Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Misteri Gunung Lawu: Pendaki Temui Pasar Setan dan Jejak Sejarah Era Majapahit

7 Desember 2023   21:46 Diperbarui: 7 Desember 2023   22:52 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Dieng atau Pasar Setan di Gunung Lawu/Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya 

Kompasiana.com - Berikut adalah legenda pasar setan atau pasar dieng yang tersembunyi di lereng Gunung Lawu, dipenuhi dengan kisah-kisah mistis yang mencengangkan. Selain itu, terdapat cerita mengenai upaya moksa yang dilakukan oleh prabu Brawijaya V sebelum kerajaan Majapahit mengalami kehancuran.

Gunung Lawu melintasi batas antara dua provinsi, yaitu Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim).

Secara spesifik, Gunung Lawu berada di wilayah tiga kabupaten, yakni Karanganyar (Jawa Tengah), Ngawi, dan Magetan (Jawa Timur).

Tiga puncak dimiliki oleh Gunung Lawu, melibatkan Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan puncak tertinggi yang dikenal sebagai Hargo Dumilah.

Gunung Lawu menjadi destinasi favorit bagi para pendaki, terutama saat malam Satu Suro. Pada malam tersebut, banyak orang yang melakukan ziarah dengan menaklukkan puncaknya.

Rute pendakian umumnya dimulai dari tiga lokasi berbeda, termasuk Cemorokandang di Tawangmangu, Candi Cetho di Karanganyar, Jateng, dan Cemorosewu di Sarangan, Jatim.

Area tersebut juga terkenal sebagai destinasi pariwisata yang menarik, terutama di sekitar Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan.

Di sebelah barat, terdapat dua kawasan candi yang berasal dari periode akhir Majapahit, yaitu Candi Cetho dan Candi Sukuh.

Pada bagian kaki gunung ini, terdapat kompleks pemakaman yang dikenal sebagai tempat peristirahatan kerabat Praja Mangkunegaran, meliputi Astana Mangadeg dan Astana Girilayu.

Berdekatan dengan wilayah ini, terdapat Astana Giribangun, sebuah mausoleum yang menjadi tempat peristirahatan keluarga presiden yang kedua Indonesia yaitu Presiden Soeharto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun