Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Legenda Gunung Arjuno: Peringatan dari Pasar Setan dan Keindahan Seruling Gamelan

14 Desember 2023   08:14 Diperbarui: 14 Desember 2023   08:22 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makan Eyang Semar/ Sumber: rakyatrempatlawang.com 

Kompasiana.com -Gunung Arjuno, yang terletak di wilayah Jawa Timur, menarik minat para pecinta petualangan dan keindahan alam. Dengan ketinggian mencapai 3.339 meter di atas permukaan laut, gunung ini menjadi pilihan yang menarik bagi para pendaki sebagai gunung tertinggi kedua di Jawa Timur, Malang, dan Pasuruan, menjadikannya destinasi pendakian yang populer dengan berbagai jalur yang beragam.

Tetapi, Gunung Arjuno tidak hanya mempesona dengan keindahan alamnya. Sebaliknya, gunung ini juga menyiratkan atmosfer misterius yang kadang membuat para pendaki merasakan sensasi tak terduga. Pesona misterius ini semakin diperkuat oleh keberadaan situs-situs bersejarah dan jejak-jejak masa lalu yang tersebar di sepanjang perjalanan gunung. Gunung Arjuno Welirang, sebutan untuk puncak yang dikenal sebagai gunung Welirang, memberikan dimensi misi tambahan kepada pesona gunung ini.

 Gunung Arjuno tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata alam yang memukau, tetapi juga terkenal karena reputasinya sebagai gunung yang diyakini memiliki aura mistis dan keramat. Keberadaan misteri yang mengelilingi gunung ini menjadikannya daya tarik tersendiri bagi para pencari petualangan yang juga tertarik pada sejarah kerajaan Majapahit. Adanya petilasan dan jejak sejarah di Gunung Arjuno memberikan pengalaman yang unik bagi para pendaki yang ingin lebih dalam memahami misteri dan kisah di balik keindahan alamnya.

Pinterest.com/nypl 
Pinterest.com/nypl 

A. Suara Gamelan 

Menurut keyakinan yang dianut oleh masyarakat setempat, suara gamelan yang terdengar di Gunung Arjuno diartikan sebagai pertanda akan diadakannya acara ngunduh mantu bangsa jin. Ngunduh mantu sendiri adalah upacara pernikahan yang merupakan bagian dari budaya Jawa, di mana pengantin pria menjemput pengantin wanita ke rumah orang tua mereka setelah melangsungkan pernikahan.

Gamelan yang terdengar biasanya mengisi kawasan sekitar puncak gunung, khususnya di wilayah Candi Pura Manik Muka. Candi Pura Manik Muka sendiri merupakan salah satu situs candi Hindu yang terletak di Gunung Arjuno. Candi ini diyakini sebagai tempat di mana Dewi Sri, dewi kesuburan dalam kepercayaan Hindu, bersemayam.

Reaksi para pendaki yang mendengar suara gamelan biasanya dicirikan oleh rasa ketakutan yang mendalam, mendorong mereka untuk segera meninggalkan puncak gunung. Keyakinan yang beredar di kalangan mereka adalah bahwa jika mereka bertahan di gunung setelah mendengar suara tersebut, mereka mungkin menghadapi nasib yang tidak menguntungkan, seperti tersesat, diusik makhluk halus, atau bahkan menghadapi risiko kehilangan nyawa,

 Hingga kini, misteri di seputar suara gamelan di Gunung Arjuno tetap menjadi teka-teki yang belum terpecahkan. Beberapa teori telah diajukan dalam upaya menjelaskan fenomena ini, di antaranya terdapat teori ilmiah dan teori mistis.

Teori ilmiah menjelaskan bahwa suara gamelan yang terdengar sebenarnya merupakan hasil dari fenomena alam, di mana gesekan antar batuan di gunung menghasilkan suara khas. Suara ini kemungkinan mirip dengan suara gamelan, terutama saat kondisi cuaca cerah dan angin bertiup dengan kencang.

Teori mistis mengklaim bahwa suara gamelan yang terdengar memang berasal dari bangsa jin. Dalam kepercayaan ini, bangsa jin diyakini memiliki kemampuan untuk memainkan gamelan dan mengadakan acara pernikahan.

Mana yang benar di antara kedua teori tersebut masih merupakan tanda tanya besar. Meskipun demikian, misteri di seputar suara gamelan di Gunung Arjuno tetap mempertahankan daya tariknya bagi para pendaki.

Pinterest.com/pusakadunia 
Pinterest.com/pusakadunia 

B. Alas Lali Jiwo

Alat Lali Jiwo, atau yang dikenal sebagai Hutan Lupa Diri, merupakan area hutan yang terletak di kawasan Gunung Arjuno, Jawa Timur. Hutan ini terletak pada jalur pendakian menuju puncak Gunung Arjuno melalui rute Purwosari, berada pada ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut.

Alas Lali Jiwo adalah hutan cemara yang begitu tebal dan rimbun. Kehadiran udara dingin dan kabut yang menyelimuti hutan ini menciptakan atmosfer yang sangat mistis dan menghadirkan nuansa menakutkan.

Menurut keyakinan warga setempat, Alas Lali Jiwo dianggap sebagai tempat yang menjadi tempat tinggal bagi makhluk halus. Dipercayai bahwa makhluk halus tersebut memiliki kemampuan untuk membuat para pendaki yang melintasinya menjadi lupa diri, bahkan dapat menghilang.

Kepercayaan tersebut semakin terukir dalam masyarakat seiring dengan meningkatnya jumlah kasus pendaki yang tersesat atau hilang di Alat Lali Jiwo. Beberapa dari mereka yang berhasil selamat setelah tersesat di kawasan ini menceritakan pengalaman melihat penampakan makhluk halus, seperti kuntilanak, pocong, atau genderuwo.

Tak hanya itu, Alas Lali Jiwo juga dihiasi dengan sejumlah pantangan yang harus dihormati oleh para pendaki. Beberapa di antaranya mencakup:

1. Dilarang mengenakan pakaian berwarna merah

2. Tidak boleh berbicara dengan keras

3. Dilarang berteriak-teriak

4. Penting untuk tidak membuang sampah sembarangan

Dalam keyakinan masyarakat setempat, jika pendaki melanggar aturan-aturan tersebut, mereka dipercaya akan mendatangkan kesialan seperti tersesat, diganggu oleh makhluk halus, atau bahkan berisiko kehilangan nyawa.

Sampai sekarang, misteri yang menyelimuti Alas Lali Jiwo masih menjadi tanda tanya besar. Beberapa teori telah diajukan untuk mencoba menjelaskan fenomena ini, termasuk di antaranya teori ilmiah dan teori mistis.

Teori ilmiah menunjukkan bahwa Alas Lali Jiwo diketahui memiliki medan magnet yang cukup kuat. Medan magnet ini diyakini dapat menyebabkan para pendaki mengalami disorientasi dan kemungkinan tersesat.

Teori mistis menegaskan bahwa Alas Lali Jiwo memang dianggap sebagai tempat tinggal makhluk halus. Dipercayai bahwa makhluk halus tersebut memiliki kemampuan untuk membuat para pendaki lupa diri dan hilang di kawasan tersebut.

Tentang kebenaran teori tersebut masih menjadi rahasia. Meskipun begitu, misteri yang melingkupi Alas Lali Jiwo tetap menjadi daya tarik utama bagi para pendaki yang menjelajah gunung ini.

Pinterest.com/konx_mlg 
Pinterest.com/konx_mlg 
C. Pasar Setan

Pasar setan menjadi salah satu misteri yang paling terkenal di Gunung Arjuno, Jawa Timur. Legenda ini mengisahkan tentang keberadaan pasar yang didiami oleh makhluk halus di salah satu rute pendakian gunung tersebut.

Keyakinan masyarakat setempat menyatakan bahwa pasar setan berlokasi di sabana yang luas di jalur pendakian Gunung Arjuno, terutama di antara pos 4 dan pos 5. Di daerah ini, sering kali pendaki mendengar kebisingan yang menyerupai suasana pasar, termasuk suara pembicaraan, tawa, dan aktivitas jual-beli.

Suara-suara tersebut umumnya terdengar pada malam hari atau ketika cuaca diselimuti kabut. Pendaki yang mendengar suara-suara tersebut cenderung merasa cemas dan segera memutuskan untuk turun dari gunung. Mereka meyakini bahwa jika bertahan di gunung setelah mendengar suara tersebut, mereka mungkin menghadapi nasib yang tidak menguntungkan, seperti tersesat, terganggu oleh makhluk halus, atau bahkan berisiko kehilangan nyawa.

Sampai saat ini, kebingungan seputar pasar setan di Gunung Arjuno masih tetap menjadi teka-teki. Beberapa teori telah diajukan dalam usaha untuk menjelaskan fenomena ini, termasuk di antaranya teori ilmiah dan teori mistis.

Teori ilmiah mengemukakan bahwa kebisingan yang terdengar di pasar setan sebetulnya merupakan hasil dari fenomena alam, di mana gesekan antar bebatuan di gunung menghasilkan suara yang menyerupai aktivitas pasar. Kondisi cuaca yang cerah dan angin yang bertiup kencang turut memengaruhi terciptanya suara tersebut.

Teori mistis menyiratkan bahwa kebisingan yang terdengar di pasar setan sejatinya berasal dari makhluk halus. Dipercayai bahwa makhluk halus tersebut memiliki kemampuan untuk menirukan suara manusia dan menciptakan aktivitas seperti pasar.

Tentang kebenaran teori tersebut masih menyimpan banyak tanda tanya. Meskipun demikian, misteri pasar setan di Gunung Arjuno tetap menjadi daya tarik utama bagi para pendaki yang menjelajah gunung ini.

Inilah beberapa cerita dari pendaki yang telah mengalami pengalaman unik ketika berhadapan dengan fenomena pasar setan di Gunung Arjuno:

1. Adi, seorang pendaki dari Malang, berbagi kisahnya tentang mendengar kebisingan seperti pasar ketika ia sedang mendaki Gunung Arjuno pada malam hari. Dia mengaku merasa sangat terkejut dan segera memutuskan untuk turun dari gunung.

2. Budi, seorang pendaki yang berasal dari Surabaya, membagikan pengalamannya melihat sosok-sosok misterius yang tengah beraktivitas di tengah sabana ketika ia sedang mendaki Gunung Arjuno pada pagi hari. Ia mengakui merasa terkejut dan dengan cepat melanjutkan perjalanannya.

3. Citra, seorang pendaki yang berasal dari Yogyakarta, berbagi pengalamannya tentang merasakan aroma harum yang sangat intens ketika sedang mendaki Gunung Arjuno pada malam hari. Ia mengungkapkan keheranannya karena aroma harum tersebut sepertinya muncul dari suatu tempat tanpa sebab yang jelas.

Kisah-kisah tersebut semakin mengokohkan keyakinan warga setempat bahwa pasar setan memang eksis di Gunung Arjuno.

D. Jumlah Pendaki Tidak Boleh Ganjil

Tradisi terkait jumlah pendaki yang sebaiknya genap di Gunung Arjuno cukup menonjol di kalangan para pendaki, terutama di wilayah Jawa Timur. Meskipun bukan peraturan resmi, larangan ini umumnya dihormati oleh banyak pihak. Berikut adalah penjelasan secara rinci:

1. Asal-Usul dan Kepercayaan

a. Mistis

1) Dalam keyakinan ini, dipercaya bahwa makhluk halus yang menjadi penunggu Gunung akan secara otomatis "menggenapkan" jumlah pendaki jika jumlahnya ganjil. Proses ini dapat terjadi dengan cara mendatangkan orang asing yang misterius atau bahkan merasuki salah satu anggota kelompok pendaki.

2) Kepercayaan ini menyatakan bahwa ketidakharmonisan dan gangguan oleh makhluk halus diyakini lebih cenderung terjadi jika jumlah pendaki adalah ganjil.

b. Logis

1) Dasar dari kepercayaan ini lebih berfokus pada efektivitas dan kemananan.

2) Bilangan genap mempermudah dalam pembagian tugas, koordinasi, dan pengawasan selama perjalanan.

3) Pada situasi kendala atau kecelakaan, tim dengan jumlah yang berjumlah genap memiliki lebih banyak daya untuk saling memberikan bantuan.

2. Pendapat dan Praktik 

a. Pendapat Terbagi

1) Sejumlah pendaki mempercayai dan menjalankan aturan ini dengan penuh ketaatan.

2) Sebagian lainnya memandangnya sebagai mitos dan lebih memusatkan perhatian pada persiapan dan kewaspadaan selama pendakian.

b. Penyesuaian Jumlah

1) Jika awalnya kelompok pendaki berjumlah ganjil, beberapa di antaranya memilih untuk mencari orang tambahan untuk ikut atau membagi diri ke kelompok lain.

2) Alternatif lainnya, satu anggota dapat dianggap sebagai "perlengkapan" untuk menghindari jumlah yang ganjil.

3. Penting di Ketahui

Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung mitos seputar jumlah pendaki yang ganjil. Keputusan untuk mengikuti atau tidak tetap menjadi hak prerogatif individu atau kelompok. Perhatian utama selama pendakian harus difokuskan pada persiapan yang matang, menjaga keselamatan, dan meminimalkan dampak terhadap lingkungan.

Tradisi mengenai larangan jumlah pendaki yang ganjil di Gunung Arjuno merupakan bagian dari warisan cerita rakyat dan kepercayaan lokal. Pilihan untuk menaati atau tidak aturan tersebut berada di tangan masing-masing individu atau kelompok. Pada akhirnya, fokus utama saat pendakian harus tetap berada pada persiapan yang baik, menjaga keselamatan, dan menghormati pelestarian alam.

Makan Eyang Semar/ Sumber: rakyatrempatlawang.com 
Makan Eyang Semar/ Sumber: rakyatrempatlawang.com 

E. Petilasan

Gunung Arjuno, yang mencapai ketinggian 3.339 meter di atas permukaan laut, merupakan salah satu puncak tertinggi di Jawa Timur. Terletak di perbatasan Malang, dan Pasuruan, gunung ini kaya akan situs bersejarah dan petilasan yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat.

Berikut adalah beberapa tempat bersejarah yang terdapat di Gunung Arjuno:

1. Petilasan Eyang Antaboga

Eyang Antaboga memiliki petilasan yang terletak di rute pendakian Gunung Arjuno melalui jalur Purwosari, berada pada ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut. Lokasi suci ini berupa batu besar yang diyakini sebagai tempat di mana Eyang Antaboga, tokoh dalam cerita pewayangan dan guru Arjuna, bersemayam.

2. Petilasan Eyang Semar

 Eyang Semar memiliki petilasan yang terletak di jalur Pendakian Gunung Arjuno melalui rute Purwosari, tepatnya pada ketinggian sekitar 2.300 meter di atas permukaan laut. Lokasi bersejarah ini berbentuk batu besar yang dipercayai sebagai tempat di mana Eyang Semar, seorang sahabat Arjuna dalam cerita pewayangan, bersemayam.

3. Petilasan Sri Makutharama

Sri Makutharama memiliki petilasan yang terletak di jalur pendakian Gunung Arjuno melalui rute Purwosari, berada pada ketinggian sekitar 2.700 meter di atas permukaan laut. Lokasi bersejarah ini berwujud sebuah gua yang diyakini sebagai tempat tinggal Dewi Sri, sosok dewi kesuburan dalam kepercayaan Hindu.

4. Petilasan Sepilar 

Sepilar memiliki petilasan yang terletak di ruti Pendakian Gunung Arjuno melalui jalur Lawang, pada ketinggian sekitar 2.800 meter di atas permukaan laut. Tempat bersejarah ini berbentuk kompleks candi yang terdiri dari 9 arca penjaga dan 5 arca pandawa. Candi ini diyakini seabgai tempat di mana Arjuna dan para Pandawa melakukan tapa brata.

5. Petilasan Eyang Sekultram 

Eyang Sekultram memiliki petilasan yang terletak di jalur pendakian Gunung Arjuno melalui jalur Lawang, tepatnya pada ketinggian sekitar 3.000 mdpl. Lokasi bersejarah ini berupa batu besar yang diyakini sebagai tempat tinggal Eyang Sekultram, seorang tokoh salam cerita pewayangan yang juga merupakan guru Arjuna.

Keberadaan petilasan di Gunung Arjuno menambahkan daya tarik sendiri bagi para pendaki. Banyak dari mereka yang mengunjungi tempat-tempat bersejarah ini untuk melakukan ziarah, berdoa, atau hanya sekedar menikmati keindahannya.

Petilasan-petilasan di Gunung Arjuno juga menyimpan nilai sejarah dan kebudayaan yang sangat berharga. Tempat-tempat bersejarah ini merupakan bukti nyata bahwa Gunung Arjuno telah dianggap sebagai tempat suci dan keramat sejak zaman dahulu.

Ilustrasi wayang. (Photo created by pikisuperstar on Freepik.com) 
Ilustrasi wayang. (Photo created by pikisuperstar on Freepik.com) 
F. Penamaan Gunung Arjuno

Gunung Arjuno, yang mencapai ketinggian 3.339 mdpl, merupakan salah satu puncak tertinggi di Jawa Timur. Terletak di perbatasan Malang, dan Pasuruan, gunung ini mengambil nama dari salah satu tokoh pewayangan Mahabharata, yakni Arjuna.

Arjuna merupakan salah satu dari kelima Pandawa, merupakan putra dari Pandu dan Kunti. Dikenal sebagai seorang pangeran yang tampan, memiliki kekuatan luar biasa, dan bijaksana. Dalam cerita pewayangan, Arjuna pernah melakukan tapa brata di Gunung Arjuno untuk memperoleh kesaktian.

Legenda menyebutkan bahwa Gunung Arjuno dahulu menjadi lokasi tapa brata yang dilakukan oleh Arjuna. Setelah selesainya proses tapa brata tersebut, gunung ini kemudian diberi nama Gunung Arjuno.

Terdapat pandangan lain yang menyatakan bahwa asal-usul nama Gunung Arjuno berasal dari kata "arju," yang berarti panah dan "ano," yang berarti "Arjuna." Pendapat ini muncul karena Gunung Arjuno memiliki bentuk yang menyerupai panah, memberikan dasar bagi interprestasi nama tersebut.

Penamaan Gunung Arjuno memiliki signifikansi mendalam dalam keyakinan masyarakat Jawa. Gunung ini dianggap sebagai wilayah yang sakral dan penuh keramat. Banyak yang meyakini bahwa Gunung Arjuno menjadi tempat istirahat bagi roh-roh leluhur.

Tak hanya itu, Gunung Arjuno juga dikenal sebagai destinasi wisata alam yang ramai dikunjungi. Banyak yang memilih mendaki, berkemah, atau hanya menikmati keelokan alam yang dimiliki oleh Gunung Arjuno.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun