Mohon tunggu...
Ahmad Sastra
Ahmad Sastra Mohon Tunggu... Penulis - penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ahmad Sastra adalah seorang peminat literasi fiksi maupun nonfiksi. beberapa buku fiksi dan non fiksi telah ditulisnya. banyak juga menulis artikel populer di berbagai media masa cetak dan elektronik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Anjing Menggonggong, Kafilah Berlalu

7 Juni 2022   14:47 Diperbarui: 7 Juni 2022   15:01 18695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mentalitas anjing lainnya adalah selalu menggonggong kepada siapapun yang melewati rumah tuannya atau kepada siapapun yang mendatangi rumah tuannya. Anjing akan terus menyalak untuk membela tuannya yang selama ini telah memberikan makanan. Bahkan, tak jarang anjing-anjing itu mengejar orang yang tak bersalah hingga menggigitnya. 

Sementara mulut anjing itu mengandung penyakit rabies yang sangat membahayakan. Itulah mengapa dalam Islam, air liur anjing tergolong sebagai najis besar (mugholadhoh) yang mesti dibersihakan 7 kali yang salah satunya memakai media tanah. Pantas saja dalam pepatah di atas, kata anjing sebagai yang bermakna negatif.

Sifat buruk anjing ini digambarkan Allah dalam firmanNya : Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (QS: Al-A'raf: 176).

Diksi kedua adalah kafilah yang bermakna positif. Kafilah adalah sebuah rombongan (dagang) di padang pasir yang terdiri dari iring-iringan unta. Nama alternatif adalah karavan. Ada juga yang menyebutkan bahwa kafilah adalah pengembara atau pedagang yang menjual berbagai kebutuhan pokok dengan cara berdagang secara berkeliling dan berpindah-pindah tempat. Kafilah sudah ada sejak zaman para Nabi dan masih ada hingga kini.

Jika dilihat dari arti kata ini, maka kafilah adalah sekelompok orang yang memiliki tujuan baik, yakni berdagang dengan berpindah tempat. Jika dikaitkan dengan aktivitas yang lebih luas mungkin jamaah dakwah yang menyebarkan Islam namun mendapatkan gonggongan atau gangguan dari para pembenci Islam yang terus menista, memusuhi, mengkriminalisasi bahkan menfitnah. Maka, bisa dimaknai seperti ini : biarlah anjing menggonggong, namun kafilah dakwah terus melaju.  

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ?. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah ?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat (QS Al Baqarah : 214).

Konsekuensi sebagai muslim adalah memiliki pemahaman tentang Islam sebagai agama yang dibawa oleh Rasulullah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan orang lain dan dengan dirinya sendiri. Seorang muslim juga adalah yang punya kesadaran atas dorongan iman terhadap berbagai hukum perbuatan dalam Islam. Hukum perbuatan dalam Islam yang harus dijadikan sebagai timbangan adalah wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram.

Seorang muslim juga adalah yang mengamalkan apa yang yang telah dipahami dan disadari. Amal perbuatan seorang muslim dinamakan ibadah atau amal sholih, baik ibadah mahdhoh maupun ghoiru mahdhoh. Hal mendasar yang wajib diamalkan seorang muslim adalah rukun Islam, yakni membaca syahadah, mendirikan sholat, membayar zakat, melaksanakan puasa dan melaksanakan haji jika berkemampuan.

Tidak hanya sampai disitu, seorang muslim juga berkewajiban untuk menuntut ilmu dan berdakwah. Pemahaman islam hanya bisa diwujudkan dengan menuntut ilmu, sementara dakwah adalah kewajiban setiap muslim untuk mengajak manusia kepada jalan Allah. Dakwah bisa juga disebut sebagai amar ma'ruf nahi munkar. Amar ma'ruf maknanya mengajak kepada Islam, sementara nahi munkar maknanya mencegah kemunkaran. Ma'ruf bisa juga bermakna segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah, sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri ?" (QS Fushilat : 33). Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS Al Imran : 104).

Di saat seorang muslim dengan keimananannya mengambil jalan dakwah amar ma'ruf nahi munkar secara konsisten, disaat itulah berbagai ujian dan cobaan akan silih berganti menyapanya, baik secara internal maupun eksternal. Ujian akan terus mendera para pengemban dakwah yang istiqomah sebagai konsekuensi dari Allah, bahkan sebagai bentuk kecintaan Allah. Cinta memang perlu diuji. Sebab untuk masuk surga itu tidaklah mudah, namun harus melewati berbagai rintangan yang telah Allah tebarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun