Mohon tunggu...
El Sabath
El Sabath Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

"Akar sosial adalah masyarakat dan kajemukan, dan "Fenomena Sosial Di dasarkan pada gambaran nilai normatif Individu, terhadap ruang interaktif relasi sosial, hal yang mendasar adalah sosial sebagai fenomena individu yang tidak terlepas dari sumberdaya, yang relatif dan filosofis, dan apakah ranah sosial adalah sesuatu yang sesuai makna filosofis, atau justru gambaran dari kehampaan semata, yang tidak dapat di ukur sikap atau ruang lingkup sosialkah, yang berarti suatu ilutrasi pamplet kekacauan revolusi massa, atau komunisme historis dalam sejarah pergerakan politik?"

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tiga Kisah Satu Frase: "Dari Gelap Terbitlah Foton - "Dari Foton; Hidayah Dan Fisika Sains."

25 Oktober 2024   20:05 Diperbarui: 25 Oktober 2024   20:05 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dari Gelap Terbitlah Foton - "Dari Foton; Hidayah Dan Fisika Sains."

"Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari berbagai kegelapan menuju cahaya (yang terang benderang). Dia Maha Penyayang kepada orang-orang mukmin."

( Surat Al-Ahzab :43).

Perjalanan Cahaya: Narasi Molekuler dalam Kegelapan.

Dalam setiap momen kegelapan, terjadi sebuah tarian molekuler yang menakjubkan - sebuah koreografi sempurna antara cahaya, logam, dan molekul-molekul kehidupan. Mari kita menyusuri kisah ini lebih dalam, mengungkap misteri bagaimana cahaya berinteraksi dengan materi dalam perjalanannya menuju kegelapan.

 Simfoni Kegelapan

Bayangkan seberkas cahaya matahari yang jatuh ke permukaan daun. Dalam sepersekian detik, foton-foton energetik ini memulai perjalanan transformatif mereka. Di permukaan daun, molekul-molekul klorofil, dengan mahkota magnesiumnya yang berkilau, menunggu untuk menangkap energi ini. Setiap molekul klorofil adalah seperti penari yang terampil, mengeksekusi gerakan presisi dalam balet molekuler yang kompleks.

 Orkestra Molekular.

Dalam level atomik, elektron-elektron dalam orbital molekul bergerak dengan ritme yang diatur oleh hukum-hukum kuantum. Ketika foton datang, mereka tidak sekadar menghilang - mereka memulai serangkaian reaksi yang menciptakan "bayangan" melalui proses absorpsi yang rumit. Seperti yang dijelaskan dalam Journal of Physical Chemistry (2020), proses ini melibatkan "tarian" elektron yang melompat dari satu orbital ke orbital lainnya, menciptakan keadaan tereksitasi yang singkat namun krusial.

Para Penari Logam.

Di tengah pertunjukan ini, ion-ion logam memainkan peran vital. Besi, tembaga, dan seng - logam-logam transisi ini adalah bintang dalam drama molekular kita. Dalam hemoglobin, misalnya, atom besi tidak hanya mengikat oksigen tetapi juga berpartisipasi dalam absorpsi cahaya, memberikan warna merah karakteristik pada darah. Kompleks logam ini, seperti yang ditulis oleh Professor Maria Henderson dalam "Bioinorganic Chemistry Review" (2021), adalah "maestro molekular yang mengorkestrai transfer elektron dengan presisi menakjubkan."

Kisah dalam Kegelapan

Ketika cahaya memasuki material yang kaya akan molekul-molekul penyerap ini, terjadilah fenomena yang oleh fisikawan kuantum disebut sebagai "cascade effect." Energi foton tidak hilang begitu saja - ia ditransformasi, dipecah, dan didistribusikan dalam bentuk-bentuk lain. Sebagian menjadi panas, sebagian menggerakkan reaksi kimia, dan sebagian lagi mungkin direemisikan sebagai fluorescence atau fosforesensi.

Aplikasi dalam Kehidupan Modern.

Pemahaman tentang tarian molekular ini telah membawa kita pada terobosan teknologi yang menakjubkan. Dari panel surya yang mengkonversi cahaya menjadi listrik hingga terapi kanker yang memanfaatkan fotosensitizer, prinsip-prinsip absorpsi cahaya telah merevolusi cara kita memanfaatkan energi dan menyembuhkan penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun