Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Harta Benda: Pembungkam Suara Kemanusiaan atau Pendorong Ekspresi Diri?

14 Oktober 2024   16:38 Diperbarui: 14 Oktober 2024   16:52 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/praveennaredi14 

c. Peningkatan Kepercayaan Diri

Perasaan superioritas yang berasal dari kekayaan juga dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Ketika berbicara, nada suara mereka mungkin menjadi lebih tegas dan percaya diri, terkadang diartikan sebagai dominasi. Hal ini bisa membuat komunikasi terasa tidak seimbang, di mana individu dengan kekayaan tampak lebih berkuasa dalam percakapan, sehingga menciptakan ketidakharmonisan dalam interaksi sosial.

d. Pengaruh Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial di mana seseorang berinteraksi juga dapat memperkuat perasaan superioritas ini. Dalam kelompok yang memiliki nilai-nilai serupa, individu dengan harta berlimpah mungkin merasa didukung untuk mempertahankan nada bicara yang lebih meremehkan atau menggurui. Lingkungan semacam ini dapat memperkuat keyakinan bahwa cara berbicara mereka adalah norma yang diterima, tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap hubungan interpersonal.

e. Dampak Terhadap Hubungan Sosial

Perubahan dalam nada bicara ini dapat memengaruhi hubungan sosial secara keseluruhan. Ketika orang lain merasakan nada bicara yang meremehkan atau menggurui, mereka mungkin akan merasa terasing atau enggan untuk berinteraksi lebih lanjut. Ini dapat menyebabkan pengucilan sosial bagi individu dengan kekayaan, yang mungkin tidak menyadari bahwa cara mereka berbicara berdampak pada hubungan yang mereka bangun.

Dalam keseluruhan, nada bicara yang meremehkan atau menggurui sering kali merupakan cerminan dari perasaan superioritas yang dihasilkan oleh kekayaan. Kesadaran akan dampak dari nada bicara ini sangat penting, tidak hanya untuk menjaga hubungan sosial yang sehat, tetapi juga untuk memahami dan menghargai keberagaman pengalaman hidup yang dimiliki oleh orang lain. Dengan demikian, kita dapat menciptakan interaksi yang lebih positif dan konstruktif dalam masyarakat yang semakin kompleks ini.

2. Ketidakamanan 

Kekayaan sering kali diidentifikasi dengan kekuatan dan kepercayaan diri, tetapi di balik penampilan luar yang meyakinkan, kekayaan juga dapat menjadi sumber ketidakamanan yang mendalam. Individu yang memiliki harta berlimpah mungkin merasa tertekan untuk mempertahankan citra tertentu, yang dapat memengaruhi cara mereka berbicara dan berinteraksi dengan orang lain.

a. Tekanan untuk Mempertahankan Citra

Orang kaya sering kali merasa bahwa mereka harus menjaga citra yang sesuai dengan status sosial mereka. Ada harapan dari lingkungan sosial, teman, atau bahkan diri sendiri untuk menunjukkan bahwa mereka mampu, sukses, dan selalu berada di puncak. Tekanan ini bisa menyebabkan individu merasa bahwa mereka harus berbicara dengan cara tertentu --- menggunakan kosakata yang lebih formal, nada yang lebih tegas, atau intonasi yang menunjukkan dominasi. Akibatnya, mereka mungkin berusaha keras untuk memenuhi harapan tersebut, yang dapat menciptakan stres dan ketidaknyamanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun