Beberapa maksud kata thaghut misalnya anjuran untuk tidak mempercayai thght; peringatan bahwa thght menuntun manusia pada kekufuran; mempersekutukan Allah dengan mengimani thght; pemberitaan tentang orang-orang yang berhukum pada thght; orang-orang yang berperang di jalan thght; balasan Allah terhadap penyembah thght; perintah menghindari penyembahan thght; kabar gembira bagi yang menghindari penyembahan thght; dan faktor-faktor yang membuat manusia bekerjasama dengan thght. Ada beberapa ruang lingkup thaghut, diantaranya :
Pertama, thaghut bidang ibadah, firman Allah : "Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah-Nya, dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira, sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba ku." (QS. Az-Zumar : 17.
Yaitu segala sesuatu yang diibadahi selain Allah SWT baik berupa syaithan, manusia, yang hidup atau yang mati, hewan, atau bahkan juga benda-benda mati berupa pohon, batu, atau bintang-bintang tertentu, baik beribadah dengan cara mempersembahkan hewan qurban kepadanya, berdoa kepadanya, sholat kepadanya, atau dengan cara mentaati dan mengikutinya pada hal-hal yang menyelisihi syariat Allah SWT.
Kedua, thaghut bidang sistem hukum dan aturan, firman Allah : "Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya." (Q.S. An-Nisaa : 60.
Yaitu segala sesuatu yang dijadikan sebagai hakim (pemutus perkara) selain Allah SWT, Seperti hukum dan undang- undang buatan manusia atau hakim yang memutuskan perkara dengan selain apa yang diturunkan Allah SWT.Â
Orang itu sebagai penguasa, hakim atau yang lainnya. Â Yang dimaksud thaghut dalam ayat itu adalah segala sesuatu yang memalingkan dari berhukum kepada kitab Allah dan sunnah Rasulullah. Lalu berhukum kepadanya, seperti sistem dan undang-undang buatan manusia, atau adat istiadat yang diwarisi secara turun temurun, atau para pemimpin suku yang memutuskan perkara di antara mereka berdasarkan adat tersebut, atau juga dukun. Dari sini dapat dipahami bahwa segala sistem yang dibuat untuk landasan berhukum sebagai tandingan bagi syari'at Allah SWT, masuk dalam pengertian thaghut.
Dengan demikian memberhalakan pada esensinya adalah suatu penyembahan kepada selain Allah, baik berupa manusia, benda, maupun sistem hukum. bisa disimpulkan bahwa hakikat penyembahan berhala-berhala modern adalah paham-paham kesesatan dan kekufuran yang beredar luas dimuka bumi saat ini.Â
Ideologi kekufuran, falsafah kekufuran, dien kekufuran, nation state berpaham nasionalisme, hingga undang-undang buatan manusia. kesemuanya  adalah bentuk-bentuk berhala modern. Sebab esensi dan relevansinya dapat ditemukan antara berhala zaman jahiliah dan berhala modern, yakni kepada penyembahan kepadanya dan mengabaikan Allah dan syariatNya. Maka, jika ada seorang muslim di zaman modern ini telah ternag-terangan menolak hukum Allah dan memuja hukum selain hukum Allah, pada hakikatnya dia telah memberhalakan thaghut.
(AhmadSastra,KotaHujan,21/06/22 : 11.52 WIB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H