Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dua Hati Melarikan Diri dari Takdir

3 Desember 2023   14:11 Diperbarui: 3 Desember 2023   14:14 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di balik senja, cinta terpendam,

Dua hati yang terjalin, terpaksa terpisah.

Orang tua berbicara, takdir diatur,

Pernikahan yang terpatri, namun tak diinginkan.

Mimpi-mimpi terbangun, di pelukan malam,

Kekasih terpisah, bagai bintang yang jauh.

Pertemuan dan perpisahan, seperti dua ujung senja,

Namun cinta kita, tak tergoyahkan oleh waktu.

Dalam pelukan gelap, terbesit keputusan,

Melarikan diri dari resepsi, langkah pemberontakan.

Tangan genggam erat, janji diucapkan,

Berdua mengarungi malam yang tak pasti.

Melarikan diri dari takdir yang terpahat,

Hati membara, cinta tak ingin terputus.

Orang tua bersikeras, menjodohkan dengan yang lain,

Namun kita, melawan arus, berdua melangkah.

Pelukan malam, saksi bisu cinta terlarang,

Langit menjadi saksi, bintang-bintang menyaksikan.

Resepsi yang ditinggalkan, pelukan yang tak terlepas,

Kita berdua, mengejar takdir yang kita pilih.

Hidup berdua, di dunia yang terasa milik kita,

Cinta kita melangkah, menari di atas kelopak bunga.

Resah dan bahagia, dalam setiap langkah kita,

Melangkah bersama, meski takdir berkata lain.

Dua hati bersatu, melawan takdir yang keras,

Percintaan terlarang, menjadi kisah tak terlupakan.

Kita berdua, melawan arus, menciptakan cerita,

Cinta sejati, yang tak kenal batas waktu dan ruang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun