Mohon tunggu...
Ahmad Zaky
Ahmad Zaky Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa , Single, Desainer, Freelancer

Seseorang yang ingin menulis karya terindah dalam hidupnya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nasib Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi

25 Agustus 2020   21:33 Diperbarui: 25 Agustus 2020   22:00 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : www.idntimes.com

Masa pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada semua sektor kehidupan. Diantaranya sektor ekonomi, bisnis, pariwisata, dan juga yang paling utama yaitu pada sektor pendidikan. Kebijakan social distancing yang dikeluarkan oleh pemerintah memaksa pendidikan merombak banyak sistem pembelajarannya. 

Mulai dari pembelajaran via online, pembelajaran dari rumah ke rumah, tugas-tugas, dan lain sebagainya. Dan tentunya dengan adanya perubahan system pembelajaran membutuhkan fasilitas tambahan seperti handphone, kuota internet, dan jaringan yang stabil. Maka tentunya akan menyebabkan bertambahnya ongkos pendidikan pada setiap siswa maupun mahasiswa di Indonesia.

Tak hanya itu saja, disisi lain Kementrian ketenagakerjaan juga mencatat data pada tanggal 20 maret 2020 sudah lebih dari 2 juta buruh dan pekerja formal-informal yang dirumahkan atau di PHK, yang artinya ada sebagian orang tua yang tidak dapat memenuhi beban tambahan dari fasilitas pendidikan anaknya selama belajar dari rumah. 

Bahkan banyak orang tua yang berfikir dilematis untuk pengeluarannya saat ini antara untuk memenuhi biaya pendidikan anaknya atau memenhi kebutuhan makan sehari-hari keluarganya. Tentunya pilihan tersebut merupakan pilihan yang amat berat dalam kondisi seperti ini.

Disamping itu, akibat dari banyaknya orang tua yang di PHK juga menyebabkan meningkatnya angka anak putus sekolah. Sebuah lembaga amal yang berfokus pada perlindungan anak, Save The Children memprediksi dengan banyaknya anak yang dituntut untuk bekerja atau anak perempuan yang dipaksa menikah dini demi menghidupi keluarga mereka di masa pandemi ini, yaitu antara 7 juta hingga 9,7 juta anak terancam putus sekolah secara permanen . Hal ini tentunya akan menimbulkan efek domino pada masa depan negara kita terutama pada sektor ekonomi.

Permasalahan tersebut tentunya membutuhkan solusi-solusi konkrit yang berdampak langsung dan membawa perubahan bukan hanya kritik kosong tanpa isi yang hanya menyebabkan permasalahan semakin bertumpuk dan melahirkan masalah baru. Di tulisan ini semoga dapat menjadi serpihan kecil solusi yang dapat memecahkan masalah-masalah saat ini.

Permasalahan pendidikan saat ini tentunya harus dicarikan jalan keluarnya secara bersama-sama. Masalah ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun semua pihak mulai dari orang tua, tenaga pendidik, korporasi, BUMN dan pihak pihak lainnya. Karena baru kali ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, satu generasi anak-anak di seluruh dunia terganggu pendidikannya yang nantinya akan berdampak pada dunia kerja sehingga solusinya harus melibatkan seluruh pihak baik BUMN, korporasi, dsb.

Solusi pertama yang harus ditemukan adalah permasalahan biaya. Hal ini merupakan hal yang paling urgent saat ini. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan harus memotong anggaran-anggaran yang tidak perlu seperti rencana pembangunan ibukota, gaji pejabat seperti DPR, menteri, dan bahkan presiden sendiri untuk dialihkan ke sektor pendidikan yang lebih penting. Selain itu pemerintah harus bekerja sama dengan korporasi untuk menghadirkan beasiswa bagi para pelajar guna menutupi permasalahan biaya pendidikan saat ini.

Solusi kedua adalah akses internet. Solusi praktisnya adalah pemberian akses wifi gratis di setiap lingkungan terkecil. Lagi-lagi hal ini pemerintah harus berkerja sama dengan korporasi penyedia jaringan internet guna mempermudah penyediaan akses internet di setiap lingkungan terkecil.

Solusi diatas tentunya memerlukan dana yang besar untuk merealisasikannya. Saya yakin pemerintah mempunyai dana yang besar untuk mengelola negara ini namun prioritasnya saja yang belum maksimal. Lagi-lagi terkait prioritas, pemerintah saat ini harus menaruh prioritasnya pada sektor yang lebih penting seperti sektor pendidikan dan mengalihkan anggaran yang kurang penting untuk menutupi permasalahan pendidikan di masa pandemi ini .

Semoga Bermanfaat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun