Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Perkiraan Anggaran Makan Siang Gratis Rp15 Ribu per Anak dan Pertimbangan Kebutuhan Nutrisi

27 Februari 2024   19:02 Diperbarui: 29 Februari 2024   10:08 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Etalase warteg. (Foto: KOMPAS/PRIYOMBODO)

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin diberikan pertanyaan tentang kecukupan anggaran untuk makan siang gratis sebesar Rp15.000 per anak dalam pemenuhan gizi. 

Namun, Budi tidak langsung memberikan jawaban, melainkan ia membalas dengan pertanyaan, apakah jumlah tersebut mampu memberikan kecukupan nutrisi yang diperlukan untuk mengenyangkan perut anak-anak. 

Dalam tindakan ini, Budi menggunakan strategi retorika untuk membalik pertanyaan kepada pihak media, meminta mereka untuk merenungkan apakah alokasi anggaran tersebut sesuai dengan kebutuhan nutrisi anak-anak. 

Strategi ini memungkinkan Budi untuk menyoroti pentingnya pemberian nutrisi yang cukup dan seimbang, sambil mengajak pihak media serta masyarakat secara lebih luas untuk berpikir kritis tentang isu tersebut.


"Nah sekarang saya tanya  kalau makan Rp15.000 kenyang apa enggak?," Budi mengungkapkan pernyataannya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada hari Selasa tanggal 27 Februari 2024. 

"Nah kalo di Yogya cukup," ujarnya.

Dia menyatakan bahwa pembahasan mengenai program makan siang gratis belum mencapai tahap pengukuran keseimbangan nutrisi. 

Budi menjelaskan bahwa rapat terkait program makan siang gratis yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi, pada hari Senin tanggal 26 Februari 2026 yang lalu, baru mencapai tahap persiapan anggaran. 

Dalam hal ini, Budi memberikan informasi tentang kemajuan pembahasan program tersebut, menekankan bahwa fokus saat ini adalah pada penyusunan anggaran dan bahwa aspek keseimbangan gizi masih perlu diperhatikan lebih lanjut. 

Dengan memberikan penjelasan yang jelas dan detail, Budi memberikan gambaran yang lebih baik tentang status dan tahapan program makan siang gratis yang sedang dibahas.

"Kalau yang kemarin dibicarakan adalah supaya anggaran 2025 dipersiapkan utk transisi ke masa presiden berikutnya dan salah satu program utamanya kan yang makan siang gratis itu. Jadi sebaiknya agar mulai dihitung dan dianggarkan," kata Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan (Menkes).


Budi memproyeksikan bahwa alokasi anggaran untuk program makan siang yang diusulkan oleh Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka kemungkinan akan lebih besar dibandingkan dengan program 'Isi Piring' yang dijalankan oleh Kementerian Kesehatan. 

Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa program 'Isi Piring' difokuskan khusus untuk anak-anak di bawah usia lima tahun, sehingga porsi makanannya lebih kecil. 

Dengan demikian, Budi memberikan analisis mengenai perbandingan antara dua program tersebut, menyoroti perbedaan dalam sasaran dan alokasi anggaran yang kemungkinan akan berbeda sesuai dengan kebutuhan dan target masing-masing program. 

Penjelasan ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika anggaran dan tujuan dari kedua program tersebut.

"Kalau anggaran yang mereka pasti lebih besar dugaan saya ya karena makannya lebih banyak. Kalau 'Isi Piring' kan untuk 5 tahun ke bawah. Jadi makannya lebih dikit," jelas Budi.

Budi mengungkapkan bahwa pemberian makanan gratis sebenarnya telah terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 

Namun demikian, ia menegaskan bahwa program makan siang gratis akan dijadikan sebagai bagian yang lebih terstruktur dan terjadwal dalam kehidupan sehari-hari ke depannya. 

Dengan demikian, Budi menyoroti bahwa meskipun praktik memberi makan gratis sudah ada, langkah untuk membuatnya menjadi formal dan rutin diatur menjadi fokus dalam pelaksanaan program ini. 

Pernyataan ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang maksud dan tujuan dari program makan siang gratis yang diusulkan, serta menunjukkan upaya untuk meningkatkan keteraturan dan aksesibilitas dalam mendapatkan makanan bagi masyarakat yang membutuhkan.

"Inget dulu di sekolah-sekolah kan makan, di pesantren-pesantren kan orang terbiasa diberikan makan. Perilaku atau budaya makan bersama atau makan gratis ini sebenernya dalam kehidupan sehari-hari dari masyarakat Indonesia sudah terjadi sehingga kita formalkan aja,"kata Budi Gunadi Sadikin, Menkes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun