Mohon tunggu...
Ahmad Fadholi
Ahmad Fadholi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa UNISNU JEPARA, Mahasiswa UT UPBJJ Semarang Pokjar Kebangsaan Bangsri, Mahasiswa PPG Calon Guru 2024 UMK Kudus

Jadilah dirimu seperti buah durian, jangan seperti buah kedondong, dan sempurnakanlah dirimu seperti buah kelapa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menumbuhkembangkan Kecerdasan Budi Pekerti Peserta Didik Perspektif Ki Hadjar Dewantara

10 Oktober 2024   21:15 Diperbarui: 10 Oktober 2024   22:18 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budi pekerti dalam perspektif Ki Hajar Dewantara merupakan perpaduan serta menyatunya jiwa manusia dari hasil gerak pikirannya, perasaannya, dan kehendaknya sehingga dapat membangkitkan tenaga. Perpaduan ini dikorelasikan antara kualitas cipta dan karsa sehingga melahirkan rasa.

 Ketiga hal ini sebagai bagian yang tidak dapat terpisahkan. Dalam pendidikan kualitas cipta berhubungan dengan aspek kognitif, kualitas rasa berhubungan dengan aspek afektif, dan karsa berhubungan dengan psikomotorik.

Ki Hadjar Dewantara berpandangan bahwa budi pekerti sebagai bagian dari kemampuan individu atau bisa dikatakan sebagai kodrat manusia. Budi pekerti ini berhubungan dengan bagian biologis sebagai wujud dari karakter seseorang. Bagian biologis ini meliputi rasa takut, kecemasan, kepercayaan diri, dan perasaan lainnya dalam menentukan karakter. 

Seseorang dengan karakter yang dimilikinya akan berpengaruh dalam pergaulannya. Jika seseorang memiliki karakter baik yang kuat tentu tidak akan mudah terpengaruh dengan hal-hal buruk meskipun sedikit, sebaliknya jika seseorang sudah memiliki karakter buruk yang kuat tentu dirinya tidak akan mudah terpengaruh hal-hal baik sekecilpun.

Menumbuhkembangkan kecerdasan budi pekerti dapat dimulai dari lingkungan keluarga terlebih dahulu. Sebab, keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak dan sebagai rumah pertama anak. Untuk itu, setiap orang tua memiliki peran utama dalam membentuk budi pekerti anak. 

Dengan demikian jika mengharapkan anak dengan karakter baik dapat dimulai dari orang tua terlebih dahulu untuk mempersiapkan dengan bekal ilmu mendidik anak yang berbudi luhur. Karakter baik tersebut sebagai dasar pendidikannya untuk dilanjutkan ke jenjang berikutnya, yakni di lingkungan sekolah.

Selanjutnya menumbuhkembangkan peserta didik dapat dilakukan pendidik di sekolah. Pendidik perlu memahami peserta didik dengan kodrat yang dimilikinya khususnya saat proses pembelajarannya berlangsung. 

Setelah memahami Pendidik dapat mendampingi peserta didik agar selalu membiasakan berperilaku budi pekerti luhur dan menghilangkan kebiasaan budi pekerti buruk, seperti perilaku membuli teman, tidak mengikuti aturan sekolah, dan tidak menghormati guru. 

Namun guru perlu membiasakan perilaku baik seperti jujur, bertanggungjawab, adil, dan pemaaf kepada peserta didik. Karena pendidik sebagai suri tauladan atau panutan peserta didik di sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun