Di balik layar, sinar pudar,
Bayang-bayang riuh berlari,
Seperti angin yang tak tampak,
Kita mengejar bayangan semu.
Di sana, di ujung cakrawala,
Ada suara yang terus memanggil,
Dengan tangan terbuka, namun kosong,
Seolah dunia ini milik mereka.
Kita berlayar tanpa kompas,
Bergantung pada isyarat yang salah,
Melangkah di tepi jurang,
Dari ujung dunia yang tak pernah nyata.
Apa yang kita cari?
Sebuah jejak yang tak meninggalkan tapak,
Sebuah kisah yang tak pernah ditulis,
Tapi kita terus mencarinya,
Seakan takut tertinggal di antara sunyi.
Lihatlah, mereka berkata,
"Tunggulah, ikutilah!"
Namun, di bawahnya hanya bayang,
Menghapus jejak yang sudah lelah.
Apakah kita hanyalah pecahan waktu?
Sesuatu yang terlepas dari semesta,
Terlalu cepat hilang,
Terlalu lambat ditemukan.
Kita, yang tertawan dalam lingkaran ini,
Tergoda oleh cahaya yang terus mengelap,
Menjadi rindu yang tak pernah puas,
Mencari yang tak pernah kita miliki.
Hati kita terperangkap dalam jaring,
Menjadi bayangan dalam dunia nyata,
Mencari kepastian di dalam ketidakpastian,
Tapi, adakah kita benar-benar ingin menemukan jawabannya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H