Nangka & Kenangan.
Â
Banyak kenangan yang tumbang. Jika dulu tanaman Supril dengan kategori jenis tanaman gulma, populer ditanam orang-orang di hadapan rumah. Pada sisi daunnya memiliki spora, sebagai alat reproduksi, siapa yang hendak menanamnya, hanya cukup melemparkan daunnya yang di ujung tepi-tepinya berspora kedalam pot tanaman dan lalu tumbuh.
Sementara, hujan masih menambah intensitasnya, seperti cinta, sebab hujan adalah rahmat dari tuhan. Ditengah suara rintiknya yang deras bergemericik. Di sini, pikiranku kerap mendisasosiasi dan mendeskontruksikan kata, seperti "Nangka" misalnya saja, menjadi "Kanang" lalu mencari padanan kata yang tepat, "Kenang" dan menjadi kenangan.
"Tentu, banyak kenangan yang tumbang". Yang entah, terhapus atau bersembunyi dalam sebuah kotak ingatan atau memori. Dan beberapa hal yang tidak bisa diambil suatu pelajaran dari kisah yang pernah siapa saja orangnya mengingat ingatan tersebut. Â
Â
Mengingat lagi, kisah dimana, ayahku adalah seorang Pakistan. Dan, sementara seorang berkebangsaan Indonesia bersuku Lampung, merupakan koleganya yang kerap arisan bersama komunitas yang komunitas tersbut dilabeli "Pakis Kawat", yang konon, nama tersebut, diambil dari banyaknya tumbuhan pakis di wilayah tersebut dahulunya. Ya, seperti tanaman Supril, tumbuhan seperti Pakis juga adalah jenis kategori gulma yang tumbuh di kelembaban. Hal ini, apakah menurutmu cukup "mindstream dan disasosiatif" tapi, aku belum mungkin mengganti kisahnya.Â
Banyak kenangan yang tumbang. Meski manusianya, menumbuhkan lagi dan lagi persoalan yang baru untuk diingat. Dan, atap rumah yang bocor ini bersamaku, yang mungkin akan membawaku pada gelincir waktu ?
Dan beberapa wanita yang aku ketahui sangat tajam menganalisa, berbagai macam hal yang melekat ditubuh seorang laki-laki. Â Dan, bagiku menulis adalah menumbuhkan jalan, dalam sirkuit syaraf otak seseorang, menemukan ruang dimensi baru, yang kelak berlaku sebagi habitatnya.
Â
Banyak kenangan yang tumbang.
Â
Di sini, orang-orang melupakan hal-hal yang pahit yang pernah terjadi, lalu melepaskannya dalam tidur dan mimpi. Lalu, terbangun dengan dimensi-dimensia dan amnesia yang baru, manusia mungkin berarti adalah sejarah amnesia dan waktu mengganti-ganti perubahan bentuk dasar dari habitat berpikir mereka yang dahulu.
Â
17/01/2025.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H