Data Quick Count terkini dari Lembaga Survei Indonesia (Indikator) pada Kamis, 15 Februari 2024, pukul 15:11 WIB menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Gibran masih memimpin dengan perolehan suara sebesar 58.02 persen. Suara yang diperoleh oleh pasangan Prabowo-Gibran jauh melampaui suara yang didapatkan oleh pasangan Anies-Muhaimin, yang hanya mencapai 25,36 persen. Pada sisi lain, pasangan Ganjar-Mahfud hanya berhasil mengumpulkan dukungan sebesar 16,62 persen. Data yang masuk 99,00 persen.
 Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka juga telah mengumumkan kemenangan mereka di Istora Senayan Jakarta pada Rabu petang, tanggal 14 Februari 2024.
Silahkan klik link ini melihat hasil "Quick Count."
Apabila data tersebut sesuai dengan hasil hitung resmi yang akan diumumkan oleh KPU RI nantinya, maka pemungutan suara putaran kedua tidak akan diperlukan. Dominasi Prabowo-Gibran dalam hitungan cepat atau quick count lembaga survei memunculkan ingatan akan pernyataan mantan Presiden ke-4 RI, Gus Dur, mengenai Prabowo sebagai  calon presiden (akan menjadi presiden) di masa tuanya.
Apakah prediksi yang dulu diucapkan oleh almarhum Gus Dur terbukti?
Sebagai pengingat, mengacu pada laporan Tribun Jakarta, pada pertengahan tahun 2022, Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan KH Irfan Yusuf Hasyim di Pondok Pesantren Tebuireng, Jawa Timur. Pada saat itu, Gus Irfan mengingatkan bahwa Gus Dur pernah menyatakan bahwa Prabowo Subianto akan menjadi presiden di masa tuanya.
"Saya mengutip ucapannya Gus Dur, beliau pernah mengatakan Pak Prabowo jadi presiden di usia tua. InsyaAllah 2024," Gus Irfan mengungkapkan hal tersebut dalam pernyataan resmi saat kunjungan Prabowo ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jawa Timur, pada Rabu, 4 Mei 2022.
Namun demikian, Yenny Wahid, anak dari Gus Dur, mengakui bahwa ia tidak pernah secara langsung mendengar ayahnya mengucapkan bahwa Prabowo Subianto akan menjadi presiden di masa tuanya.
"Terus terang saya tidak pernah mendengar Gus Dur mengatakan itu," kata Yenny, anak dari Gus Dur.
Yenny bahkan sempat menanyakan hal tersebut kepada orang-orang terdekat Gus Dur, tetapi tidak ada yang mendengar atau mengetahui pernyataan prediksi dari Gus Dur tersebut.
"Jadi ini kategorinya daif ini," ujar Yenny.
Yenny mengakui bahwa dia tidak mengetahui siapa yang pertama kali membuat dan menyebarkan narasi dari Gus Dur yang sering kali digunakan sebagai alat kampanye oleh pendukung calon presiden dan calon wakil presiden tertentu. Meski begitu, Yenny Wahid mengonfirmasi bahwa Gus Dur pernah menyebut Prabowo sebagai sosok yang memiliki sikap ikhlas.
Prabowo Subianto Berulang kali  Maju di Pilpres
Ini bukanlah pertama kalinya Prabowo Subianto berpartisipasi dalam kontes politik lima tahunan seperti ini. Dimulai sejak tahun 2004, mantan Danjen Kopassus ini mencoba untuk menjadi kandidat presiden dalam konvensi Partai Golkar. Dia bersaing dengan kader Golkar lainnya seperti Akbar Tandjung, Wiranto, Aburizal Bakrie, dan Surya Paloh. Prabowo sendiri akhirnya kalah, dan mantan Panglima TNI, Wiranto, akhirnya menjadi pemenang dalam konvensi tersebut.
Pilpres 2009
Setelah itu, Prabowo memutuskan untuk mendirikan Partai Gerindra pada tahun 2008. Dengan persiapan selama satu tahun, Gerindra berhasil berpartisipasi dalam Pemilu 2009. Prabowo kemudian maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2009, menjabat sebagai pendamping Megawati Soekarnoputri. Namun, pada saat itu mereka kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.Â
Pilpres 2014
Prabowo kemudian kembali bertarung dalam Pilpres 2014. Kali ini, dia mencalonkan diri sebagai calon presiden, berpasangan dengan Ketua Umum PAN saat itu, Hatta Rajasa.
Pilpres 2019
Namun, sekali lagi, ia kalah. Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla berhasil keluar sebagai pemenang. Pada tahun 2019, Prabowo kembali mencalonkan diri, kali ini berpasangan dengan Sandiaga Uno. Mereka kembali berhadapan dengan Jokowi yang bermitra dengan Kiai Maruf Amin. Prabowo, sekali lagi, mengalami kekalahan. Setelah Pilpres, Prabowo memutuskan untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi. Dia ditugaskan sebagai menteri pertahanan.
Pilpres 2024
Pada Pilpres 2024, Prabowo kembali memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden. Kali ini, ia memilih Gibran Rakabuming Raka, putra dari Presiden Jokowi, sebagai calon wakil presidennya. Menurut hasil hitung cepat yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survei, Prabowo berhasil unggul dalam pemilihan kali ini. Prediksi saat ini mengindikasikan bahwa ia akan memenangkan Pilpres dalam satu putaran, mengakhiri rangkaian kekalahan yang dialaminya pada Pilpres-pilpres sebelumnya.
Menyikapi keunggulan Prabowo dalam hitung cepat, M Qodari, selaku Direktur Eksekutif Indo Barometer, mengungkapkan beberapa alasan yang mendasarinya.
"Pertama, yaitu pengaruh dari sosok Presiden Jokowi yang memiliki tingkat kepuasan 80 persen dalam memberikan dukungannya kepada Prabowo-Gibran," ujar Qodari pada hari Rabu tanggal 14 Februari 2024.
Menurut Qodari, pengaruh Jokowi masih sangat signifikan dalam Pilpres kali ini. Dia mengomentari tingkat kepuasan terhadap Jokowi yang masih mencapai 80 persen. Kedua, kata Qodari, Ganjar dan PDI Perjuangan sering kali menyerang Presiden Jokowi, yang pada akhirnya membuat para relawan dan pendukung Presiden Jokowi beralih dukungannya dari sebelumnya ke Ganjar, sekarang berpindah dukungan ke Prabowo.
"Mas Ganjar dan PDI selalu dan banyak menyerang Pak Jokowi, akhirnya para pecinta atau penggemar simpatisan Pak Jokowi melarikan suaranya kepada Prabowo. Dan kalau kita melihat gabungan suara Prabowo dan Mas Ganjar itu kan sekitar 75 persen, jadi gak jauh lah dari tingkat kepuasan sekitar 80 persen itu," kata Qodari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H