Bagian 2: Pertemanan Tumbuh-Antara Buku dan Senyum
Seiring berjalannya waktu, pertemanan antara Rizky dan Zahra tumbuh semakin erat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita tentang buku, impian, dan hal-hal kecil dalam hidup. Kedekatan ini membuat detak jantung Rizky semakin teratur, dan cahaya mata Zahra menjadi penerang di setiap harinya.
Zahra (sambil tertawa): "Siapa sangka, teman baru seperti kamu bisa membuat sekolah ini jadi lebih menyenangkan."
Rizky, dengan senyum cerah, merasa beruntung memiliki seorang teman sebaik Zahra. Namun, tanpa disadarinya, perasaan yang lebih dalam mulai tumbuh di dalam hatinya.
Rizky (berpikir): "Dia begitu istimewa. Bagaimana jika ini lebih dari sekedar pertemanan biasa?"
Suatu hari, di perpustakaan sekolah, Rizky menemui Zahra yang tengah membaca puisi. Mereka terdiam sejenak, meresapi keindahan kata-kata yang melambung tinggi di antara mereka.
Zahra (dengan lembut): "Puisi ini indah, bukan? Saya suka bagaimana kata-katanya bisa menggambarkan perasaan yang sulit diungkapkan."
Rizky (berani): "Seperti perasaan yang selalu aku rasakan setiap kali bersamamu."
Zahra menatap Rizky dengan mata terbuka lebar, menunjukkan keterkejutannya. Rizky, dengan hati yang berdebar, melanjutkan, "Aku merasa lebih dari sekedar teman, Zahra. Aku... aku rasa aku mulai jatuh cinta padamu."
Momen keheningan menyelimuti perpustakaan, dan atmosfer antara mereka berubah. Zahra tersenyum penuh makna, membawa kehangatan di antara ketidakpastian perasaan.
Zahra (pelan): "Aku juga merasakannya, Rizky. Mungkin kita memang lebih dari sekedar teman biasa."