Mohon tunggu...
Ahmad Sastra
Ahmad Sastra Mohon Tunggu... Penulis - penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ahmad Sastra adalah seorang peminat literasi fiksi maupun nonfiksi. beberapa buku fiksi dan non fiksi telah ditulisnya. banyak juga menulis artikel populer di berbagai media masa cetak dan elektronik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dibayar untuk Memusuhi Islam

24 Juni 2022   22:04 Diperbarui: 24 Juni 2022   22:07 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekularisme radikal adalah suatu paham yang ingin menjauhkan masyarakat dan negara dari tuhan dan agama dengan berbagai cara kasar dan penuh kebencian. Sekulerisme radikal itu mirip orang yang sedang kerasukan iblis (diabolisme). Kebencian orang yang telah terpapar sekulerisme radikal kepada ajaran agama dan para pemeluknya telah mencapai puncaknya ketika mereka menghalalkan segala cara demi memenuhi nafsunya.

Secara etimologi sekularisme berasal dari kata saeculum (bahasa latin) yang memiliki arti waktu tertentu atau tempat tertentu. Atau lebih tepatnya menunjukkan kepada waktu sekarang dan di sini, dunia ini (kedisinikinian).  Tepat jika saeculum disinonimkan dengan kata wordly dalam bahasa inggrisnya (Ensiklopedia Wikipedia) maka, sekulerisme secara harfiah adalah  faham yang hanya melihat kepada kehidupan saat ini saja dan di dunia ini (keduniaan an sich). Tanpa ada perhatian sama sekali kepada hal-hal yang bersifat spiritual seperti adanya kehidupan setelah kematian yang notabene adalah inti dari ajaran agama.

Secara terminologis, sekulerisme adalah sebagai sebuah konsep atau ideologi yang memisahkan antara negara dan agama (state and religion) atau memisahkan antara agama dan kehidupan. Kaum sekuler sangat alergi jika mendengarkan istilah-istilah agama Islam masuk dalam diskursus politik, budaya, pendidikan dan hukum. Meski baru berupa pemikiran , kaum sekuler dengan membabi buta langsung memusuhinya. Para cecunguk sekuler, bisa jadi mereka itu dari kalangan beragama Islam.

Paham sesat sekulerisme menempatkan agama hanya sebatas urusan ritual penyembahan kepada Tuhan dan tidak digunakan untuk mengatur tata kehidupan yang lebih luas. Agama dipandang sekedar ritualistik bukan sistemik. Islam hanya dipandang sempit sebagai agama ritual, bukan agama sempurna yang mengurusi bangsa dan negara. Sekularisme sebagai paham haram mengalihkan aktivitas berorientasi ukhrawi kepada orientasi duniawi semata.

Entah apa yang akan disampaikan di pengadilan Allah di akhirat kelak ketika seorang muslim mengambil uang dari proyek musuh-musuh Islam untuk merusak dan memusuhi Islam ?.

(AhmadSastra,KotaHujan,24/06/22 : 21.22 WIB)  

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun