Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fremasonry: Menyatukan Tradisi dan Modernitas

4 Maret 2024   21:18 Diperbarui: 4 Maret 2024   21:35 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
i.pinimg.com/Pinterest.com

Melalui keberadaannya, Loge Freemasonry menjadi titik fokus bagi aktivitas dan interaksi anggota, menjadi pangkalan yang kuat bagi persaudaraan dan pengembangan spiritual. Dengan mempertahankan nilai-nilai Freemasonry yang mendasar, Loge menjadi tempat yang memungkinkan anggota untuk terlibat secara aktif dalam pencarian akan pengetahuan, kebijaksanaan, dan kebenaran, serta memperkuat ikatan persaudaraan yang merupakan inti dari Freemasonry itu sendiri.

Perbedaan dalam Ideologi

fossilbluff/Pinterest.com
fossilbluff/Pinterest.com

Perbedaan antara Freemasonry Reguler dan Kontinental menunjukkan sifat dinamis dan evolusi organisasi ini seiring berjalannya waktu. Freemasonry Reguler menekankan pengekalan praktik-praktik tradisional yang telah lama ada, termasuk pengecualian wanita dari keanggotaan dan pembatasan pada diskusi agama dan politik di dalam Loge. Di sisi lain, Freemasonry Kontinental mengambil sikap yang lebih liberal, seringkali menantang konvensi-konvensi yang telah mapan. 

Freemasonry Reguler, sesuai dengan tradisi yang telah tertanam dalam organisasi ini selama berabad-abad, mempertahankan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan sejak lama. Ini termasuk pemahaman bahwa hanya laki-laki yang diizinkan menjadi anggota penuh, sementara wanita biasanya tidak diterima sebagai anggota. Selain itu, Freemasonry Reguler juga cenderung membatasi diskusi yang terjadi di dalam Loge terkait dengan isu-isu agama dan politik, dengan fokus lebih pada pengembangan moral dan spiritual individu.

Di sisi lain, Freemasonry Kontinental mengadopsi sikap yang lebih liberal dalam interpretasi dan penerapan prinsip-prinsip Freemasonry. Mereka cenderung lebih terbuka terhadap ide-ide yang baru dan inovatif, bahkan jika itu berarti menantang tradisi yang ada. Dalam banyak kasus, Freemasonry Kontinental membuka pintu bagi partisipasi wanita sebagai anggota penuh, dan mereka lebih memperbolehkan diskusi tentang isu-isu agama dan politik di dalam Loge. 

Perbedaan-perbedaan ini mencerminkan dinamika dalam Freemasonry sebagai organisasi yang hidup dan terus berkembang. Sementara Freemasonry Reguler mempertahankan keberadaan tradisi yang kuat, Freemasonry Kontinental menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan sosial dan budaya yang terjadi seiring berjalannya waktu. Meskipun memiliki perbedaan pandangan dan praktik, keduanya tetap merupakan bagian integral dari caleidoskopik Freemasonry yang membentuk landskap globalnya.

Tantangan dan Peluang

i.pinimg.com/Pinterest.com
i.pinimg.com/Pinterest.com

Saat Freemasonry berupaya menavigasi kompleksitas dunia modern, organisasi ini dihadapkan pada tantangan dan peluang yang mendalam. Di tengah era yang ditandai oleh perubahan sosial dan budaya yang cepat, Freemasonry harus menemukan titik keseimbangan yang tepat antara mempertahankan warisan tradisionalnya yang kaya dan merangkul nilai-nilai progresif yang sesuai dengan tuntutan zaman. 

Dalam upayanya untuk tetap relevan dan inklusif, Freemasonry harus mengatasi sejumlah masalah yang muncul, termasuk isu-isu kesetaraan gender, keragaman, dan transparansi. Pertanyaan tentang apakah wanita harus diberi kesempatan untuk bergabung sebagai anggota penuh masih menjadi perdebatan dalam komunitas Masonik, dengan beberapa fraksi yang mengadvokasi untuk perubahan yang lebih inklusif, sementara yang lain mempertahankan tradisi eksklusifitas laki-laki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun