Kejadian ini terjadi selama musim liburan sekolah, di mana banyak pelajar memanfaatkan waktu liburan mereka di luar kota.
Meskipun petugas sudah memberikan peringatan untuk tidak duduk di atas kereta.
Sebabnya, rangkaian kereta akan melintasi lorong terbatas dan sempit.Â
Anak-anak pelajar tersebut nekat, mengingat situasi saat itu mereka bersikeras sudah ketinggalan.
Tanpa diduga, kejadian yang menakutkan itu pun muncul.
Ketika melintasi lorong terowongan Paledang, orang yang berada di sekitar daerah tersebut mengakui terdengar suara ledakan keras.
Masyarakat dan para saksi yang menyaksikan kejadian itu, setelah datang ke tempat kejadian, menemukan sejumlah besar pecahan dan beberapa potongan tubuh para korban yang terhampar di sekitar.
Dua belas pelajar dinyatakan meninggal di lokasi, sedangkan yang lainnya kehilangan nyawa dalam perjalanan.
Versi lain dari peristiwa tersebut mengisahkan bahwa ketika kecelakaan terjadi, seorang saksi mendekati Tempat Kejadian Peristiwa (TKP).
Saksi itu menemukan sebuah kepala yang bertanya di mana bagian tubuhnya yang terpisah dari kepala itu berada.
Saat itu, kepala tiba-tiba batuk dan darah langsung keluar.Â