Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ilmu Tanpa Amal: Ibarat Orang Sakit yang Tidak Ingin Minum Obat, Puasa Ramadan Jadi Momentum Iman dan Akhlak

17 Maret 2024   18:11 Diperbarui: 17 Maret 2024   18:14 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan 

Pada bulan suci Ramadan yang penuh berkah ini, umat Muslim berlomba-lomba meningkatkan ketaatan dan ibadah. Namun, penting untuk diingat bahwa memiliki pengetahuan luas tentang agama tanpa diiringi oleh amal saleh ibarat memiliki obat yang tidak diminum. Pesan ini disampaikan dengan kuat oleh Imam Al-Ghazali dalam kitabnya yang terkenal, Ayyuhal Walad. Dalam karya monumental ini, Imam Al-Ghazali menggambarkan secara mendalam betapa pentingnya tidak hanya memiliki pengetahuan tentang agama, tetapi juga mengaplikasikannya dalam perilaku dan tindakan sehari-hari. Pendekatan holistik ini membantu umat Muslim memahami bahwa keberhasilan spiritual tidak hanya bergantung pada kedalaman pengetahuan, tetapi juga pada pengamalan yang konsisten dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam menyambut Ramadan dan setiap waktu yang penuh berkah lainnya, penting bagi umat Muslim untuk tidak hanya meningkatkan pengetahuan agama mereka, tetapi juga mengamalkannya dalam perbuatan baik dan ketaatan kepada Allah SWT.

Nasihat Ketiga

Dokumen Pribadi: Hasil Screenshot dari Terjemahan Kitab Ayyuhal Walad (PDF)
Dokumen Pribadi: Hasil Screenshot dari Terjemahan Kitab Ayyuhal Walad (PDF)

Dalam Nasihat Ketiga kitab tersebut, Imam Al-Ghazali mengingatkan kita bahwa memiliki ilmu pengetahuan, sebanyak apapun itu, tidak menjamin keselamatan di akhirat. Seseorang yang menghafal ratusan ribu masalah agama namun tidak mengamalkannya, setara dengan orang yang sakit yang diberi obat tetapi tidak meminumnya. Pesan ini menyoroti pentingnya tidak hanya mengejar pengetahuan agama, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Imam Al-Ghazali menegaskan bahwa kebaikan dan keselamatan sejati datang dari mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam tindakan nyata. Dengan demikian, Nasihat Ketiga menyerukan agar umat Muslim tidak hanya fokus pada akumulasi pengetahuan, tetapi juga pada implementasi yang sungguh-sungguh dalam perilaku dan ibadah sehari-hari. Ini menegaskan pentingnya keseimbangan antara ilmu dan amal dalam mencapai tujuan spiritual yang lebih tinggi.

Dalam hal ini disebutkan suatu syair dalam bahasa Parsi:    

  

Artinya: "Seandainya engkau menimbang dua ribu kati arak maka engkau tidak akan mabuk sehingga bila engkau meminumnya."

Beliau kemudian menguatkan argumennya dengan menggunakan perumpamaan yang indah. Bayangkan, jika Anda memiliki dua ribu kati arak (minuman keras) - jumlah yang sangat besar. Hanya dengan menimbangnya, Anda tidak akan merasa mabuk, bukan? Hal yang sama berlaku untuk ilmu pengetahuan. Meskipun Anda mengumpulkan seribu kitab dan belajar bertahun-tahun lamanya, tidak akan membuat ridho Allah SWT turun kecuali jika ilmu tersebut diamalkan. Perumpamaan ini memberikan gambaran yang jelas tentang pentingnya tidak hanya mengumpulkan pengetahuan, tetapi juga mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Imam Al-Ghazali menekankan bahwa nilai sejati dari ilmu adalah ketika itu diterapkan dengan benar dalam amal yang baik dan ketaatan kepada Allah SWT. Dengan demikian, keindahan perumpamaan ini mengilustrasikan bahwa keselamatan dan ridho Allah SWT tidak dapat dicapai hanya melalui akumulasi pengetahuan, tetapi melalui praktik yang benar dan penuh kesungguhan.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّااللّٰهُ، وأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَأِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ الْبَيْتِ لِمَنِ اسْتَطَا إِليِهِ سَبِيْلًا 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun