Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memahami Peluang dan Tantangan Bekerja di Jepang: Negeri Sakura

24 Maret 2024   09:29 Diperbarui: 30 Maret 2024   06:50 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/huniansyariahdipadang 

Peningkatan jumlah pekerja asal Indonesia terjadi karena rendahnya upah di dalam negeri, sehingga banyak pekerja Indonesia masih melihat Jepang sebagai tujuan yang menarik. Mereka sebagian besar bekerja di bidang manufaktur, konstruksi, perawatan, dan layanan makanan. 

Warga negara Indonesia juga merupakan mayoritas dari pekerja berketerampilan khusus di Jepang, sebutan yang diperkenalkan pada tahun 2019 untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di industri tertentu.

Pihak-pihak swasta di Jepang, seperti Persol Global Workforce, mulai mendatangkan pekerja terampil dari Indonesia di sektor pertanian berdasarkan perjanjian dengan lembaga pendidikan Indonesia. Hal ini sejalan dengan cita-cita Indonesia untuk menjadi salah satu produsen pertanian terkemuka di dunia dan ingin memperoleh keahlian melalui warganya yang bekerja di Jepang.  

Selain itu, pekerja asal Nepal juga mengalami peningkatan sebesar 78,5% dalam lima tahun menjadi 145.587 orang, dengan lebih dari 41% di antaranya belajar di Jepang. Sedangkan pekerja asal Myanmar juga meningkat tajam, meskipun jumlah awalnya sangat sedikit pada tahun 2018. Jumlah pekerja asal Myanmar melonjak 49,9% antara tahun 2022 dan 2023 menjadi 71.188 orang. 

Perekonomian Jepang yang stagnan dan melemahnya yen telah mempengaruhi arus masuk pekerja dari negara-negara besar lainnya. Meskipun demikian, beberapa individu memilih Jepang karena biaya hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan di kota-kota besar di Amerika Serikat dan Eropa. Agen perkemahan seperti Robert Walters Japan menyatakan akan terus merekrut pekerja dari negara-negara tersebut.

Jumlah pekerja asing di Jepang mengalami peningkatan sebesar 40,3% dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang per Oktober 2023, jumlah total tenaga kerja asing di Jepang mencapai 2,05 juta orang. 

Pekerja asal Vietnam mendominasi sebagai kelompok terbesar, menggantikan posisi China yang sebelumnya menduduki posisi itu. Sementara itu, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Jepang mengalami lonjakan hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun 2018. Dikutip dari sumber Nikkei pada Sabtu (16/3/2024), jumlah pekerja migran asal Indonesia melonjak sebesar 192,2% menjadi 121.507 orang dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Pada tahun 2022 dan 2023, terjadi peningkatan sebesar 56%.

Kondisi upah yang rendah di Indonesia menjadi salah satu faktor pendorong warganya untuk merantau ke Jepang. Negara tersebut menawarkan gaji yang cukup tinggi bagi pekerja asing, mencapai 177.800 yen atau setara dengan US$ 1.200, atau sekitar Rp 18,7 juta untuk posisi magang. 

Sebanyak 56% dari pekerja dengan keterampilan khusus di Jepang berasal dari Indonesia. Mereka umumnya bekerja di sektor manufaktur, konstruksi, perawatan, dan restoran. Hal ini mencerminkan kontribusi yang signifikan dari warga negara Indonesia dalam tenaga kerja khusus di Jepang.

Biaya Hidup dan Kesejahteraan

Pinterest.com/iamnhan 
Pinterest.com/iamnhan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun