Gus Baha menjelaskan bahwa prinsip sopan santun memang merupakan ajaran agama, namun perlunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Menurutnya, ketika sopan santun diterapkan secara berlebihan kepada lelaki yang memiliki pikiran buruk, hal itu dapat disalahartikan dan bahkan menimbulkan masalah.Â
Dalam kajiannya di Mahad Aly Situbondo, Gus Baha mengungkapkan pendapatnya tentang bagaimana seharusnya perempuan yang cantik berperilaku terhadap lelaki yang memiliki pemikiran negatif. Menurutnya, jika ditanya apakah seorang perempuan cantik sebaiknya bersikap sopan atau tidak sopan, beliau menyarankan untuk tidak bersikap terlalu sopan.Â
Hal ini karena lelaki yang memiliki penyakit dalam hatinya cenderung memiliki pikiran yang buruk. Sikap sopan dan patuh dari perempuan cantik dianggap sebagai kesediaan untuk dipoligami oleh lelaki tersebut.
"Mbak-mbak yang cantik itu, baiknya berlaku sopan atau tidak sopan? Baiknya tidak sopan. Karena bawaannya lelaki yang di hatinya ada penyakit itu pikirannya juga jelek. Sopan dan manut dikira malah mau dipoligami," jelasnya saat kajian di Mahad Aly Situbondo seperti dikutip dari akun Youtube Ma'had Ay Situbondo, Ahad 2 April 2023.
Pendapat Gus Baha menggarisbawahi bahwa dalam berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pikiran buruk, perempuan perlu mempertimbangkan batasan-batasan dalam penerapan sopan santun. Terlalu berlebihan dalam bersikap sopan dapat memunculkan persepsi yang salah dan bahkan memicu masalah yang lebih besar. Oleh karena itu, penting bagi perempuan untuk memahami konteks dan kondisi sekitar serta bertindak dengan bijaksana dalam menjaga diri mereka sendiri.
Sebagai ilustrasi, Gus Baha memberikan contoh tentang seorang murid perempuan yang berbicara dengan guru lelakinya dengan sikap yang lemah lembut. Beliau menekankan bahwa perilaku seperti itu dapat disalahartikan oleh guru tersebut sebagai tanda bahwa murid perempuan tersebut tertarik untuk menjadi istri kedua.Â
Gus Baha menyatakan bahwa secara logis, tunduknya seorang perempuan secara berlebihan di hadapan lelaki, entah itu orang yang baru dikenal atau guru, bisa dimanfaatkan oleh lelaki tersebut untuk kepentingan pribadi, yang pada akhirnya dapat menimbulkan masalah yang lebih besar.
Gus Baha menjelaskan bahwa meskipun sopan santun adalah hal yang baik, namun jika diterapkan secara berlebihan, hal tersebut tidak efektif. Beliau menegaskan bahwa dalam interaksi sosial, keseimbangan antara sopan santun yang diperlukan dan mempertahankan batasan-batasan yang jelas sangatlah penting. Terlalu tunduk atau terlalu lemah lembut dapat memberikan kesan yang salah dan bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.Â
"Sopan itu bagus, tapi kalau berlebihan tidak efektif," tegas kiai asal Rembang ini.
Pendapat Gus Baha menunjukkan pemahaman mendalam tentang dinamika interaksi sosial antara perempuan dan lelaki serta bahaya yang mungkin timbul dari penerapan sopan santun yang berlebihan. Oleh karena itu, beliau menekankan pentingnya kehati-hatian dan kesadaran diri dalam menjaga keseimbangan antara sopan santun dan menjaga batasan-batasan yang sesuai dalam setiap interaksi.Â