Mohon tunggu...
Ahmad Wansa Al faiz
Ahmad Wansa Al faiz Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

Pengamat - Peneliti - Data Analis _ Sistem Data Management - Sistem Risk Management -The Goverment Interprestation Of Democrasy Publik Being.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Natal Dalam Repleksi Interpretatif Qur'ani.

25 Desember 2024   11:50 Diperbarui: 25 Desember 2024   11:50 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Falsafah Kenabian : Murtadha Muthahhari (Sumber Gambar. Tokopedia).

Refleksi ini juga mengingatkan bahwa di tengah perbedaan keyakinan, ada nilai-nilai universal yang dapat menjadi jembatan pemersatu. Kesejahteraan, perdamaian, dan kasih sayang adalah nilai-nilai yang diusung oleh semua agama, dan momentum Natal bisa menjadi waktu yang tepat untuk menguatkan komitmen bersama terhadap nilai-nilai tersebut.

FALSAFAH KENABIAN ISA AS: PERSPEKTIF QURANI DAN PEMIKIRAN MURTADHA MUTHAHHARI.

Falsafah Kenabian : Murtadha Muthahhari (Sumber Gambar. Tokopedia).
Falsafah Kenabian : Murtadha Muthahhari (Sumber Gambar. Tokopedia).

artinya : Dia (Isa) berkata, "Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia (akan) memberiku Kitab (Injil) dan menjadikan aku seorang nabi. (Surat Maryam Ayat 30).

Ayat dari Surat Maryam ini membuka dimensi mendalam tentang hakikat kenabian, khususnya melalui pernyataan Nabi Isa AS yang menegaskan tiga hal fundamental: statusnya sebagai hamba Allah ( ), penerimaan kitab suci, dan pengangkatannya sebagai nabi. Mari kita telaah ini melalui perspektif falsafah kenabian, khususnya pemikiran Murtadha Mutahhari.

Ayatullah
Ayatullah "Murtadha Muthahhari" (Sumber Gambar. Liputan Islam.com).


Murtadha Mutahhari, dalam karyanya tentang falsafah kenabian, menekankan beberapa point penting yang sangat relevan dengan ayat ini:

Pertama, Mutahhari menekankan bahwa kenabian adalah manifestasi dari "hidayah umum" (al-hidayah al-ammah) Tuhan kepada manusia. Dalam konteks Nabi Isa AS, pernyataan " " (sesungguhnya aku adalah hamba Allah) merefleksikan konsep fundamental ini. Menurut Mutahhari, pengakuan kehambaan ini bukan sekadar pernyataan ketundukan, tetapi merupakan prasyarat esensial kenabian itu sendiri.

Kedua, Muthahhari menggarisbawahi bahwa nabi memiliki dua dimensi: dimensi manusiawi dan dimensi ilahiah. Dalam ayat ini, dimensi manusiawi ditunjukkan melalui pengakuan kehambaan, sementara dimensi ilahiah tercermin dalam pemberian kitab dan pengangkatan sebagai nabi. Mutahhari menegaskan bahwa keseimbangan kedua dimensi ini crucial dalam memahami hakikat kenabian.

Dalam bukunya "Falsafah Kenabian", Muthahhari menjelaskan:
"Kenabian bukanlah sekadar jabatan spiritual, melainkan merupakan tingkat kesempurnaan eksistensial yang memungkinkan seorang manusia menerima dan menyampaikan wahyu ilahi. Kesempurnaan ini dimulai dari pengakuan sempurna akan kehambaan kepada Allah."

Tentang frasa " " (memberiku Kitab), Muthahhari melihatnya sebagai simbol otoritas divine yang diberikan kepada nabi. Namun, ia menekankan bahwa otoritas ini tidak terpisah dari tanggungjawab. Dalam pandangannya, kitab suci bukan sekadar teks, melainkan manifestasi konkret dari hidayah ilahiah yang harus disampaikan dan diteladankan.

Lebih jauh, Muthahhari mengembangkan konsep "al-'ismah" (kemaksuman) dalam konteks kenabian. Menurutnya, pernyataan Nabi Isa AS dalam ayat ini menunjukkan kesadaran penuh akan posisinya sebagai hamba sekaligus penerima wahyu. Kemaksuman, dalam pandangan Muthahhari, bukan berarti ketidakmungkinan berbuat salah, melainkan kesadaran permanent akan kehadiran Allah yang menghasilkan keterjagaan spiritual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun