Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sejarah Perkembangan Telepon Genggam: dari Generasi 0 hingga Generasi V

12 Juli 2024   11:03 Diperbarui: 12 Juli 2024   11:07 1685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telepon genggam atau telepon seluler, yang disingkat sebagai ponsel atau HP dalam bahasa Inggris, adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang memiliki kemampuan dasar yang mirip dengan telepon konvensional berbasis saluran tetap. Perbedaannya terletak pada portabilitasnya, yang memungkinkan perangkat ini dibawa ke mana-mana (portable) dan tidak memerlukan sambungan kabel dengan jejaring telepon (komunikasi nirkabel).

Di Indonesia, sistem telepon nirkabel utama yang digunakan adalah GSM (Global System for Mobile Communications). GSM memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan suara, mengirim pesan teks, dan menggunakan layanan data secara mobile. Sistem ini memanfaatkan jaringan sel yang mencakup area geografis yang luas, memungkinkan komunikasi yang efektif di berbagai lokasi.

Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) adalah organisasi yang menghimpun penyelenggara layanan telekomunikasi seluler di Indonesia. ATSI berfungsi sebagai forum untuk koordinasi, advokasi, dan pengembangan kebijakan dalam industri telekomunikasi seluler di Indonesia.

Penggunaan ponsel telah merambah ke berbagai aspek kehidupan sehari-hari, tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai alat untuk mengakses internet, bermain game, memantau informasi terkini, dan melakukan berbagai transaksi secara online. Perkembangan teknologi di bidang telepon seluler terus berlanjut, menciptakan inovasi baru dan meningkatkan konektivitas global secara signifikan.

A. Penemuan dan Generasi Awal 

Telepon genggam atau telepon seluler (disingkat ponsel) adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang memiliki kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional berbasis saluran tetap, tetapi memiliki keunggulan karena dapat dibawa ke mana-mana (portable) dan tidak memerlukan sambungan kabel dengan jejaring telepon (komunikasi nirkabel).

1. Sejarah Penemuan Telepon Genggam

Penemu telepon genggam pertama adalah Martin Cooper, seorang karyawan dari Motorola, yang memperkenalkan perangkat tersebut pada tanggal 3 April 1973. Walaupun banyak disebut-sebut bahwa penemuan telepon genggam adalah hasil kerja sebuah tim dari salah satu divisi Motorola (divisi tempat Cooper bekerja), Cooper adalah sosok yang memprakarsai ide pembuatan alat komunikasi yang kecil dan mudah dibawa bepergian secara fleksibel. Model pertama yang diciptakan oleh tim Cooper adalah Motorola DynaTAC.

2. Tantangan dan Pengembangan Awal

Cooper dan timnya menghadapi tantangan besar dalam memasukkan semua material elektronik ke dalam perangkat berukuran kecil. Tantangan ini berhasil diatasi dengan memproduksi telepon genggam pertama dengan total bobot sekitar dua kilogram. Untuk memproduksinya, Motorola membutuhkan biaya yang setara dengan US$1 juta. Pada tahun 1983, telepon genggam portabel dijual dengan harga US$4 ribu (sekitar Rp36 juta), yang setara dengan US$10 ribu (sekitar Rp90 juta) pada nilai saat ini.

3. Adaptasi Infrastruktur dan Jaringan

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun