainan MOBA tidak hanya memengaruhi kepercayaan diri dalam konteks permainan, tetapi juga dapat berdampak lebih luas pada kehidupan pribadi dan emosional pemain, yang memerlukan perhatian dan pemeliharaan kesehatan mental secara holistik.

Interaksi Sosial dan Konflik

MOBA adalah jenis permainan yang sangat sosial, di mana interaksi antar pemain merupakan bagian penting dari pengalaman bermain. Pemain sering bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan bersama, dan komunikasi serta koordinasi menjadi kunci keberhasilan. Namun, kekalahan dalam permainan ini sering kali memicu konflik dan perselisihan, terutama ketika tim merasa bahwa mereka telah gagal bekerja sama dengan baik atau ada pemain yang dianggap kurang berkontribusi. Ketegangan semacam ini dapat menciptakan atmosfer yang penuh dengan kecaman atau bahkan perdebatan sengit, yang memperburuk pengalaman bermain dan meningkatkan stres.

Konflik yang terjadi setelah kekalahan, seperti saling menyalahkan atau menuduh anggota tim lain, dapat menambah perasaan frustrasi dan kekecewaan. Ketika seorang pemain merasa disalahkan atau dikritik oleh rekan satu timnya, perasaan tersebut dapat mempengaruhi rasa percaya diri dan hubungan sosial dalam permainan. Pemain yang merasa tidak dihargai atau disalahkan atas kekalahan mungkin menjadi enggan untuk berinteraksi atau bermain lagi, yang berujung pada perasaan kesepian dan isolasi.

Perasaan kesepian ini tidak hanya terbatas pada permainan, tetapi dapat meluas ke kehidupan sehari-hari. Pemain yang merasa diabaikan atau tidak dihargai dalam lingkungan permainan bisa mulai menarik diri dari interaksi sosial di luar permainan, merasa terasing, dan menghindari kontak dengan teman-teman atau keluarga. Isolasi ini, bila dibiarkan berlarut-larut, dapat memperburuk kondisi mental mereka, memicu perasaan depresi atau kecemasan, karena mereka merasa terputus dari dukungan sosial yang seharusnya mereka terima.

Selain itu, kesulitan dalam mengelola konflik atau ketegangan dalam tim juga bisa memengaruhi bagaimana pemain menangani konflik dalam kehidupan nyata. Kegagalan dalam menangani perselisihan secara sehat di dalam permainan bisa mengarah pada ketidakmampuan untuk menyelesaikan konflik dalam hubungan sosial atau profesional, yang semakin memperburuk perasaan kesepian atau terisolasi.

Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa interaksi sosial yang terjadi dalam permainan MOBA tidak hanya memengaruhi pengalaman bermain, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan mental pemain, terutama ketika kekalahan dan konflik menciptakan suasana yang penuh ketegangan dan perasaan negatif. Oleh karena itu, pengelolaan emosi dan komunikasi yang baik dalam tim sangat penting untuk menjaga kesejahteraan mental pemain.

Keseimbangan Hidup yang Terganggu

Terlalu fokus pada permainan dan hasil yang ingin dicapai dapat mengganggu keseimbangan hidup pemain dengan cara yang sangat signifikan. Ketika pemain terlalu terobsesi dengan kemenangan atau perbaikan keterampilan dalam permainan, mereka sering kali mengabaikan aspek-aspek penting lain dalam kehidupan mereka, seperti pekerjaan, studi, atau hubungan sosial. Perasaan bahwa permainan adalah satu-satunya sumber kepuasan atau pencapaian dapat mendorong pemain untuk mengalokasikan sebagian besar waktu dan energi mereka untuk bermain, sering kali mengabaikan tanggung jawab di luar permainan.

Pemain yang terjebak dalam pola ini mungkin mulai mengorbankan waktu tidur untuk bermain lebih lama atau mengabaikan kewajiban sehari-hari seperti tugas pekerjaan, ujian, atau pertemuan sosial. Ketika fokus utama mereka beralih ke permainan, mereka mungkin merasa terisolasi dari keluarga atau teman-teman, yang memperburuk ketidakseimbangan dalam hubungan sosial. Hubungan yang semula erat bisa mulai retak, karena pemain tidak lagi memberi perhatian yang cukup terhadap orang-orang terdekat mereka, yang merasa diabaikan atau tidak dihargai.

Ketidakseimbangan ini sering kali memicu masalah yang lebih serius dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks pekerjaan atau studi, keterlambatan dalam menyelesaikan tugas atau pencapaian yang menurun dapat mengganggu reputasi profesional atau akademik pemain. Rasa bersalah atau stres yang muncul akibat tugas yang tertunda dapat menciptakan perasaan cemas atau cemas tentang kegagalan, yang semakin memperburuk kondisi mental mereka. Dalam hubungan sosial, kurangnya perhatian terhadap orang lain dapat menyebabkan konflik dan ketegangan, menciptakan perasaan kesepian, atau bahkan merusak ikatan yang telah dibangun selama ini.

Selain itu, ketidakseimbangan hidup yang dihasilkan dari kecanduan permainan dapat menyebabkan pemain merasa terperangkap dalam siklus stres dan kecemasan. Mereka mungkin merasa terjebak antara dorongan untuk bermain lebih lama dan keinginan untuk memenuhi tanggung jawab lain, yang menciptakan perasaan tertekan. Dalam jangka panjang, ini dapat mengarah pada gangguan tidur, penurunan kesehatan fisik, dan masalah emosional yang lebih dalam.

Penting untuk mengingat bahwa keseimbangan hidup adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental dan fisik yang baik. Pemain yang tidak dapat mengelola waktu mereka dengan bijak atau mengatur prioritas antara permainan dan tanggung jawab lainnya berisiko mengalami dampak negatif yang lebih besar dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, penting bagi pemain untuk menyadari pentingnya mengatur waktu bermain dan menjaga keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Kesimpulan

Meskipun bermain game, terutama dalam genre MOBA, dapat menjadi sarana hiburan yang menyenangkan dan mengasyikkan, penting untuk menyadari dampak psikologis yang bisa ditimbulkan, terutama akibat kekalahan berulang. Kekalahan yang memicu stres, kecemasan, dan konflik dengan rekan tim dapat menggoyahkan kepercayaan diri dan harga diri pemain, serta memengaruhi keseimbangan kehidupan mereka. Oleh karena itu, mengelola ekspektasi, beristirahat secara teratur, dan menjaga keseimbangan antara dunia virtual dan kehidupan nyata adalah langkah-langkah penting untuk menjaga kesehatan mental. Jika Anda merasa bahwa dampak negatif dari kekalahan dalam permainan mulai memengaruhi kehidupan Anda, penting untuk mencari bantuan dari profesional guna mendapatkan dukungan yang diperlukan. Menjaga keseimbangan emosional dalam bermain game akan memastikan bahwa hiburan ini tetap menjadi pengalaman yang positif dan menyegarkan.

Berikut adalah mengenai tips untuk mengatasi dampak negatif kekalahan dalam permainan:

1. Terima kekalahan sebagai bagian dari permainan

Kekalahan adalah hal yang tak terhindarkan dalam setiap permainan, termasuk dalam genre MOBA. Menganggap kekalahan sebagai bagian dari proses belajar dan tumbuh akan membantu pemain untuk tidak terlalu merasa terbebani oleh hasil yang tidak diinginkan. Ketika pemain dapat menerima kekalahan dengan lapang dada, mereka akan lebih mudah untuk bangkit dan terus berusaha tanpa merasa terpuruk.

2. Jangan terlalu keras pada diri sendiri

Pemain sering kali terlalu keras pada diri mereka sendiri setelah mengalami kekalahan, merasa bahwa mereka tidak cukup baik atau gagal memenuhi harapan. Namun, sangat penting untuk bersikap lebih pemaaf terhadap diri sendiri. Ingatlah bahwa tidak ada yang sempurna, dan setiap kekalahan adalah kesempatan untuk belajar. Memberikan dukungan dan kasih sayang pada diri sendiri dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental.

3. Beristirahat sejenak jika merasa terlalu stres

Ketika kekalahan mulai mengganggu kesejahteraan emosional, berhenti sejenak dari permainan bisa sangat membantu. Mengambil waktu untuk beristirahat memberikan kesempatan bagi pikiran untuk meredakan ketegangan dan menyegarkan kembali tubuh serta pikiran. Cobalah untuk melakukan kegiatan lain yang menenangkan, seperti berjalan-jalan, meditasi, atau membaca, untuk menghindari kelelahan mental.

4. Fokus pada perbaikan diri

Alih-alih terfokus pada kekalahan atau kesalahan yang terjadi, coba berfokus pada bagaimana Anda bisa memperbaiki diri di masa depan. Evaluasi permainan Anda, pelajari dari kesalahan, dan tentukan cara untuk meningkatkan keterampilan Anda. Dengan fokus pada peningkatan diri, Anda tidak hanya dapat mengatasi kekalahan lebih baik, tetapi juga membangun rasa percaya diri yang lebih kuat.

5. Jaga hubungan sosial di luar permainan

Terlalu terfokus pada permainan bisa menyebabkan pemain mengabaikan hubungan sosial di luar dunia virtual. Padahal, hubungan yang sehat dengan keluarga, teman, dan orang terdekat sangat penting untuk kesejahteraan mental. Luangkan waktu untuk berinteraksi dengan orang lain secara langsung, berbicara, atau melakukan kegiatan sosial lainnya untuk menjaga keseimbangan emosional dan mengurangi perasaan kesepian.

6. Cari aktivitas lain selain bermain game

Menjaga keseimbangan dengan mencari aktivitas lain di luar bermain game sangat penting untuk menghindari kecanduan dan menjaga kesehatan mental. Cobalah untuk mengeksplorasi hobi atau kegiatan lain yang Anda nikmati, seperti olahraga, seni, atau kegiatan luar ruangan. Dengan demikian, Anda tidak hanya memperkaya pengalaman hidup, tetapi juga dapat mengurangi stres dan memberi ruang bagi tubuh serta pikiran untuk pulih.

Dengan menerapkan tips-tips ini, pemain dapat mengelola dampak negatif dari kekalahan dengan lebih sehat, menjaga keseimbangan emosional, dan tetap menikmati permainan tanpa membiarkan stres atau kecemasan merusak pengalaman mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun