Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Taktik dan Sejarah Catur: Mengungkap Keunikan dan Kekuatan Permainan Ini

14 Juli 2024   11:06 Diperbarui: 14 Juli 2024   11:10 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

B. Etimologi Kata "Catur"

Kata "catur" dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta. Dalam bahasa Sanskerta, kata "catur" memiliki arti "empat". Namun, istilah ini sebenarnya merupakan singkatan dari kata "caturangga" yang berarti "empat bagian" atau "empat sudut". Istilah "caturangga" digunakan dalam konteks permainan yang melibatkan empat komponen atau elemen utama. Permainan ini dikenal sebagai chaturanga di India kuno dan menjadi cikal bakal permainan catur modern.

1. Asal-Usul Permainan Chaturanga

Chaturanga, yang diyakini berasal dari India sebelum abad ke-7, adalah permainan papan yang dimainkan oleh empat peserta. Setiap peserta menempati satu dari empat sudut papan permainan. Dalam permainan ini, masing-masing peserta memiliki bagian permainan yang terdiri dari empat elemen utama: infanteri, kavaleri, gajah, dan kereta perang. Permainan ini mencerminkan struktur militer India kuno dan menggambarkan pertempuran yang melibatkan empat cabang militer tersebut.

2. Perkembangan dari Chaturanga ke Shatranj

Seiring dengan penyebaran budaya dan interaksi antarbangsa, permainan chaturanga diadopsi oleh bangsa Persia. Dalam bahasa Persia, permainan ini dikenal sebagai shatranj. Kata "shatranj" adalah adaptasi dari kata "caturangga" dengan sedikit modifikasi fonetik yang disesuaikan dengan pelafalan Persia. Shatranj menjadi sangat populer di Persia dan kemudian menyebar ke berbagai wilayah lain.

3. Dari Shatranj ke Chess

Pengaruh budaya Persia berlanjut hingga ke dunia Barat, termasuk ke Eropa. Di Persia, istilah "shatranj" mengandung kata "shah" yang berarti "raja". Istilah ini kemudian diadopsi dalam bahasa Inggris menjadi "chess". Kata "chess" berasal dari kata "shah" yang mencerminkan pentingnya peran raja dalam permainan tersebut. Dalam permainan catur modern, raja tetap menjadi salah satu bidak terpenting yang harus dilindungi dari ancaman "skak mat".

4. Permainan Catur Modern

Permainan catur modern, yang berkembang dari chaturanga dan shatranj, dimainkan oleh dua orang peserta. Berbeda dengan chaturanga yang dimainkan oleh empat orang, catur modern menampilkan dua set bidak yang saling berhadapan di papan yang terdiri dari 64 kotak. Setiap peserta memiliki delapan pion, dua benteng, dua kuda, dua gajah, satu ratu, dan satu raja.

Permainan catur modern menekankan strategi, taktik, dan keterampilan analitis. Tujuan utamanya adalah untuk mengancam raja lawan sedemikian rupa sehingga tidak ada langkah yang dapat menghindari penangkapan, yang dikenal sebagai "skak mat".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun