Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Tahun 2024 Ingin Hidup Sejahtera? Kuasai Seni Membedakan Keinginan dan Kebutuhan

18 Februari 2024   17:17 Diperbarui: 18 Februari 2024   17:47 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Terdapat banyak alternatif lain dalam hal perangkat komunikasi yang lebih sederhana dan terjangkau, seperti HP yang tidak terlalu canggih atau bahkan telepon rumah. Penting untuk diingat bahwa kepemilikan HP seri terbaru adalah pilihan konsumsi yang bersifat opsional atau kemewahan semata, yang tidak selalu mencerminkan kebijaksanaan finansial atau prioritas yang sehat dalam pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan kembali prioritas pengeluaran dan memastikan bahwa dana tersedia untuk memenuhi kebutuhan yang lebih penting dan mendesak, sebelum memutuskan untuk menginvestasikan dana dalam pembelian perangkat elektronik yang mahal.

e. Memakai baju branded merupakan upaya untuk meningkatkan rasa percaya diri atau menunjukkan status sosial tertentu, namun hal ini tidak dapat dianggap sebagai kebutuhan yang esensial untuk menutupi tubuh. Meskipun memakai baju branded dapat memberikan kesan eksklusivitas dan kemewahan tertentu bagi pemakainya, keberadaannya lebih berkaitan dengan keinginan untuk menampilkan gaya hidup atau citra diri yang diinginkan daripada kebutuhan fungsional untuk berpakaian. Memakai baju branded sering kali dipandang sebagai simbol status atau keberhasilan dalam masyarakat tertentu, yang dapat meningkatkan rasa percaya diri atau citra diri seseorang.  Namun, pada dasarnya baju branded bukanlah kebutuhan yang mendasar untuk menutupi tubuh. 

Terdapat banyak alternatif lain dalam hal pilihan pakaian yang lebih terjangkau dan mungkin tidak bermerek, namun tetap memenuhi fungsi dasar untuk melindungi tubuh dan menjaga kenyamanan. Penting untuk diingat bahwa memakai baju branded adalah pilihan konsumsi yang bersifat opsional atau kemewahan semata, yang tidak selalu mencerminkan kebijaksanaan finansial atau prioritas yang sehat dalam pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan kembali prioritas pengeluaran dan memastikan bahwa dana tersedia untuk memenuhi kebutuhan yang lebih penting dan mendesak, sebelum memutuskan untuk menginvestasikan dana dalam pembelian pakaian bermerek yang mahal.

Kemampuan untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan memberi kita keunggulan dalam mengelola keuangan secara bijak. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat mengatur anggaran dengan lebih efektif. Prioritas diberikan pada kebutuhan yang esensial, yang penting untuk menjaga kelangsungan hidup dan kesejahteraan, seperti makanan, tempat tinggal, kesehatan, dan pendidikan. Pengeluaran untuk kebutuhan ini ditempatkan di posisi teratas dalam anggaran, memastikan bahwa kebutuhan pokok terpenuhi sebelum mempertimbangkan hal-hal lain.

Di sisi lain, kita mampu menunda atau bahkan menghilangkan pengeluaran untuk keinginan yang tidak esensial. Ini termasuk hal-hal seperti barang-barang mewah, liburan mewah, atau hobi yang mahal. Dengan menilai kembali keinginan-keinginan ini, kita dapat mengalokasikan sumber daya finansial kita dengan lebih cermat dan memastikan bahwa dana tersedia untuk kebutuhan yang lebih mendesak dan penting. Kemampuan untuk memprioritaskan dan mengelola kebutuhan dan keinginan adalah keterampilan yang sangat penting dalam mencapai stabilitas keuangan dan kesejahteraan jangka panjang. Hal ini memungkinkan kita untuk menghindari hutang yang tidak perlu, mengurangi stres keuangan, dan membangun dasar keuangan yang kokoh untuk masa depan. Dengan kesadaran akan perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, serta kemampuan untuk bertindak sesuai dengan penilaian tersebut, kita dapat mengelola keuangan kita dengan lebih baik dan mencapai tujuan keuangan yang lebih berkelanjutan.

Berikut beberapa tips untuk membedakan kebutuhan dan keinginan: 

youngontop.com
youngontop.com

1. Mula-mula, penting untuk mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri: Apakah barang atau layanan ini benar-benar diperlukan untuk menjalani hidup sehari-hari? Ini memungkinkan kita untuk mengevaluasi apakah pembelian tersebut memang merupakan kebutuhan yang esensial atau hanya keinginan belaka.

2. Selanjutnya, kita dapat mempertimbangkan alternatif yang lebih terjangkau atau hemat biaya. Apakah ada cara lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang lebih rendah? Misalnya, apakah ada merek atau model yang lebih murah namun tetap memenuhi kebutuhan kita dengan baik? Dengan mempertimbangkan opsi yang lebih ekonomis, kita dapat menghemat uang tanpa mengorbankan kualitas atau kepuasan.

3. Ketika mempertimbangkan pembelian, penting untuk memikirkan dampak jangka panjangnya. Apakah barang atau layanan tersebut akan memberikan manfaat yang berkelanjutan atau hanya memberikan kesenangan sesaat? Dengan mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari pembelian tersebut, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan memprioritaskan pengeluaran yang benar-benar bermanfaat dalam jangka panjang.

4. Terakhir, hindari pembelian impulsif dengan memberikan waktu tunggu selama minimal 24 jam sebelum membuat keputusan pembelian untuk barang atau layanan yang mahal. Ini memberi kesempatan untuk merenungkan apakah kita benar-benar membutuhkan atau menginginkan barang tersebut. Dengan memberikan waktu bagi pikiran kita untuk meresapi, kita dapat menghindari keputusan impulsif yang mungkin mengakibatkan penyesalan atau pemborosan uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun