Stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur Malaysia Minggu malam (26 Desember 2010) menjadi saksi kalahnya Garuda oleh Harimau. Sayap Garuda patah dan tidak bisa terbang untuk melawan cengkeraman Harimau Malaya. Di laga leg ke-1 Final AFF Suzuki Cup 2010 itu, tim Nasional kita dibungkam tiga gol tanpa mampu mengimbangi permainan Malaysia yang penuh percaya diri. Sayap kiri dan kanan Garuda yang biasanya mengepak dengan gagahnya, malam itu layu dan loyo tak bisa mengimbangi kelincahan dan keperkasaan Harimau Malaya. Entah apa penyebabnya? Apakah karena meraka kelelahan akibat aksi tebar pesona para politisi yang mendompleng ketenaran Tim Nasional atau kelelahan dikejar-kejar media masa untuk mendapatkan bahan berita? Atau jangan-jangan mereka demam panggung karena bermain di kandang Harimau Malaya, karena biasanya GAruda hanya mengangkasa di Bumi Nusantara tanpa ada pengalaman mengudara di luar negeri (luar kandang) Namun kekalahan ini tentu saja bukan akhir segalanya. Masih ada laga leg ke-2 final yang rencananya digelar di bumi Nusantara tepatnya di Gelora Bung Karno (GBK) tanggal 29 Desember 2010 nanti. Laga kedua itu akan menjadi tugas berat. Untuk menaklukkan Malaysia, Timnas Indonesia butuh kemenangan dengan empat gol tanpa kebobolan. Bila dalam dua babak kita menyarangkan tiga gol tanpa bobol, maka laga dilanjutkan perpanjangan waktu. Dan lagi, final AFF Suzuki Cup 2010 bukanlah akhir segalanya. Masih banyak yang perlu dibenahi di rumah kita, laksana mencabuti rumput liar di halaman sendiri. Kita tentu mendukung dan mendorong upaya itu. Sayap Garuda boleh patah, tapi ia akan pulih, menjadi lebih kuat, terbang lebih tinggi! Untuk itu agar sayap garuda segera sembuh dan bertambah kuat, maka segenap anak bangsa marilah kita benahi Tim Nasional kita, organisasi PSSI kita dan dunia olah raga kita. Mari kita jauhkan kepentingan para politisi untuk mengkudeta dunia olah raga kita dalam cengkeraman mereka. Apalagi semakin mendekatyi tahun 2014 tentunya syahwat politik para politisi untuk menunggangi dunia olah raga kita akan semakin besar. (AM, 27 Desember 2010).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H