Belum sempurna rasanya jika ke Tanah Suci ini tak singgah di Jabal Rahmah, bukit yang ada di seputaran Padang Arafah. Di bukit itulah Adam dan Hawa bertemu kembali setelah berpisah ratusan tahun lamanya. Sampai kini, bukit ini masih berbentuk batu cadas dengan sebuah tugu monumen di puncaknya serta terdapat anak tangga dari beton untuk mencapai puncaknya. Banyak jemaah yang naik ke bukit ini, termasuk penulis yang diberi kesempatan oleh Allah untuk menziarahi Rumah NYA akhir tahun 2009 lalu.
Tugu Monumen yang bercat putih ada dipuncak Jabal Rahmah
Jabal Rahmah yang berarti bukit penuh rahmat, selalu dipenuhi peziarah karena mempunyai sejarah penting dalam Islam. Dikisahkan, di bukit inilah Nabi Adam dan Ibu Hawa bertemu setelah ratusan tahun diturunkan dari syurga ke bumi. Konon, di tempat ini merupakan tempat terbaik untuk berdoa meminta jodoh atau meminta langgengnya cinta. Dikatakan, apabila seseorang berdoa di atas bukit ini untuk meminta pendamping hidup atau dilanggengkan cintanya serta diberikan keluarga yang sakinah mawadah wa rahmah, niscaya doanya dikabulkan Allah. Wallahualam.
Penulis beserta istri tercinta juga tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk berdo'a
Sayangnya, kekhusyukan jemaah yang berdoa sedikit terganggu oleh para penziarah yang berebut untuk menuliskan namanya dan nama pasanganya di Tugu Monumen, konon agar dimudahkan jodohnya atau dilanggengkan cintanya. Sehingga ulah para penziarah ini membuat Tugu Monumen menjadi hitam warnanya karena goresan tinta meraka. Padahal hal ini tidak ada dalam tuntunan agama, sehingga mestinya dihindari agar tidak menjurus kedalam kesyirikan.
Tugu Monumen menjadi hitam warnanya
Para penziarah berebut menuliskan namanya di Tugu Monumen
Tidak seperti Jabal Tsur dan Jabal Nur yang terlihat gersang. Di sekitar Bukit Rahmah ini dan juga daerah sekitarnya, yakni Padang Arafah sudah banyak ditemukan pohon yang menghijaukan pandangan. Konon pohon-pohon ini ditanam atas ide dari Bung Karno sehingga nama dari pohon inipun dinamakan Pohon Soekarno.
Pohon Soekarno menghijaukan Padang Arafah dan daerah sekitar Jabal Rahmah
Di pelataran parkir juga terdapat papan petunjuk tentang bukit ini, termasuk sejumlah larangan yang dilakukan pengunjung. Selain itu, unta yang dihiasi oranamen bunga warna-warni yang mencolok, sehingga terlihat ngejreng, siap ditumpangi pengunjung untuk foto bersama.
Unta dengan ornamen bunga yang cukup mencolok
Untuk foto bersama unta ini, penziarah harus hati-hati karena kadang-kadang si pemilik unta ini memaksa pengunjung untuk naik unta dan foto dengan kamera Polaroid mereka. Bahkan, ia tak hanya satu kali menjepret, tapi bisa berkali-kali. Sehingga jumlah yang harus dibayar penziarah pun jadi membengkak. Sebab itu, kita harus pandai menolak atau berkata tegas kepada si tukang foto ini agar kantong tak kebobolan. (AM, 9 Feb. 2010)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H