1. Frekuensi Kehadiran
Pertama-tama, perlu diidentifikasi sejauh mana frekuensi ketidakhadiran pengurus dalam rapat-rapat tersebut. Apakah ini merupakan peristiwa yang terisolasi atau pola yang konsisten dalam kehadiran mereka?
2. Dampak pada Koordinasi
Kedua, kita perlu memahami dampak ketidakhadiran pengurus pada koordinasi dan perencanaan kegiatan organisasi. Bagaimana absennya mereka mempengaruhi kemampuan organisasi untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan dengan baik?
3. Pencarian Alasan
Selanjutnya, kita dapat mencoba memahami alasan di balik ketidakhadiran ini. Apakah ada faktor tertentu yang membuat pengurus enggan untuk menghadiri rapat, ataukah ini mungkin disebabkan oleh sikap yang kurang bertanggung jawab?
4. Persepsi Anggota Organisasi
Persepsi anggota organisasi terhadap ketidakhadiran pengurus juga perlu diperhitungkan. Bagaimana absennya pengurus ini memengaruhi motivasi dan keterlibatan anggota organisasi?
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita dapat merinci secara lebih jelas tentang bagaimana fenomena "rapat hantu" memengaruhi dinamika organisasi dan memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang tanggung jawab kurang bertanggung jawab yang mungkin dimiliki oleh pengurus organisasi eksternal.
B. Agenda yang Sibuk
Pernyataan "agenda yang sibuk" sering menjadi alasan umum yang diberikan oleh pengurus organisasi eksternal untuk menjelaskan ketidakhadiran mereka dalam rapat-rapat organisasi dan keterlibatan yang minim dalam mengawal panitia. Agar pemahaman kita lebih mendalam, perlu untuk menjelaskan lebih rinci aspek-aspek terkait dengan alasan ini: