Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Fisik Motorik Halus Anak Usia Dini melalui Pembelajaran Puzzle Ikan

18 Maret 2024   11:58 Diperbarui: 20 Maret 2024   08:41 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tugas Mata Kuliah: Metodologi Penelitian

Nama: Ahmad Faizal Abidin

Semester/Prodi: 04/PIAUD 

Kampus: INSURI Ponorogo

Pendahuluan

Pendidikan anak usia dini merupakan proses pembelajaran dan pembinaan yang ditujukan untuk anak-anak mulai dari lahir hingga usia sekitar enam tahun. Tujuan dari pendidikan ini adalah untuk merangsang perkembangan jasmani, rohani, emosional, sosial, dan intelektual anak agar mencapai kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih formal di masa mendatang. 

Proses pendidikan anak usia dini dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas yang disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan anak, baik dalam konteks formal, nonformal, maupun informal. Metode pembelajaran yang digunakan pun sangat bervariasi, mulai dari permainan, aktivitas seni dan musik, hingga pembelajaran kognitif yang terstruktur. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan yang diberikan kepada anak mulai dari lahir hingga usia enam tahun dengan tujuan untuk merangsang perkembangan jasmani dan rohani, sehingga anak memiliki kesiapan dalam mengikuti pendidikan selanjutnya.

 Proses ini dapat dilakukan melalui jalur formal, nonformal, dan informal (Aisyah, 2021). Menurut Hurlock (1980) sebagaimana yang dikutip oleh Priyanto (2014), masa anak usia dini dimulai setelah masa bayi yang penuh dengan ketergantungan, yakni sekitar usia 2 tahun hingga saat anak mencapai kedewasaan seksual. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menarik bagi anak-anak agar dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal. Menurut National Association for the Education of Young Children (NAEYC), anak usia dini adalah kelompok individu yang berusia antara 0 hingga 8 tahun, sebagaimana yang disebutkan oleh Talango (2020). 

 Periode kanak-kanak usia dini merupakan waktu yang sangat penting dalam perkembangan anak, di mana kemampuan kognitif dan motorik halus mereka mengalami perkembangan yang signifikan. Pada masa ini, anak-anak memasuki fase di mana mereka mulai mengembangkan pemahaman mereka tentang dunia sekitar dan mulai mengasah kemampuan untuk berpikir, memahami, dan memproses informasi secara lebih kompleks. Selain itu, motorik halus anak-anak juga berkembang dengan cepat, memungkinkan mereka untuk melakukan aktivitas fisik yang lebih halus dan presisi, seperti menggambar, menulis, dan memegang objek dengan tepat. 

Oleh karena itu, masa kanak-kanak usia dini menjadi periode penting untuk memberikan stimulasi yang sesuai guna mendukung perkembangan optimal dalam kedua aspek ini. Menurut Wong (2009) sebagaimana yang dikutip oleh Sutinah (2019), menjelaskan bahwa fokus utama dalam mengasuh anak adalah dengan cara meningkatkan fungsi kognitif dan keterampilan pada anak. Motorik halus adalah aktivitas gerakan yang melibatkan penggunaan otot-otot kecil atau sebagian kecil dari anggota tubuh tertentu. Aktivitas ini dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih, seperti yang diungkapkan oleh Mustafa & Sugiharto pada tahun 2020. Pada periode ini, otak anak-anak sangat responsif terhadap rangsangan lingkungan, sehingga penting untuk memanfaatkan metode pembelajaran yang tepat untuk mengoptimalkan perkembangan mereka. Salah satu metode yang diyakini efektif adalah melalui bermain puzzle. Hal ini disebabkan oleh kemampuan mereka dalam mengenali dan memahami bentuk, ukuran, warna, serta ruang yang lebih terlatih melalui aktivitas bermain puzzle.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun