Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bendera Merah Putih: Kisah Orde Lama di Zaman Presiden Soekarno

11 Februari 2024   19:16 Diperbarui: 11 Februari 2024   19:17 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman orde lama, di bawah langit yang merah,
Presiden Soekarno, sosok yang agung berdiri tegap.
Negara merdeka, impian rakyat yang menggebu,
Dengan semangat juang, berpadu dalam satu semesta.

Di tengah kekacauan, beliau tancapkan tiang-tiang negara,
Menjadi pilar kokoh, menopang cita-cita bangsa.
Dengan karisma dan wibawa, beliau memimpin,
Menyulut api perjuangan, dalam jiwa setiap insan.

Di balik gemerlap kemegahan Istana Negara,
Tersembunyi cerita-cerita tentang cinta dan cinta.
Presiden yang tegas, namun juga manusiawi,
Membawa senyuman, di tengah kesulitan dan perjuangan.

Pada zaman orde lama, warna merah putih berkibar tinggi,
Di bawah naungan bintang dan bulan, kita bersatu dalam cita.
Mengenang jasa-jasa, pahlawan di masa lalu,
Menyongsong masa depan, dengan semangat yang baru.

Meski berlalu telah masa itu, kenangan tetap abadi,
Di benak sejarah, terukir nama Soekarno penuh gemilang.
Orde lama pada zaman Soekarno, bagai kisah yang mengasyikkan,
Menyala-nyala di relung hati, sejarah yang takkan pudar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun