Sementara bagi mereka yang sedang dalam perjalanan, baik perjalanan jauh atau perjalanan yang membutuhkan konsentrasi dan energi ekstra, mereka juga diberikan kelonggaran untuk tidak menjalankan puasa. Mereka dapat menggantinya di kemudian hari ketika mereka telah kembali ke tempat tinggal mereka dan situasinya lebih memungkinkan untuk melaksanakan puasa dengan khusyuk. Selain itu, bagi orang tua yang renta dan tidak mampu menjalankan puasa karena kondisi fisik yang sudah lemah, mereka juga dikecualikan dari kewajiban tersebut. Sebagai alternatif, mereka dapat membayar fidyah sebagai pengganti puasa yang mereka lewatkan. Fidyah ini berupa memberikan makanan kepada orang yang membutuhkan atau memberikan sumbangan kepada yayasan yang menangani kebutuhan masyarakat. Dengan memberikan kelonggaran ini, Islam menunjukkan sikap pengertian dan kasih sayang terhadap keadaan individu yang beragam. Prinsip ini menggarisbawahi bahwa agama Islam bukan hanya tentang ketaatan kaku, tetapi juga tentang kebijaksanaan, keadilan, dan pemahaman terhadap kondisi nyata manusia.
Hikmah di Balik Puasa Ramadhan
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ١٨٥
Artinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa pun yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan pengampunan di dalam ajaran agama Islam. Pada bulan ini, Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, diturunkan sebagai petunjuk dan panduan bagi seluruh umat manusia. Puasa yang dilaksanakan selama bulan Ramadhan memiliki peran yang penting dalam membantu manusia untuk lebih fokus dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran yang terdapat dalam Al-Qur'an. Pertama-tama, puasa membawa kondisi spiritual yang lebih baik bagi umat Muslim. Dengan menahan diri dari makanan, minuman, dan aktivitas duniawi lainnya dari terbit fajar hingga terbenam matahari, umat Muslim diarahkan untuk memusatkan perhatian mereka kepada aspek spiritual dalam kehidupan. Dalam keadaan yang lebih tenang dan penuh kesadaran akan keberadaan Allah SWT, umat Muslim memiliki kesempatan yang lebih besar untuk merenungkan dan memahami isi Al-Qur'an dengan lebih mendalam. Kemudian, puasa membantu memperkuat hubungan individu dengan Al-Qur'an. Dengan menjalani puasa, umat Muslim dibimbing untuk meningkatkan kualitas ibadah dan ketakwaan kepada Allah SWT. Hal ini mencakup memperbanyak membaca, mempelajari, dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur'an. Dengan memusatkan perhatian pada ajaran Al-Qur'an selama bulan Ramadhan, umat Muslim dapat lebih menyatu dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, sehingga mendorong mereka untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, puasa juga membantu membersihkan hati dan jiwa dari penyimpangan dan keburukan. Dengan memperkuat kedisiplinan diri dan meningkatkan kesadaran akan perbuatan yang baik dan buruk, umat Muslim dapat lebih mudah menerima dan menginternalisasi ajaran yang terdapat dalam Al-Qur'an. Hal ini membuat mereka lebih mampu untuk mengamalkan nilai-nilai kebajikan yang diajarkan dalam Al-Qur'an dalam segala aspek kehidupan mereka. Dengan demikian, puasa dalam bulan Ramadhan tidak hanya sekadar menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga merupakan sarana yang kuat untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Al-Qur'an. Sebagai bulan yang dianggap istimewa dalam agama Islam, Ramadhan memberikan kesempatan emas bagi umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui pengamalan ajaran-Nya yang terdapat dalam Al-Qur'an.
Kedekatan dengan Allah SWT
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦
Artinya: "Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
Allah SWT senantiasa berada dalam kehadiran yang dekat dengan hamba-Nya. Beliau adalah Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Menjawab doa-doa hamba-Nya yang diucapkan dengan ketulusan hati. Oleh karena itu, dalam bulan Ramadhan, umat Islam diberikan nasihat untuk meningkatkan frekuensi berdoa dan memperkuat iman kepada Allah SWT. Kehadiran Allah yang dekat dengan hamba-Nya adalah manifestasi dari rahmat dan kasih sayang-Nya yang tak terhingga. Dalam ajaran Islam, keyakinan akan kehadiran-Nya yang senantiasa dekat memberikan penghiburan, harapan, dan kekuatan bagi umat Muslim dalam menghadapi segala cobaan dan tantangan hidup. Meningkatkan frekuensi berdoa dalam bulan Ramadhan adalah bentuk pengakuan atas kekuasaan dan kemurahan Allah SWT. Umat Muslim diajak untuk memanfaatkan kesempatan yang istimewa ini untuk memohon ampunan, rahmat, petunjuk, dan keberkahan dari-Nya.
Dengan berdoa secara khusyuk dan ikhlas, umat Islam dapat merasakan kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-hari dan memperkuat hubungan spiritual mereka dengan-Nya. Selain itu, memperkuat iman kepada Allah SWT merupakan aspek penting dalam menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan. Dengan memperkokoh iman, umat Muslim menjadi lebih teguh dan tawakal dalam menghadapi ujian dan godaan selama menjalankan puasa. Keyakinan yang kuat akan kekuasaan dan kebijaksanaan Allah memberikan ketenangan dan kekuatan batin yang diperlukan untuk melewati bulan Ramadhan dengan penuh kesadaran dan keberkahan. Dengan demikian, nasihat untuk memperbanyak doa dan memperkuat iman kepada Allah SWT dalam bulan Ramadhan adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, menguatkan hubungan spiritual, dan menumbuhkan ketaqwaan yang lebih dalam di dalam hati umat Muslim.
Menjaga Keseimbangan dalam Hubungan Suami-Istri
اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ ١٨٧
Artinya: "Dihalalkan bagimu pada malam puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkanmu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa."