Mereka telah memilih untuk menutup pintu hati mereka terhadap cahaya petunjuk dan hidayah Allah SWT. Sebagai akibatnya, mereka tetap dalam keadaan kesesatan dan kegelapan spiritual, terisolasi dari rahmat dan kasih sayang Allah SWT. Â
Metafora ini memberikan gambaran yang kuat tentang keteguhan hati yang keras dan keengganan untuk membuka diri terhadap kebenaran. Hal ini menegaskan bahwa upaya-upaya untuk membawa mereka kepada jalan yang benar dan lurus dapat bertemu dengan kebuntuan, karena hati mereka telah tertutup rapat oleh keengganan dan keteguhan yang kuat terhadap kesesatan.
Pendengaran yang TersumbatÂ
Selain memiliki hati yang terkunci, orang-orang kafir juga digambarkan memiliki pendengaran yang tersumbat. Metafora ini menunjukkan bahwa mereka menolak untuk mendengarkan ayat-ayat Allah dan petunjuk yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.Â
Mereka sengaja menutup telinga mereka terhadap kebenaran dan lebih memilih untuk mengikuti hawa nafsu mereka. Pendengaran yang tersumbat mencerminkan keengganan mereka untuk menerima pesan-pesan kebenaran yang datang kepada mereka. Mereka tidak hanya menolak untuk mendengarkan, tetapi juga secara aktif mengabaikan atau menghindari segala bentuk nasihat atau pengajaran yang bisa membawa mereka kepada jalan yang benar.Â
Hal ini menunjukkan bahwa mereka lebih memilih untuk hidup dalam kesesatan dan mempertahankan keyakinan dan kebiasaan mereka yang salah, daripada membuka telinga mereka terhadap kebenaran.Â
Konsekuensinya, mereka terus hidup dalam kegelapan spiritual dan kesesatan, terisolasi dari cahaya petunjuk dan rahmat Allah SWT. Sikap menutup telinga mereka terhadap kebenaran mengakibatkan mereka kehilangan kesempatan untuk mendapatkan hidayah dan petunjuk yang dapat membawa mereka kepada jalan yang benar. Sebaliknya, mereka terjerumus lebih dalam ke dalam kesesatan dan kebingungan, mengikuti hawa nafsu mereka yang menyesatkan.
Penglihatan yang TerhalangÂ
Kebutaan spiritual juga merupakan ciri orang-orang kafir. Metafora ini menyoroti bahwa penglihatan mereka terhalang oleh selubung kesombongan dan keangkuhan. Mereka tidak mampu melihat tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta dan dalam diri mereka sendiri.Â