Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo, secara rinci menyampaikan ide dan rencana mereka untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta sistem pendidikan di Indonesia.
Debat kelima pada tanggal 4 Februari 2024 menjadi momen penting bagi rakyat Indonesia dalam menentukan pilihan calon presiden yang dapat membawa perubahan positif terutama dalam hal kesejahteraan dan pendidikan. Tiga calon presiden, yakniDalam debat tersebut, Anies Baswedan menyoroti pentingnya peningkatan infrastruktur dan peluang ekonomi di tingkat lokal. Ia berkomitmen untuk memberikan dukungan yang lebih besar pada pengembangan usaha kecil dan menengah agar dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak. Anies juga menekankan perlunya peningkatan kesejahteraan melalui program-program sosial yang inklusif.
Prabowo Subianto, di sisi lain, menyoroti urgensi pertahanan negara dan keamanan. Ia berfokus pada penguatan militer dan peningkatan ketahanan nasional sebagai landasan utama untuk memastikan stabilitas negara. Prabowo juga menawarkan solusi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dengan menekankan distribusi yang lebih adil dalam pemanfaatan sumber daya alam.
Sementara itu, Ganjar Pranowo memprioritaskan sektor pendidikan sebagai kunci utama pembangunan jangka panjang. Ia berkomitmen untuk meningkatkan kualitas guru, menyediakan fasilitas belajar yang memadai, dan memperluas akses pendidikan di seluruh pelosok negeri. Ganjar juga menekankan pentingnya pendekatan inovatif dalam pembelajaran untuk menghasilkan generasi yang kompeten dan siap menghadapi tantangan global.
Dalam konteks pendidikan, ketiga calon presiden menyampaikan komitmen mereka untuk mengatasi masalah yang dihadapi sistem pendidikan Indonesia, seperti kurangnya fasilitas, kualitas guru, dan kesenjangan akses. Dengan menunjukkan pemahaman mendalam tentang isu-isu tersebut, mereka berusaha meyakinkan rakyat bahwa pemerintahan mereka akan berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan sebagai langkah strategis menuju kemajuan bangsa.
Anies Baswedan menekankan pentingnya program "Keadilan Sosial untuk Semua" yang difokuskan pada memberdayakan masyarakat miskin, meningkatkan akses pendidikan, dan menciptakan lapangan kerja. Gagasan ini terbilang nyata dengan tujuan yang jelas dan cara yang terukur untuk mencapainya. Dalam program ini, Anies bertujuan untuk memberikan dukungan lebih besar kepada masyarakat yang berada dalam kondisi ekonomi rendah. Hal ini mencakup bantuan dalam bentuk pelatihan keterampilan, modal usaha, dan akses ke sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Dengan demikian, diharapkan bahwa program ini dapat memberikan dampak positif langsung bagi kelompok masyarakat yang membutuhkan.
Selain itu, fokus Anies pada peningkatan akses pendidikan menggambarkan tekadnya untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan berkualitas. Ini mencakup upaya meningkatkan fasilitas belajar, kualitas guru, dan menyediakan bantuan finansial bagi keluarga yang kesulitan secara ekonomi untuk mendukung pendidikan anak-anak mereka.Â
Sementara itu, penciptaan lapangan kerja menjadi salah satu pilar utama dalam strategi Anies. Ia berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan menciptakan peluang pekerjaan baru. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi peningkatan tingkat pekerjaan dan mengurangi angka pengangguran di kalangan masyarakat. Secara keseluruhan, program "Keadilan Sosial untuk Semua" yang diusung oleh Anies Baswedan terlihat sebagai inisiatif yang konkret dan berorientasi pada solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi, peningkatan pendidikan, dan penciptaan lapangan kerja.
Prabowo Subianto membawa program "Indonesia Maju dan Berdaulat" yang menitikberatkan pada tiga aspek utama, yaitu pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan penguatan ekonomi nasional. Meskipun gagasannya terlihat luas dan menyeluruh, perlu adanya penjabaran lebih rinci untuk memahami langkah konkret yang akan diambil.