Shalat Tarawih dan WitirÂ
KeutamaanBulan Ramadan 1445 H merupakan bulan yang penuh berkah dan ampunan dalam agama Islam. Salah satu ibadah yang sangat istimewa dilakukan pada bulan ini adalah pelaksanaan shalat Tarawih dan witir. Kedua shalat sunah ini dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU). Shalat Tarawih memiliki berbagai keutamaan, di antaranya adalah pengampunan dosa-dosa yang telah lalu. Sedangkan shalat witir juga memiliki keutamaan, salah satunya adalah dijauhkannya pelakunya dari api neraka dan diampuninya dosa-dosa yang telah dilakukan. Pelaksanaan kedua shalat ini merupakan bagian yang sangat penting dalam ibadah selama bulan Ramadan, di mana umat Islam berupaya memperbanyak amal ibadah dan memohon ampunan serta ridha Allah SWT.
Tata Cara Shalat Tarawih dan Witir NUÂ
Nahdlatul Ulama (NU) mengikuti mazhab Syafi'i dalam pelaksanaan ajaran Islam. Menurut mazhab Syafi'i, salat Tarawih dilakukan sebanyak 20 rakaat dengan 10 kali salam. Setiap dua rakaat diakhiri dengan salam. Pandangan ini didukung oleh beberapa ulama Syafi'i, termasuk Imam Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari dalam kitabnya, Fathul Mu'in. Dalam kitab tersebut, disimpulkan bahwa shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat.
Menurut kutipan dari buku "Masalah Garis Perbatasan Nahdlatul Ulama" karya Cholil Nafis, Imam Zainuddin al-Malibari menyatakan dalam Fath al-Mu'in: "Shalat Tarawih hukumnya sunnah, 20 rakaat dan 10 salam pada setiap malam di bulan Ramadan. Karena ada hadits: Barangsiapa melaksanakan (shalat Tarawih) di malam Ramadan dengan iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang terdahulu diampuni. Setiap dua rakaat harus salam. Jika shalat Tarawih 4 rakaat dengan satu kali salam maka hukumnya tidak sah..." (Fath al Mu'in, Zainuddin al-Malibari, Dar al Fikr, juz I, halaman 360).
Dengan demikian, shalat Tarawih yang dilakukan oleh NU sebanyak 20 rakaat dengan 10 kali salam merupakan pelaksanaan ajaran mazhab Syafi'i yang telah disepakati oleh ulama-ulama terkemuka dalam tradisi NU. Hal ini menjadi bagian penting dalam amalan ibadah selama bulan Ramadan, di mana umat Islam berusaha memperbanyak ibadah dan memohon ampunan serta ridha Allah SWT.
Kharijah bin Khudzafah al-Adawi meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah yang Maha mulia lagi Maha perkasa telah memberikan satu salat kepada kalian, yang lebih baik bagi kalian daripada binatang yang paling baik, yaitu shalat witir. Dan Dia menjadikannya bagi kalian antara salat Isya sampai terbit fajar." (HR Abu Dawud)
Dalam kalangan Nahdlatul Ulama (NU), umumnya dilakukan shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat yang kemudian diikuti dengan salat witir sebanyak 3 rakaat. Praktik ini dipahami dan diamalkan berdasarkan prinsip ajaran Islam yang bermazhab. NU mengikuti sistem bermazhab dalam menjalankan ajaran Islam, dan salah satu mazhab yang dianut adalah mazhab Syafi'i.Â
Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip yang terdapat dalam tradisi NU yang menghargai warisan ilmiah dan praktik beribadah yang telah diwariskan oleh para ulama terdahulu. Dalam konteks ini, shalat Tarawih sebanyak 20 rakaat dan witir sebanyak 3 rakaat merupakan bagian penting dari praktik ibadah selama bulan Ramadan yang sesuai dengan ajaran mazhab Syafi'i yang menjadi pijakan ajaran NU. Praktik ini menjadi salah satu wujud dari komitmen NU dalam menjalankan ajaran Islam dengan berlandaskan pada pemahaman yang kokoh dan sistematis, sesuai dengan prinsip-prinsip yang diwariskan oleh para ulama.
Tata Cara Shalat Tarawih dan witir NU