Pendidikan merupakan hak dasar manusia, bukan barang dagangan. Pengaruh kapitalisme dalam pendidikan telah mengikis prinsip-prinsip mulia pendidikan dan menghasilkan struktur yang tidak merata. Sudah tiba saatnya kita mengembalikan hak atas pendidikan yang bermutu dan adil, demi masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.Â
Pendidikan sebagai hak asasi manusia menegaskan bahwa setiap individu memiliki hak untuk mendapatkan akses yang setara dan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan bukanlah sekadar alat untuk memperoleh keuntungan finansial, tetapi juga merupakan sarana untuk memupuk potensi manusia, membentuk karakter, dan memajukan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam konteks ini, kapitalisme dalam pendidikan merujuk pada praktik-praktik yang menerapkan logika pasar dan komodifikasi dalam sistem pendidikan, di mana pendidikan sering diperlakukan sebagai barang dagangan yang dapat diperjualbelikan dan memberikan keuntungan finansial.Â
Pengaruh kapitalisme dalam pendidikan sering kali menyebabkan komersialisasi pendidikan, peningkatan biaya pendidikan, dan pendorongan untuk meraih prestise dan nilai yang tinggi semata. Dampak dari kapitalisme pendidikan dapat menyebabkan ketidaksetaraan akses pendidikan, ketidakadilan, dan penurunan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Hal ini dapat mengancam prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan sosial, serta mengurangi kemungkinan untuk terwujudnya masa depan yang cerah bagi generasi mendatang.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk merebut kembali kendali atas pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan. Hal ini dapat dilakukan melalui reformasi pendidikan yang mengutamakan kesetaraan akses, kualitas pembelajaran, dan nilai-nilai kemanusiaan.Â
Reformasi ini juga harus melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sekolah, komunitas, dan individu-individu, untuk memastikan bahwa pendidikan benar-benar menjadi sarana untuk pemberdayaan dan kemajuan bersama. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa pendidikan tetap menjadi pangkalan untuk pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif bagi semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H