Mohon tunggu...
El Sabath
El Sabath Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

"Akar sosial adalah masyarakat dan kajemukan, dan "Fenomena Sosial Di dasarkan pada gambaran nilai normatif Individu, terhadap ruang interaktif relasi sosial, hal yang mendasar adalah sosial sebagai fenomena individu yang tidak terlepas dari sumberdaya, yang relatif dan filosofis, dan apakah ranah sosial adalah sesuatu yang sesuai makna filosofis, atau justru gambaran dari kehampaan semata, yang tidak dapat di ukur sikap atau ruang lingkup sosialkah, yang berarti suatu ilutrasi pamplet kekacauan revolusi massa, atau komunisme historis dalam sejarah pergerakan politik?"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Fana

3 November 2024   02:05 Diperbarui: 3 November 2024   03:22 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fana -



0/


Melihat pergantian siang dan malam
mungkinkah di langit ada gear-gear; yang memutar waktu
seperti jam pada lengan kananmu?
menunjuk pada arah pergantian -


apakah arti ikrar zaman?

melihat kesan dan tanda senyummu?
mungkin saja menjadikan abadi?

ingatan yang melekat?

tapi, cakrawala senja itu tak pernah hengkang letak
dan arahnya di sanubari pada suatu letak yang terus-menerus
di barat senja tenggelam, kuning bagai "sepotong senja untuk Alina"
mungkin kita tak pernah kemana-mana;

kita berubah, tapi naluri alam raya tetap setia dalam ketetapan
yang terdahulu -

: aku telah mengingkari sejarah
dan melupakan perlawanan - namun, tidak bagi cita-cita dan mimpi -mereka yang lebih awal

dan telah pergi kepada kematian:

kita lahir oleh cinta, mereka
meski kepergian dan kematian- adalah pengkhianatan bagi hidup.


1/


Di sini, engkau meninggalkanku dalam sunyi
sepi yang lamat-lamat merunduki celah-celah buram waktu
dalam kolase yang lebih klise dari bias, "seperti biasanya"

meski demikian, yang menyakitkan, langkahmu, lamat-lamat
menghela nafas akhir pada dini hari itu?
menyemayamkan duka yang tidak diduga
engkau telah abadi di dalm ingatan dan khayalku
imaji tentang masa lalu berbatas balut kisah mengenai cerita-cerita
engkau telah menjadi racun bagi kewarasanku


2/


lagi,
telah aku ingkari sejarah
namun, mimpi dan cita-serta cinta mereka yang mati
masih aku kenang

sebab, mereka yang telah pergi dan mati
mereka yang lebih awal bertemu dengan kebenaran
dan yang maha benar.

dan, dalam kepastian hidup
mereka yang hidup tetaplah salah -
di mata nurani yang hakiki.


A.W.e
Bandar Lampung, 
03/10/2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun